"kamu dari mana saja?" tanya kimbum dingin dan tegas
Aku yang hendak meneguk air mineral yang berada di tangan seketika tak jadi dan memilih melayani kimbum
"ah bum maksudmu?" tanyaku santai
"aku bertanya kamu tadi dari mana?" tanya nya lagi
" aku pergi ke makam jo insung" jawabku singkat
"lalu?" tanya nya sedikit membentak
"tak terjadi apa-apa, hanya bertemu teman lama" jawabku ketus, aku heran akhir-akhir ini dia terlalu protectiv padaku
"teman lama tapi aku melihat ada bocah yang dulu pernah ku lihat bersamamu, ayolah sso jujur saja padaku sso dan satu lagi, wanita yang memakai pakaian seksi tadi bertato sama denganmu. Bisa kau jelaskan?"
Mendengar pertanyaan kimbum membuatku tak bisa berkata-kata. Aku terus memutar otak untuk mencari alasan yang tepat
"ahhhh mungkin kau salah melihat bum" jawabku enteng
"tak mungkin! Jelas-jelas dia bertato sepasang kelelawar di pundaknya sama persis denganmu" jawabnya padat
"mungkin saja hanya kebetulan" jawabku malas, aku yakin dia tidak akan berhenti mengorek semua kebenarannya
"tak mungkin kebetulan, pada kenyataannya kalian sangat akrab seperti teman sepergaulan misalnya?" ucapnya dingin
"sudahlah jangan dibahas, hanya masalah bertemu teman saja jadi besar begini" aku kesal dan pergi dari sana namun tanganku ditahan
"kau sudah berjanji tak akan menyembunyikan barang sedikit apapun dan kau berjanji akan mengungkap siapa jati dirimu yang sebenarnya" ucapnya membuatku sedikit bergetar
"kau belum menjelaskan dengan detail seperti apa kamu yang sebenarnya" ucapnya lagi
"cukup bum! Kamu kelewat batas. Kamu baru calon suamiku belum jadi suami sahku, kenapa kamu terlalu berlebihan! Aku tak suka ya sikap kamu yang seperti ini. Kalau pun sudah saatnya aku akan menceritakan jati diriku padamu" dengan menghempaskan tangannya aku pergi ke kamar dan menguncinya.
"oh jadi kamu hanya menganggapku seperti itu?baiklah jika begitu" ucapnya dibalik pintu dan kudengar derap langkah yang semakin menjauh
Aku bingung saat ini, apa yang harus kulakukan?aku memang salah telah bersikap seperti itu dan aku yakin dia kecewa saat ini. Entahlah yang pasti aku belum siap saat ini untuk berterus terang
Aku kembali memejamkan mataku berharap bisa melupakan semuanya. Semua yang sudah terjadi.
^^^
Sudah beberapa hari ini kimbum tak ada menghubungiku begitupun aku, terlalu gengsi untuk menghubunginya duluan, lebih baik seperti ini hidup masing-masing seperti dulu sebelum mengenal dia.
"kau tak terlihat berhubungan dengan kimbum, apa kalian berantam?" tanya wulan saat kita sarapan roti di dapur, aku hanya mengendikan bahuku tak peduli.
Hari ini hari minggu dan kita bebas dari kampus yang membelenggu beberapa pekan ini. Kita akan di hadapkan dengan beberapa praktek jadi sekarang ini sedang sibuk-sibuknya.
"kalau aku boleh memberi masukan, kamu jangan seperti ini. Kau masih ingat siapa yang membantu melindungi dan mengambilalih perusahaan appa mu? bahkan sampai sekarangpun aku yakin dia masih memimpin perusahaanmu dan mencoba mengembalikan kestabilannya. Kalau memang kalian ada masalah lebih baik dibicarakan dengan kepala dingin dan jangan saling egois" ucapnya membuatku ingin sekali tertawa kencang.
Pacaran saja belum pernah tapi so ingin mengguruiku. Aku tak memperdulikan nya dan meninggalkan dia yang masih terdiam, aku berdiri di balkon kamarku dan menghirup udara pagi dengan rakus
KAMU SEDANG MEMBACA
Bat Black
RandomTak pernah terfikir bahwa aku akan menjadi seorang pembunuh, pembunuh bayaran tepatnya. Bukan tanpa alasan aku melakukan hal yang keji seperti itu namun, dengan begitu aku harap bisa melunaskan dendamku atas kematian orangtua ku.