Bioskop

23 2 0
                                    

Saat menonton kami samasama fokus, tapi benar kata Farhan dia orang yang mudah kaget.
Beberapa kali aku menemukan Farhan tersontak, aku tertawa kecil dan Farhan menutupi wajahnya dengan kupluk jaket yang sedang ia kenakan.

"Malu" begitu katanya

Aku tertawa kecil.

Di pertengahan film Farhan menyentuh jari jari lenganku, entah sengaja atau tidak. Aku hanya diam saja, mungkin itu memang sudah taktik dari para lelaki untuk membuat suasana tidak menjadi lebih tegang.

Tetapi....

Aku merasakan getaran tangan Farhan, apa dia gugup?
Ah kenapa aku jadi degdegan begini?
Farhan terus mencoba menahan getarannya, aku bisa merasakan itu.

"Ah gemeter" ucap Farhan tertawa sembari melepas tanganku, Farhan kembali menutup wajahnya dengan kupluk jaket putih itu.

Aku hanya tertawa kecil, melihat Farhan lucu seperti bertingkah dia adalah orang yang baru merasakan jatuh cinta kepada wanita.

*drrrrrttt

Ponselku bergetar, aku berusaha mengambil ponsel yang ada di dalam tas ku.

"Halo" sapa ku
"Lagi dimana?" tanyanya di sebrang telpon
"Ini lagi nonton"
"Sudah makan?"
"Nanti sesudah nonton"
"Oh yasudah jangan terlalu malam ya"
"Iya"

Aku menutup telpon dan memasukannya kembali kedalam tasku.

"Siapa?" tanya Farhan memastikan
"Bunda"
"Apa katanya?"
"Nanyain, sudah makan belum"

Farhan menganggukan kepalanya seolah olah mengerti, kami kembali menonton dan samasama tertawa. Padahal tak ada hal lucu, tapi anehnya kita terus saja tertawa.

***

"Shalat dulu ya ka" gumam ku saat berjalan menuju keluar studio film
"Boleh"
"Mau gantian apa gimana?" tanyaku memastikan

Farhan sibuk mengeluarkan ponselnya, dan seperti sedang menelpon seseorang.

"Aku aja dulu ya" gumam ku

Farhan hanya menganggukan kepalanya pertanda setuju, Dan aku menyuruh Farhan untuk menunggu di depan lift samping mushola yang kebetulan ada kursi.

Aku masuk kedalam mushola sembari bertanya tanya, siapa yang Farhan telpon tadi? Sepertinya begitu penting sampai tak menjawab pertanyaanku. Ah sudahlah, bukan urusan ku juga.

Saat aku shalat, aku sedikit terburu buru karana takut Farhan menunggu terlalu lama.
Tapi, saat aku beranjak keluar dari mushala melihat sekeliling, termasuk depan lift samping mushala aku tidak menemukan Farhan. Aku membuka ponsel sembari berjalan menuju kursi untuk duduk dan memerhatikan orang yang berlalu lalang keluar masik mushala.
Aduh, Farhan mana sih? Aku ko cemas ya setelah Farhan tadi menelpon, dan sekarang menghilang.

Candu KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang