Hari ini kelas di mulai dengan pelajaran bahasa perancis, wanita bernama Anko itu mulai menulis beberapa kata di papan tulis.
Seluruh murid memperhatikan dan mencatat materi di papan tulis ke buku tulis mereka terkecuali Sakura. Gadis merah muda yang duduk di barisan paling belakang itu sibuk mencari sesuatu di laptopnya sembunyi-sembunyi.
Gadis itu mengetik sesuatu di pencarian google. Beberapa artikel muncul dan ia mengklik salah satu di antara artikel lain.
Istri bangsawan di bunuh, mayat mengapung di Kolam Renang
"Akhirnya kamu memilih untuk membantu," ucap Sasuke tiba-tiba di samping Sakura.
"Pertama kali aku memintamu kau bersikeras menolak, katanya tidak mau eh." goda Sasuke dengan suara yang begitu menyebalkan di telinga Sakura.
"Gila!" seru Sakura cukup keras.
Anko dan murid lain terkejut dengan seruan keras yang tiba-tiba itu. Mereka saling menatap satu sama lain dengan raut bingung.
"Siapa yang berbicara barusan?" tanya Anko menatap seluruh murid. Aura hitam mulai muncul di sekeliling Anko.
Sasuke menyeringai kecil, "Sebenarnya katakan saja, jika ingin membantu."
"Kenapa tanya lagi kalau kau sudah tau?" dengus Sakura pelan. Tidak peduli para siswi dan Anko mulai menatapnya.
"Sakura, apa yang kau bicarakan?" tanya Anko dingin dan tegas.
Kini Sasuke yang mendengus, "Sombong sekali, jika kamu jadi adik kelasku pasti sudah ku pukul kepalamu." ujarnya sambil pura-pura menjitak kepala Sakura.
Sakura tersenyum lebar, "Ayo! Aku tidak takut."
Dan detik berikutnya teriakan Anko menggelegar di kelas.
°°°°
Sakura mendengus sebal, atas tindakannya di kelas kini ia harus di hukum berdiri di teras sekolah sambil merentangkan tangan ke samping dengan kardus yang bertuliskan 'Aku belum minum obat, silahkan jaga jarak 100 meter dariku' di tubuhnya.
"Sekarang kau dan aku adalah patner."
"Patner apa?"
"Patner untuk membantuku menemukan kebenaran, daripada mencari sendiri lebih baik bersama," jelas Sasuke sambil duduk di samping Sakura.
"Oh, ternyata kamu hanya memanfaatkanku?"
Sasuke menggeleng pelan, "Kamu terlalu berpikir macam-macam, aku tidak begitu tahu jaman modern sekarang. Seperti kamu yang mengunakan televisi yang dapat di lipat, belum ada di jamanku."
Sakura tertawa kecil, "Televisi yang dapat di lipat? Pft, itu namanya laptop."
"Hn."
"Berkeliaran seperti ini, apa kamu tidak takut dilihat orang lain Sasuke?"
"Hanya kamu saja yang bisa berbicara denganku, tak ada yang bisa melihatku. Jadi tidak apa-apa," sahut Sasuke sambil menatap para siswi di sekelilingnya.
"Kenapa kamu percaya diri sekali?"
Sasuke menatap taman di depannya dingin, "Karena yang dapat melihatku hanya orang yang akan mati."
Sakura terdiam, ia cukup terkejut mendegar jawaban Sasuke.
°°°°
Karena memutuskan membantu Sasuke menemukan kebenaran, Sakura akhirnya mulai mengumpulkan beberapa data selama beberapa hari.
"Dari beberapa artikel yang kubaca, kejadian pembunuhan di Istana Akamonkai, sekitar jam 10 malam. Di kabarkan Tsunade Senju di hantam oleh benda keras dari belakang mengakibatkan retak dibagian tengkorak belakang, dan ia jatuh ke dalam kolam renang. Polisi menemukan benda tajam yang berlumuran darah di sekitar semak. Dan menduga tersangka adalah tukang kebun Istana, tuan Chouza. Di tempat tinggalnya juga di temukan berlian nyonya Tsunade yang sempat hilang. Akhirnya pengadilan memberi hukuman mati, atas perbuatannya." jelas Sakura panjang lebar.
Kini ia berada di kamar mandi berdua dengan Sasuke.
"Lalu apalagi?"
"Menurut analisaku, orang yang terlibat ada tiga. Pertama adalah dokter pribadi nyonya Tsunade, Dokter Jiraiya orang pertama yang menemukan mayat. Yang kedua adalah Orochimaru, ia pengacara warisan nyoya, tapi dia sudah meninggal lima tahun yang lalu.
Dan yang terakhir nona Terumi, dulu dia pernah menjadi sekretaris nyonya tapi di pecat karna sesuatu. Dan kemudian ia di kabarkan menghilang.""Ngomong-ngomong, bagaimana kamu bisa masuk kesini? Apa kamu bisa menembus dinding seperti di film horror?" tanya Sakura penasaran.
"Karena disini dulu bukan kamar mandi, melainkan balkon," jawab Sasuke singkat.
"Huh? Aku tidak mengerti, coba jelaskan."
Sasuke menaikkan satu alisnya lalu berjalan pelan mendekati Sakura, "Hantu dapat menembus dinding itu tidaklah benar. Karena hantu dapat terhubung dengan segala sesuatu yang ada di masa hidup mereka. Jika mereka mengatakan hantu bisa menembus dinding, mungkin karena dulu itu bukan dinding, maka hantu dapat melewatinya. Tapi jika dulu adalah dinding dan sekarang berubah menjadi pintu hantu tidak bisa melewatinya. Itulah sebabnya kemampuanku terbatas, dan meminta bantuanmu. Apa kamu sudah mengerti?"
"Apa sekarang Sasuke berada di depanku?"
Sasuke menatap wajah Sakura intens, "Kamu menciumnya? Apa kamu ingin tahu wajahku seperti apa?"
"Ya, aku juga pernah membayangkannya."
Sasuke mendekatkan tubuhnya, jika di perhatikan wajah Sakura memang cukup cantik dengan pipi chubby, dan bibir kecil miliknya.
"Seperti apa?" tanya Sasuke, jarak wajah mereka kini mungkin hanya terpaut lima senti, hidung mereka akan bersentuhan jika Sasuke sedikit lebih dekat lagi.
"Pasti berpenampilan baik, lebih tinggi, tampan, dan jarang tertawa."
"Bisa tahu sebanyak itu hanya dengan mencium bau?"
Sakura tersenyum tipis, "Apa kita bisa menyentuh satu sama lain, Sasuke?"
"Seharusnya tidak, sesuai peraturan. Karena kamu belum lahir pada saat itu," gumam Sasuke ragu.
Bibir Sakura menekuk mendengar jawaban Sasuke, "Benarkah?" tanyanya sambil menjulurkan tangan menggapai wajah Sasuke. Menyadari hal itu, Sasuke mundur dan menjauhkan diri dari Sakura.
"Ayo ikut aku."
Sakura kembali menarik tangannya, "Kemana?"
"Kolam renang, tempat kejadian berlangsung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Solved; SasuSaku[✔]
Mystery / ThrillerSakura Haruno memiliki kemampuan mencium dan merasakan hantu. Bertemu dengan hantu seniornya, mereka bersama memecahkan masalah di sekolah Japan School (Akamonkai) yang sudah terjadi 30 tahun yang lalu. Cover by @Chaarfianti Tokoh hanya pinjaman mil...