• 5 •

5.5K 827 56
                                    

"Ibu benar-benar panik saat kau bilang kau kesakitan, bahkan Ibu meninggalkan pekerjaan Ibu untuk melihatmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu benar-benar panik saat kau bilang kau kesakitan, bahkan Ibu meninggalkan pekerjaan Ibu untuk melihatmu. Syukurlah kau tidak apa-apa." Ny.Kim memberikan sebutir obat untuk sang Anak. Wanita berumur kepala lima itu mendesah kecil, menatap nanar kearah sang Anak yang nampak semakin kurus.

"Kau melupakan obatmukan? Dan apa kau makan dengan baik? Lihatlah tubuhmu ini semakin kurus Mingyu."

"Aku makan dengan baik bu.."

"Makan apa? Junkfood? Seharusnya kau tinggal saja dirumah, biar kau selalu dalam pengawasan Ibu."

Mingyu tersenyum kecil, dia menggenggam erat tangan Ibunya.
"Bu aku sudah besar.."

"Selalu seperti itu, kau bilang kau sudah besar." Ny.Kim memotong perkataan Anaknya, dia sudah bosan mendengar alasan itu. Apa Anaknya tidak mengerti jika dia selalu mengkhawatirkannya, apalagi kondisi Mingyu belum sepenuhnya pulih.

"Bu..apa aku memang berencana menikah dengan Minghao?"

"Ya, kau akan menikah dengannya." Ny.Kim menjawab tanpa mau memandang kearah sang Anak.
Ibu dari dua orang anak itu nampak kikuk ditempatnya.

"Kenapa aku tidak ingat sedikitpun memoriku dengan Minghao? Dia seperti seorang asing untukku."

"Tidak seperti saat aku mengingat Ibu dan Ayah, seharusnya aku akan cepat mengingatnya jika kita memang sudah bersama sejak dulu." Mingyu melanjutkan ucapannya, Ny.Kim lagi-lagi mendesah kecil dia mengusap lembut puncuk kepala Anaknya.

"Jangan terlalu dipikirkan sayang. Lupakan saja masa lalumu, jika kau memaksa untuk mengingatnya itu akan semakin memperburuk kondisi ingatanmu. Kau mengerti sayang?"

Mingyu hanya mengangguk kecil
"Istirahatlah.." Ny.Kim membantu Mingyu untuk membaringkan diri.

"Ibu akan pulang?"

"Tidak Ibu akan menginap satu hari disini, tidurlah.."
Setelah mematiskan Mingyu terlelap, Ny.Kim mematikan lampu kamar kemudian beranjak keluar dari kamar sang Anak.

"Maafkan Ibu Mingyu-ya..Ibu tidak bermaksud membohongimu." Ny.Kim menundukan kepalanya, merasa bersalah karena sudah membohongi Anaknya padahal dia tahu sendiri jika sang Anak sangatlah membenci kebohongan.

Ny.Kim mendesah kecil..
Tak ada lagi yang bisa dia lakukan, dia hanya seorang Ibu yang ingin melihat Anaknya bahagia. Meskipun kebahagian yang didasari atas dasar kebohongan.




"Ibu..."

Ny.Kim mendongkak seolah-olah merasakan kehadiran seseorang lain dihadapannya.

"Bu..apa kabarmu?" Wonwoo tersenyum lirih, menatap perempuan yang sudah melahirkan kekasihnya itu.
Mereka saling bertatapan, meskipun Wonwoo tahu jika Ny.Kim tidak akan bisa melihat wujudnya.

"Aku ingat saat Ibu bilang Mingyu hanya akan bahagia bersamaku, saat itu aku benar-benar merasa beruntung mencintai Anakmu." Wonwoo menjeda kalimatnya, dia tersenyum getir.

[ END ] Thistle • MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang