Perjalanan

24 2 0
                                    

Duduk di atas jok motor berdua,
Ah gugup sekali.
Biasanya bersama mas gojek,
Sekarang malah dengan lelaki sungguhan.

"Ini beneran gak apa kan, Farhan ajak kamu nonton?" tanya Farhan mencairkan suasana
"Iya gak apa" jawabku "Ngomong ngomong, maaf ya baru ketemu sudah dibuat repot" lanjut ku
"Iya gak apa, tadi Farhan ketiduran jadi buruburu pergi nya makanya bannya bocor" jelas Farhan

Aku diam

Farhan ketawa

"Kenapa?" tanya ku heran
"Engga apa, kaya aneh aja bonceng cewek" jawab Farhan sembari tertawa kecil
"Iya, aku juga aneh. Biasanya sama mas gojek hahaha"
"Bentar ih hahaha ini beneran gak apa?" tanya Farhan kembali memastikan
"Engga, gak boleh hahaha" jawabku bergurau
"Ih jangan kan udah dibawa hahaha"
"Abis nanya mulu sih hahaha"

Aku dan Farhan terus tertawa dalam perjalanan, padahal ku kira tadinya justru akan canggung. Malah tidak, aku suka ini.
Farhan aneh, tertawa terus. Apa itu cara dia menghilangkan gugup? Hahahaha Farhan lucuuu!

Kakiku kambuh, gemetar tak keruan dan tak henti. Ah sial, Farhan merasakan getarannya tidak ya?
Aku terus memegang kakiku agar berhenti bergetar, aduh! Aku malu!

"Eh ini jalannya kemana ya biar engga macet?" tanya Farhan
"Gak tau, bebas" jawabku
"Ini jalan nya kemana ya?" tanya Farhan kebingungan
"Belok kanan aja, kalo ke kiri tar ke Istana Plaza" jelasku

Padahal, aku tidak begitu tahu jalanan daerah sana. Tapi aku coba percaya diri saja dengan arah yang aku tunjukkan, dan anehnya Farhan percaya saja dengan arah ku.

"Farhan belum pamit loh sama mama" ujar Farhan
"Loh kenapa? Terus gimana?" tanyaku cemas
"Tadi soalnya pas Farhan mau pergi, mama lagi diair"
"Terus sekarang gimana? Telpon aja"
"Tapi mama itu lagi mau pergi ke Jakarta"
"Ngapain?"
"Kaka Farhan sakit, jadi semuanya mau pada pergi"
"Kaka engga ikut?"
"Enggalah, makanya sekarang sama kamu"
"Oh hehehe"
"Eh kita kerumah Farhan dulu ya, takut mama nyariin"
"Tapi aku malu"
"Gak apa apa"
"Aku gemeter, degdegan"
"Udah kan ada Farhan"

Aku menghela nafas dan membuangnya, aku benarbenar gugup. Bagaimana bisa pertama kali bertemu sudah mau dikenalkan kepada orang tua atau keluarganya?
Ah aku benar benar gugup, bagaimana ini?

Tak terasa sekarang aku sudah berada di jalan dekat dengan rumah Farhan, aku benarbenar gugup. Aku harus apa?
Ah sial, aku tidak bisa meredakan gugup ku.

"Aku malu ka" gumamku sembari memegang dada
"Aku tunggu di sini aja ya" lanjutku
"Jangan, udah ayo masuk kan ada Farhan"
"Tapi aku degdegan banget"

Farhan menarik lenganku dan menuntunnya, aku hanya bisa pasrah dan membututinya.
Saat masuk ke dalam rumah, oh shit !
Banyak sekali orang, sepertinya keluarganya sedang berkumpul. Tapi mereka terlihat sangat sibuk, mungkin karana sedang persiapan untuk pergi.
Aku benarbenar gemetar kali ini, benarbenar gugup.

"Mah ini temen Farhan" gumam Farhan mengenalkanku

Aku hanya mengangguk sembari mengulurkan tangan untuk bersalaman, bukan hanya kepada mama Farhan. Tetapi kepada semua orang yang berada di rumah Farhan.
Kalian bisa membayangkan tidak, bagimana gugupnya aku pada saat itu?
Ah kalian harus tahu, antara senang, gugup, malu, gemetar, semua tercampur aduk.

"Ayo duduk dulu" gumam Farhan "Tunggu ya, Farhan shalat dulu sebentar 10 menit aja" lanjutnya sembari berjalan pergi

Aku duduk di kursi, dan melihat keluarga Farhan yang berlalu lalang sibuk menyiapkan beberapa barang untuk kepergian mereka.
Aku jadi merasa tidak enak, karena takut mengganggu mereka mereka yang sedang sibuk berkemas.

"Aduh maaf ya, ini mama Farhan sibuk mau pergi soalnya. Kaka nya Farhan sakit, jadi kita mau tengok." jelas mama Farhan sembaru duduk di sampingku
"Iya bu, engga apa apa kok" jawabku tersenyum
"Kamu dimana rumahnya?"
"Di Cijerah bu"
"Oh lumayan ya"
"Iya hehehe, ka Farhannya gak ikut?"
"Engga, Farhan disini sama om nya"

Aku mengangguk pertanda paham dan mengiyakan, mama Farhan pun kembali pergi berkemas dan berkata maaf karena harus menyiapkan barang barang.

Aku duduk sendiri semacam anak kecil yang hilang dan tak tahu harus berbuat apa, aku gemetar sepanjang waktu. Menunggu Farhan lama sekali, aku malu dan gugup.

"Eh maaf ya lama" ujar Farhan menghampiriku
"Iya gak apa"
"Ya udah ayo sekarang"
"Oh iya ayo"

Farhan berpamitan kepada mama nya dan aku juga mengikutinya, aku pamit pada semua orang yang berada disana.

"Maaf ya ini lagi pada sibuk" gumam mama Farhan
"Iya gak apa bu"
"Ya sudah, hati hati ya"

Aku mengulurkan tangan dan bersalaman, rasanya senang. Entah lah kenapa aku sesenang ini, aku bukan siapasiapa Farhan tapi dia berani membawaku dan secara tidak langsung memperkenalkan ku pada keluarganya.

Candu KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang