《CDD》- Bab18

2.7K 135 3
                                    

Kenapa takdir seolah mempermainkan kita...?
Apakah ini artinya takdir juga tidak menjodohkan kita berdua...?
{Ulil albab al-alam & Assyifa az-zahra}

°•○●°•○●°•○●°•○●


Malam hari telah tiba, syifa sedang bersiap untuk ikut makan malam. Tapi makan malam kali ini berbeda, karena malam ini abdi seorang lelaki yang akan dijodohkan dengannya akan datang bersama kedua orang tuanya yang sekaligus sahabat ayahnya, dan hal itu membuat syifa ragu untuk ikut makan malam, ia belum siap ia takut keputusannya akan menyakiti siapapun entah dirinya ataupun kedua orang tuanya

Dengan langkah ragu ia menuruni tangga menuju ruang makan, pandangannya ia jatuhkan kelantai, hatinya tidak karuan.

"Syifa sini sayang kenalin ini om Dermawan dan tante Astri sahabat ayah waktu SMA" panggil fadil lalu mengenalkan syifa pada sahabatnya itu

"Assalamu'alaykum om tante" ucap syifa lalu mencium punggung tangan keduanya

"Wa'alaykumussalam, cantik sekali kamu" ucap Astria sambil mengusap pipi syifa

"Putrimu ini sangat cantik fadil, saya saja pangling melihatnya" ucap Dermawan dengan nada bercanda

"Jelas cantiklah siapa dulu ayahnya" gurau fadil, semua orang tertawa mendengarnya termasuk abdi

"Ah oh iya syifa, ini Abdi anaknya om Dermawan" ucap fadil lagi, spontan abdi mengangkat pandangannya yang sedari tadi menunduk memandang syifa, begitupun dengan syifa. Tetapi hanya sejenak mereka saling menatap karena abdi lebih menundukkan pandangannya lagi

"Assalamu'alaykum syifa" ucap abdi sambil menunduk

"Wa'alaykumussalam" ucap syifa pelan

"Baiklah sekarang kita makan dulu, setelah itu kita bicarakan perihal perjodohan kalian" kata fadilah memecah keheningan diantara abdi dan syifa

"Ayo kalian makanlah! Ini yang masak syifa dan bundanya loh, pastilah kalian akan suka"kata fadil dengan nada gurau, fadilah hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat tingkah suaminya

Merekapun makan malam bersama dalam keheningan, hanya dentingan sendok yang sesekali berbunyi


°•○●°•○●°•○●°•○●


Selesai makan malam mereka semua berkumpul diruang tamu untuk membicarakan inti dari makan malam ini

"Baiklah, ayah langsung saja ke intinya. Abdi apa kamu bersedia untuk saja jodohkan dengan putri saya ini" tanya fadil yang lansung to the point

"Insyaa Allah om, saya tidak akan menolak keinginan orang tua saya, saya serahkan semua keputusannya pada syifa, tapi jika tidak bisa menjawabnya sekarang juga tak apa karena saya tahu ini bukan pilihan yang mudah"ucap abdi

Abdi tengah dilema hatinya dilanda kebimbangan, sungguh ia tidak tega menyakiti sahabatnya albab, dengan merebut syifa wanita yang dikagumi oleh sahabatnya itu, wanita yang namanya selalu terucap disepertiga malamnya. Akan tetapi, disisi lain ia juga tidak ingin mengecewakan pilihan orang tuanya. Dia hanya bisa berserah diri kepada-Nya, entah kemana takdir akan membawanya.

"Baiklah syifa akan memutuskan pilihan itu sekarang, sebelumnya syifa mau minta maaf sama semuanya terutama sama mas abdi. Bukannya saya nggak suka sama mas abdi, mas abdi ini pria yang baik, sopan, alim, dan mapan, pria yang sangat diidamankan setiap wanita tapi nggak tau kenapa saya udah istikhara tiga kali tetap aja hati saya menolak perjodohan ini"kata syifa dengan hati yang dipenuhi rasa bersalah kepada semua orang yang ada dihadapannya saat ini

"Saya tidak tau apa yang sedang ALLAH rencakan , sungguh saya benar-benar minta maaf ayah, bunda, tante Astri, om Dermawan"lirih syifa lalu menunduk, air matanya menetes begitu saja, hatinya sangat sakit ia tidak sanggu melihat kekecewan yang ada pada raut wajah orang-orang yang ada dihadapannya saat ini terutama kedua orang tuanya

Melihat syifa yang diliputi penuh rasa bersalah fadilah menghampiri putrinya itu, lalu memeluknya

"Sudah sayang tidak perlu merasa bersalah seperti itu, kita juga sebagai orang tua memang tidak ada niat untuk memaksa, ini hanya sekedar cara kami untuk memilikan jalan yang baik untuk kamu kedepannya. Walaupun menurut kami ini baik, tapi bisa saja ALLAH menyiapkan yang jauh lebih baik lagi buat kamu. Bunda terima keputusan kamu sayang" kata fadilah dengan penuh sayang, sungguh ia tidak tega melihat keadaan putrinya yang berada dalam dilema

Fadil terkagum ditempatnya melihat bagaimana cara kedua wanitanya itu memutuskan pilihan mereka, Ia bahagia dan bersyukur memiliki dua bidadari itu

"Baiklah terima keputusan istri dan anak saya, saya sunggu minta maaf kepada kau mawan dan anakmu. Saya berharap kalian semua bisa mengerti alasan putri saya dan saya juga yakin kalian akan menemukan seorang calon menantu yang jauh lebik baik" kata fadil serius

"Kau tidak perlu meminta maaf seperti itu fadil, dari awalkan kita memang sepakat akan menyetujui apapun keputusan istri dan anakmu"kata dermawan dengan bijak

"Sekali lagi syifa minta maaf sama mas abdi, semoga ķelak mas abdi bisa menemukan jodoh yang jau lebih baik lagi" kata syifa yang megungkapkan rasa bersalahnya pada abdi dan keluarganya

"Tidak masalah, ini artinya ALLAH tidak menjodohkan kita berdua. Sungguh saya salut dengan keputusanmu yang benar-benar mengikuti hatimu" ucap abdi

"Dan semoga kelak ALLAH menjodohkanmu dengan seseorang yang hatimu inginkan" sambung abdi

"Aamiin allahumma aamiin"ucap semua orang

°•○●°•○●°•○●°•○○●

Bagaimana? Seru nggak? Feelnya dapat nggak? Atau monoton kali ya?
Kalian kritik dong biar kedepannya bisa jauh lebih baik lagi

Jangan lupa vote dan commet yaa
Syukron jazakumullahu khoir...
Barakallahu fiikum...

Cinta Dalam DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang