Slvd 7

1.8K 274 23
                                    

Guys, ninggalin jejak kalian gak buat jempol kalian gatel2 kok, hehe.

.
.
.

Kau muncul saat tidak ada orang lain, kau muncul saat aku menangis, tidak ada yang memperhatikanku~

Sakura menuntun sepeda miliknya
dengan Sasuke di sampingnya sesekali mereka terlihat tertawa bersama.

"Soal wasiat yang ku lihat tadi semua aset diberikan untuk Dr. Jiraiya tapi tidak ada tanda tangan Nyonya. Namun di wasiat yang sebenarnya penerimanya berubah menjadi Orochimaru."

"Jadi, bisa di simpulkan Orochimaru tersangka saat ini." sahut Sakura pelan.

"Why?" Sasuke mempercepat langkah kakinya dan berhenti tepat di depan sepeda.

"If what the doctor Jiraiya said was true, he must be very cruel to kill his own lover. and kill the lady because the treasure is not strange anymore," Sakura menepuk pelan keningnya, "Aku harus pergi Sasuke."

"Kemana?"

"Have an appointment, hehe."

°°°°

Gadis pirang sebahu itu menjerit sakit, ketika empat orang gadis memukul punggung, bahu dan kepalanya.

Satu gadis lainnya merekam kejadian ini dengan senyum lebarnya.

"Rasakan ini!"

"Matilah!"

Hanya lenguhan dan rintihan yang di keluarkan si gadis pirang, tubuhnya tergeletak di tanah rambutnya bahkan sudah berantakan.

Kelima gadis itu tertawa, seakan perbuatan mereka sangat menyenangkan. Entah sadar atau tidak perbuatan mereka membuat luka fisik dan batin saat ini.

°°°°

Sakura mengigit kentang goreng miliknya dan milirik ke arah Naruto datar, "Kau akan seperti itu sampai selesai?"

Naruto hanya tertawa pelan.

"Bagaimana dengan hal itu?"

"Apa? Oh itu?" Naruto menarik kertas dari dalam tasnya dan memberikannya ke Sakura.

"Aku sudah menemukan datanya. Semacam obat yang jika di suntikan akan menghasilkan anestesi, jika dosisnya kecil akan menghasilkan koma pada manusia dan jumlah obat seperti ini di ambil sama seperti obat sakit jiwa."

Sakura mengangguk pelan, melipat kertasnya menjadi kecil dan menyimpannya di saku jaketnya.

"Terimakasih hari ini mau menerima kencanku, Sakura." ujar Naruto dengan tawa gugupnya.

Sakura hanya tersenyum kikuk, dan menatap ke arah luar jendela. Suasananya sangat canggung, dan Sakura juga tidak berniat mencairkan suasana.

Lampu tiba-tiba berkedip, membuat Sakura dan Naruto menatap sekitaran kafe. Jika Sakura terheran-heran beda dengan Naruto yang takut sekaligus cemas.

Solved; SasuSaku[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang