• 10 •

5.6K 790 92
                                    

"Bohyuk-ah, Ibu sudah menyiapkan sarapanmu dimeja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bohyuk-ah, Ibu sudah menyiapkan sarapanmu dimeja."

"Bu mau pergi kemana?" Bohyuk mengerut bingung menatap sang Ibu yang begitu terburu-buru menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

"Hari ini hari pertama Ibu bekerja, jadi Ibu harus buru-buru agar tidak terlambat."

Bohyuk mendesah kasar
"Bu, sudah aku bilang untuk tidak bekerja. Biar aku saja yang bekerja bu.." ujarnya merasa bersalah karena sang Ibu harus ikut turun tangan dalam mencari uang.

"Bohyuk-ah kau harus fokus belajar, jika Kakakmu tahu kau bekerja part time dia akan sangat marah."

"Tapi bu.."

"Ibu berangkat sekarang, jangan lupa makan Bohyuk-ah." Ny.Jeon menyambar tasnya kemudian melenggang cepat keluar dari rumahnya.

Bohyuk menghela nafasnya, andai saja dia bukan seorang pelajar dia tidak akan membiarkan sang Ibu membanting tulang demi keuangan keluarga.
Bohyuk membuka bukunya, dia menatap sebuah cek yang dia terima dua hari yang lalu dari Tuan Kim. Jumlah uang yang tertulis diatas cek itu bisa melunasi semua biaya rumah sakit sang Kakak, dan sisanya bisa dia gunakan untuk memenuhi keperluan rumah.

"Tidak Bohyuk, Ibu akan marah jika kau menggunakan uang ini." ujarnya kemudian menutup kembali bukunya dan beranjak menuju meja makan.

Bohyuk meraih sebuah koran yang tergeletak begitu saja diatas meja, topik berita yang dibahas diatas koran itu mampu membuatnya menggeram marah.
Dia meremas koran tersebut lalu membuangnya begitu saja kedalam tong sampah.

"Dia berbahagia sementara Kakakku terbaring koma dirumah sakit." geramnya.

'Anak bungsu konglomerat Kim Hyun Bin tengah persiapkan rencana pernikahannya '

...

"Hyo jung-ssi, kau harus bergerak lebih cepat restoran kita sedang ramai."

"Ah iya.." Ny.Jeon mengangguk dia menerima tumpukan demi tumpukan piring kotor yang harus dia bersihkan dengan cepat.

Peluh sudah membasahi wajahnya yang mulai menua. Berulang kali dia menyeka keringat diwajahnya dan menarik nafas untuk mengurangi rasa lelahnya.

"Bu.."

Dalam diam Wonwoo menatap tubuh ringkih Ibunya, dia menangis melihat bagaimana tubuh ringkih yang seharusnya berdiam diri dirumah harus bekerja keras demi dirinya.
Wonwoo menyesal, menyesal kepada dirinya sendiri.

"Maafkan aku bu..maaf aku sudah menjadi anak yang tidak berguna untukmu."

"Huks...bu, aku tidak ingin meninggalkanmu..tapi aku sudah tidak kuat menahannya lagi bu.."

[ END ] Thistle • MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang