Slvd 11

1.6K 196 7
                                    

Sara menggenggam setangkai bunga dan melangakah masuk ke dalam kamar asrama. Meletakkan bunga itu dikasur Ino dan berdoa sejenak.

Dirinya tersentak ketika Sakura sudah berdiri dibelakang tubuhnya dengan wajah datar.

"Kau puas?" sinis Sakura.

"Sakura–"

"Puas dengan semua yang kau lakukan? Kau membunuhnya!" hardik Sakura marah.

"Aku tidak mengira dia akan melakukan hal itu!" balas Sara cepat.

Wajah Sara terlihat menyesal, membuat sebuah tawa sarkasme keluar dari bibir Sakura, "Aku sangat membencimu."

"Maafkan aku," lirih Sara menunduk. "Sejak kejadian itu, aku selalu melihat Ino bergantungan didepanku, tidak peduli itu siang atau malam, aku sangat menyesal."

Sakura terdiam.

"Jika kamu tidak memaafkan aku, tidak apa-apa. Aku merasa aku punya salah padamu." Sara menghela nafas sejenak, "Ino mungkin mengambil jalan ini karena dia menyayangimu."

.
.

Sakura membuka loker miliknya dan menatap sendu ponsel Ino. Dinyalakannya ponsel Ino dan mencari aplikasi galeri, banyak sekali foto dirinya dan Ino disana.

"Ino tidak pernah mendapatkan kebahagiaan didunia ini, tapi paling tidak untuk beberapa waktu, dia percaya bertemu dengan cinta sejatinya. Dia pasti mendapatkan kebahagiaannya, meskipun orang lain mengatakan dia bodoh karena memilih orang yang salah, tapi dia tidak pernah peduli."

Sakura menutup loker dan terdiam ketika mencium bau parfum Ino yang segar dan penuh harapan disekitarnya. Tubuh Sakura berbalik menatap sekitar dengan sendu.

"Sakura, terimakasih... Kamu satu-satunya temanku didunia ini, selamat tinggal."

Sakura menangis, kedua tangannya mengusap kasar pipinya. Sakura tahu Ino datang untuk berpamitan dengannya.

°°°°

"Manusia akan pergi kemana setelah mati?"

"Tidak akan pergi kemana pun, hanya akan melayang-layang pada ingatan masa lalu sampai menghilang."

"Seperti kamu?"

"Ya," sahut Sasuke enggan. "Sekarang kita meringkas perkembangan penyelidikan terakhir kita," lanjutnya.

Mereka berdua berada ditengah kuburan asrama. Sakura mengunakan gaun tidur selutut dan jaket merah untuk melindunginya dari dinginnya malam.

"Pertama, arwah yang menghalangi kita dalam penyeledikan adalah Orochimaru. Karena dia tidak ingin terungkap."

"Saat itu Nona Terumi pergi ke perpustakaan untuk mengatakan sesuatu tentang Orochimaru, dia berniat memberikan bukti pada Nyonya. Tapi dia dicekik mati dengan tali dan mayatnya disembunyikan dibalik dinding oleh Orochimaru."

"Bangunan Akamonkai pada hari itu sedang dalam masa perbaikan, maka dari itu tidak ada yang memperhatikan. Itulah sebab Nona Terumi menghilang."

"Tunggu, ada yang salah." Sakura yang sejak tadi menyimak, menimpali cepat.

"Maksudmu bukan dicekik dengan tali?"

"Dicekik dengan tali, tapi pelakunya adalah orang lain," sahut Sakura.

.
.

Solved; SasuSaku[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang