Slvd 10

1.6K 202 25
                                    

Mentari pagi kembali hadir. Menghangatkan suasana yang sebelumnya dingin.

Setelah kejadian yang terjadi semalam, Sakura membolos kegiatan belajar di asrama dan memilih pergi ke atas atap.

Dari kejauhan Sakura bisa melihat sebuah ponsel tergeletak tidak jauh dari kursi besi.

Sakura berlari.

Meraih benda mati itu dan menyalakan ponsel yang ternyata milik Ino.

Wajah dirinya dan Ino menyambutnya.  Ternyata Ino menjadikan foto mereka berdua sebagai wallpaper ponsel. Itu foto yang di ambil terakhir kali saat mereka berada di tempat doa. Saat gadis itu penuh lebam di wajahnya.

Kini Sakura tidak bisa menahannya lagi.

Ia menangis.

Ia sudah kehilangan sahabatnya.

Untuk selamanya.

"Mengapa kau melakukan hal sejauh ini, Pig?" tanya Sakura bermonolog.

"Jangan pergi Ino, jangan pergi."

.
.
.
.

Jam belajar sudah selesai, Kakashi kini sudah berada di dalam mobil miliknya.
Tangan kanannya mencoba membenarkan letak spion dan pria itu tersentak ketika melihat Sakura berlari ke arahnya.

"Guru, kamu harus bertanggung jawab! Jangan lari!" teriak Sakura kencang.

Kakashi meneguk ludahnya kasar, menyalakan mobil dan tancap gas meninggalkan Sakura.

Sakura yang menyadari hal itu segera berlari lebih cepat namun mobil Kakashi sudah lebih dulu keluar dari basement.

"Sampah! Dasar pembunuh!" pekik Sakura emosi.

°°°°

Waktu memang berlalu begitu cepat, Sakura melangkahkan kakinya ke kuburan asrama di saat senja. Masih dengan seragam yang melekat di tubuhnya Sakura sama sekali tidak merasa takut.

"Sasuke, kamu dimana?" panggil Sakura cukup keras.

"Aku sudah membantumu kini, sekarang giliranmu membantuku!"

"Aku harus membantumu dalam hal apa?"

Sakura berbalik ketika mendengar suara berat Sasuke, menatap kumpulan asap yang membentuk tubuh pria itu.

"Bantu aku membuat dia mengakui kejahatannya!"

Karena Sakura sudah berjanji pada dirinya sendiri akan membuat perhitungan dengan Guru brengsek itu malam ini juga.

.
.
.
.

Saat ini jam sudah pukul sebelas malam. Hampir tengah malam, namun Kakashi masih asik menonton acara bola di televisinya di dalam kamar.

Pria itu tidak sendiri. Dia bersama seorang wanita.

"Oper!"

"Aish! Kenapa tidak di oper?!" kesal Kakashi sambil meneguk bir kalengan miliknya.

Habis.

Kakashi berdecak pelan.

Pria berambut silver itu beranjak bangun menuju dapur mendekati kulkas, mengambil sekaleng bir. Setelah mengambil bir pintu kulkas itu di tutup begitu saja tanpa ia tau sebuah tangan mencegahnya dari dalam.

Kakashi mengambil sebungkus biji jagung di dalam lemari penyimpanannya dan memasukkannya ke dalam microwave berniat membuat pop corn.

Setelah mengatur waktu sekitar lima belas menit, Kakashi kini bersandar pada meja di belakangnya sesekali meneguk bir dalam genggamannya.

Solved; SasuSaku[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang