Prolog

13.3K 1.2K 52
                                    



"Tidak. Aku tidak mau, ini bukan zaman dahulu Ayah".

Pria yang dipanggil Ayah itu mendengus Kesal mendengar Penolakan yang kesekian kalinya dari Putri semata wayangnya.

"Joohyun, Usia mu sudah 27 tahun. Sudah saatnya kamu menikah".

"Tapi bukan berarti aku harus dijodohkan!". Ucapnya dengan frustasi

"Aku sudah punya kekasih ayah..". Suaranya berubah lemah dan memohon

"Kau pikir model seperti Dia dapat menjamin kehidupan masa depan mu? Tidak Bae Joohyun! Dia sama sekali bukan type menantu idaman ku!". Tuan Bae sedikit meninggikan suaranya.

"Ayah!"

"Sudah cukup! kau selalu mengekang keinginan ayah. dulu disaat ayah memohon padamu untuk meneruskan perusahaan, kau justru memilih untuk menjadi desainer. Ayah memahami dan menghargai mimpimu"

"Tapi untuk urusan masa depan mu, Ayah tidak bisa tinggal diam"

"Ayah aku mohon.. "

"Pertemuan dengan keluarga Kim akan dilaksanakan besok, kau harus hadir disana".

"Bukan seperti ini caranya memaksa kehendak orang lain!!". Pekik Irene dengan wajah memerahnya.

Tuan Bae yang baru saja ingin membuka pintu langsung terhenti karena mendengar teriakan Putrinya.

"Aku mencintai dia. dan ayah tidak berhak untuk memutuskan hubungan kami"

Wajah Tuan Bae berubah sendu, dia menatap wajah Putrinya yang sedang terisak itu dengan sangat dalam. Ada raut kecewa sekaligus terluka dari wajahnya yang sudah tidak lagi muda.

"Bae Joohyun". Panggil nya lembut

"Kau Putri kecil ayah kan?"

Tidak ada jawaban maupun balasan dari Irene yang kini memilih diam sambil menatap wajah ayahnya.

"Kau sudah dewasa sekarang, dan ayah semakin Tua. Tubuh ayah tidak sekuat dahulu disaat ayah masih melindungi mu dengan baik". Airmata Irene makin banyak terjatuh dari kedua matanya mendengar ayahnya berkata demikian.

"Ayah dan Ibu menyayangi mu. Apapun kami lakukan agar kau dapat bahagia, tapi melihat mu seperti ini membuat Hati ayah sedikit Terluka.. ". Tuan Bae berbicara dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Dari dulu ayah selalu ingin bertanya. Apa kau sadar, semenjak kau berhubungan dengan Dia tanpa kau sadari, kau melupakan kami, orangtuamu. Kau lebih sering keluar negeri bersamanya, menghabiskan waktu bersamanya, bahkan kau lebih memilih pindah ke apartemen mu, tanpa kau sadari bahwa kau melukai perasaan ayah dan ibu.. "

Irene menundukkan kepalanya dan menangis lebih sedih karena mendengar penjelasan yang cukup membuat dadaknya sesak. Dia sudah menyakiti hati kedua orang tuanya

"Ayah aku... "

"Kau mencintai Dia, ayah mengerti Irene. Tapi bukan berarti kau melupakan kami begitu saja.. "

Hening.. Suasana diruang kerja Irene berubah menjadi bungkam. Bermacam-macam segala hal berkecamuk diotak Irene saat ini.

Tapi Hati nya kini tergerak

Dia menarik nafasnya dalam bahkan menutup matanya sebentar sebelum kembali menatap wajah ayahnya.

"Baiklah.. "

"Aku akan menuruti keinginan ayah jika itu yang membuat kalian bahagia"

.
.

Dilain tempat, tepatnya di pusat kantor Kim corporation. Pasangan Ayah dan anak itu sedang asik bermain Catur diruangan Putranya.

"Bingo!"

"Akhhh... Aku kalah lagi". Suho manarik rambutnya frustasi dan membuat ayahnya tertawa kecil.

"Sudah aku bilang. Kemampuan teknikmu tidak berubah sejak dulu dan itu mudah untuk lawan yang sudah mengenali mu". Ucap pria paruh baya tersebut dengan wajah menyombongkan dirinya.

Suho yang mendengar hal itu lantas saja mendengus kesal.

"Aku kalah, Karna ayah orangnya. Aku selalu menang melawan yang lain, tapi ayah mempunyai teknik yang sulit aku ketahui"

"Kau mengakui bahwa ayahmu ini hebat"

"Ayah terlalu percaya diri"

Setelah itu mereka berdua hanyut dalam gelak tawa, karena merasa bahwa obrolan mereka sedari tadi hanya mengenai masalah Catur.

"Junmyeon~ah"

"Nde, aboenim"

Tuan Kim meletakan cangkir kopinya keatas meja kembali, sebelum menatap putra semata wayangnya dengan lembut .

"Berapa umurmu sekarang?"

"Umurku 28, aboenim"

Tuan Kim menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis dari wajahnya yang masih menawan walaupun sudah tidak lagi muda.

"Kau Putra kebanggaan ayah sejak dulu, Kau sukses di usia muda dan berhasil membawa nama keluargamu dengan baik".

"Tentu aku lulusan Harvard kalo ayah baru tau". Ujar suho dengan percaya diri, membuat ayahnya lagi-lagi tertawa.

"Kau masih single kan?"

"Kenapa ayah bertanya begitu?"

"Tinggal jawab saja"

Suho meminum americano nya terlebih dahulu sebelum menjawa pertanyaan ayahnya.

"Hmm.. Begitulah. Ayah tau sendiri bahwa keseharian ku hanya sibuk didalam pekerjaan saja, dan aku sama sekali tidak punya waktu untuk Berkencan diluaran sana"

Mendengar hal itu lantas saja Tuan Kim langsung berdiri dari duduknya dan kembali memakai Jasnya.

"Baiklah, nanti malam kita akan ada pertemuan dengan keluarga Bae"

"Untuk apa?". Tanya suho dengan wajah bingung nya

"Kau akan menikah junmyeon"

Suho yang mendengar hal itu langsung membulatkan matanya lebar dan menatap wajah ayahnya penuh tanda tanya.

"Me.. Menikah?"

"Iya, dan kau harus menuruti keinginan ayah"

"Ta.. Tapi aku"

"Kau sudah siap untuk menikah, tidak ada lagi penolakan. Karena kau adalah putra ku"

Suho hanya bisa menunduk dan mengaangukan kepalanya singkat pertanda setuju.

Karena dari sini lah, semua yang kau ekspetasi kan akan jauh dari luar dugaanmu.

Dunia baru mu belum tentu membuatmu nyaman dan juga bahagia..





Precious ✔ [ Sudah Dibukukan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang