2. ex-friend

10.1K 2.1K 240
                                    







"Wah coba lihat siapa yang dia gandeng."

"Jangan mulai lagi Haechan, aku gak mau denger,"

Pemuda yang disebut Haechan itu hanya tertawa sinis lalu menghunuskan tatapan tajam ke arah Jaemin yang sedikit bersembunyi di belakang Aster.

Aster yang menyadari itu menatap kesal Haechan. Bagaimana tidak kesal baru sampai di ambang pintu kelas Jaemin sudah menjadi sasaran lagi?

"Kamu mau kena sial kaya Jeno?" Lontarnya dengan nada dingin, "gara-gara dia?"

Bukannya menjawab gadis Jung malah mengeratkan genggamannya pada Jaemin. Membuat pemuda itu sedikit terkejut diikuti tatapan tidak percaya dari seluruh penghuni kelas saat ini.

"Jung Aster!" Bentak Haechan. "Lepas!"

Aster sempat melirik ke arah murid lain yang sama-sama menyuruhnya untuk melepaskan genggamannya.

"Lepas gak?!" Bentak Haechan sekali lagi, mencengkram tangan Aster, memaksanya menjauh, membuat jarak.

Jatinya Aster tidak mau, namun dengan tenaga Haechan yang nyatanya 3 kali lebih kuat dengan mudah membuat gadis Jung beranjak menjauh dari posisi awalnya.

"Apa-apaan sih, Haechan?"

"Kamu gila ya?! Kamu bisa kena sial tau?!"

Aster terkekeh, menatap Haechan sengit, "pembual. Sama aja kayak yang lain."

"Jeno mati gara-gara deketin dia belum bisa bikin kamu percaya?!" Pemuda itu masih setia dengan nada tingginya, "Bahkan aku gak sudi nyebut namanya!"

"Haechan!" Suara sang gadis ikut meninggi, tapi bukan berarti dia berhasil lepas dari cengkraman Haechan yang menggeretnya keluar pada detik berikutnya.

Terpaksa meninggalkan Jaemin di kandang binatang buasㅡkelasㅡsendirian.









afterglow.







Menggerutu.

Hal yang terus dilakukan Aster sejak didudukkan di sebuah meja kantin, di tengah-tengah teman Haechan.

Meskipun sudah mengenal mereka semua dengan baik, tetap saja dia tidak ingin di sini. Karena dia yakin, Haechan dengan segala omong kosongnya pastiㅡ

"Jangan tanya kenapa, karena dia selalu bareng si anak sial,"

ㅡmemulai drama.

"Anak sialㅡJaemin maksud lo?" Sahut Hyunjin yang langsung dihadiahi sentakan Haechan.

"Jangan sebut namanya!" Dahi pemuda itu berkerut keseluruhan, "gua gamau denger!"

Renjun menatap Haechan sebentar, kemudian beralih memainkan sedotan, "sensi banget."

"Hooh, percaya aja lo sama yang gituan." Jinyoung menopang dagu, "lagipula bukan masalah 'kan kalau Aster ngajak ngomong Jaemin?"

Aster yang hendak mengangguk mendadak mengubah gestur kepala menjadi mundur beberapa senti.

Kaget karena mendadak Haechan memukul meja.

"Masalah! Kalian mau Aster kena sial kaya Jeno?"

"Alah Chan. Jeno ya Jeno, Jaemin ya Jaemin. Ya kali Jeno meninggal gara-gara dia," tutur Jinyoung. "Hidup mati di tangan Tuhan, gabisa lo seenaknya ngomong gitu."

Mereka semua termasuk Aster mengangguk setuju.

"Memangnya lo gak inget lo pernah lengket banget sama Jaemin?" Lontar Hyunjin.

"Gak dan gak akan pernah," tegas Haechan dingin. "Gua gak pernah deket sama dia."

Mendengar itu, Hyunjin diam-diam berbisik kepada Aster, "bohong 'kan?"

"Soal?"

"Haechan yang ga pernah deket Jaemin."

"Bohong." Aster mengangguk, "dulu Haechan Jeno memang deket sama Jaemin tapi setelah Jeno meninggal, beberapa hari kemudian Haechan jadi berubah."

Hyunjin mengangkat salah satu alisnya, "berubah?"

"Iya, jadi mojokin sama sering ngatain Jaemin. Kayak ada orang lain di dalam yang bikin Haechan gak kayak Haechan lagi."

Hyunjin keheranan, "memangnya bisa gitu?"

"Semua orang bisa berubah dengan cepat 'kan? Dan Haechan salah satunya."

[1] afterglow ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang