"Buruan Jin! Berentiin!"
"Iya ini udah berhenti!" Ujar Hyunjin kesal sambil menepis tangan Aster yang terus memukuli helmnya, "Jaemin doang padahal. Kali aja udah pulang duluan."
"Sok tau!" Gadis itu melepas helmnya asal, "masalahnya tadi aku sudah bilang ke Jaemin biar tunggu di uks, jangan pulang duluan!"
"Yee, itu mah kamu yang goblok."
Aster memukul pundak Hyunjin keras sebelum berlari kembali masuk ke dalam sekolah. Meninggalkan pemuda Hwang yang menjerit tidak terima di belakang sana.
Tapi Aster tidak peduli, terus melanjutkam aktivitas berlarinya menuju uks di pojok sekolah. Berharap Jaemin masih ada di sana atau paling tidak tertidur tanpa sadar.
Jadi tidak perlu Aster pusing memikirkan apakah Jaemin pulang selamat sampai rumahnya.
"Jae!"
Oh, keberuntungan.
Jaemin baru saja keluar dari uks.
"Aster, ke mana aja?"
Aster mengernyit. Aneh, karena baru kali ini Jaemin menanggapinya dengan suara.
Bukan gelengan, bukan anggukan, dan bukan gerakan bahu.
"Ada urusan bentar sama Hyunjin, kamu nunggu?"
Pemuda itu mengangguk, "katanya suruh tungguin."
"Oh iya," gadis itu menggaruk tengkuknya canggung, "tas mu di dalem udah di ambil?"
"Sudah," Jaemin menyondongkan bahunya, "yuk pulang."
"Uks kamu yang ngunci? Kok udah ditutupin gordennya?"
"Tadi ada anak pmr yang ngasih kunci ke aku terus disuruh taruh di bawah pot taneman kalo udah selesai ngunci. Gak mau nungguin aku, takut kena sial katanya."
Aster hanya meringis. Jaemin mengucapkan itu dengan santai dan tanpa ekspresi. Seolah dia baik-baik saja dengan itu semua.
"Hyunjin tuh," tunjuk Jaemin kepada pemuda Hwang yang sedang duduk di atas motornya ketika sampai di jalan keluar sekolah.
Detik selanjutnya, Hyunjin langsung menoleh, "sudah selesai? Mau pulang bareng Jaemin apa gimana?"
"Eum, bareng Jaemin deh. Mau nganterin dia pulang sekalian."
Sebelum mendapat persetujuan dari Hyunjin, Jaemin lebih dulu menolaknya.
"Gak, gak usah, kamu bareng Hyunjin aja. Kan sudah ditungguin mulai tadi," ujarnya pelan serta melepaskan tautan tangan mereka, "tapi besok temenin aku ya?"
"Ke mana?"
Jaemin tersenyum hingga meninggalkan garis pada matanya, "bikin piercing."
"HAH?!"
"Duluan Aster!"
Belum selesai gadis itu menyalurkan rasa terkejutnya, pemuda Na sudah berlari dan menaiki bus secepat mungkin. Meninggalkan Aster yang melongo kebingungan.
"Asing ya denger Jaemin ngomong," Hyunjin menopang dagunya, "tapi dia keren juga mau masang piercing. Aku kira gara-gara dibully dia jadi ga berani aneh-aneh."
"Keren darimananya?! Aku aja kaget?!"
Hyunjin tertawa, "jadi inget Jeno."
"Jeno? Kenapa Jeno?"
"Jeno 'kan sebelum meninggal juga pernah bilang mau bikin piercing."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] afterglow ✓
Fanfictionnyatanya, menjadi cahaya setelah senja tidak semenyenangkan itu. ft. jaemin. est. 2018 ⚠️ murder, bullying, harsh words, unrevised cover by asa & lili! @ekuator ; @dazage ♡!