Chapter 9

920 114 1
                                    

H.O.U.N.D

Cast : Kim Namjoon a.k.a RM; Kim Seokjin a.k.a Jin; and many others

Rate : T

Length : Parts

H.O.U.N.D

Jimin diserang.

Itu buruk.

Sangat buruk karena Park Jimin adalah kekasih Yoongi, sepupu Seokjin. Mereka berdua, Seokjin dan Yoongi, menempati satu lingkaran yang sama; lingkaran paling dalam. Artinya, keamanan mereka sangat ekstra. Dan fakta bahwa Jimin diserang membuat Seokjin cukup pening;

Jimin diserang: keamanannya terancam.

Keamanan Jimin terancam, keamanan Yoongi juga.

Keamanan Yoongi terancam, Seokjin pula.

Maka seharian itu, kepala pusing Seokjin ketika bangun pagi karena fakta bahwa Ia harus datang ke Seoul, kepala Seokjin semakin pusing ketika siangnya Ia mendengar kabar ini.

Hidupnya tidak aman.

Hidup mereka semua terancam.

.

.

.

Sepertinya sudah 4 jam atau mungkin lebih sejak Seokjin pamit pada Yoora untuk tidur sebelum waktu kliniknya tutup. Seokjin tak terlalu peduli dengan waktu. Yang jelas Ia masih cukup pusing saat bangun.

Hari sudah gelap. Dan lampu di rumahnya belum ada yang menyala.

Dengan sedikit limbung Seokjin berdiri, sambil menggerutu, "kemana dia? Apakah Ia tak tahu jika Ia harus menyalakan lampu ketika hari mulai ge–"

–Demi Tuhan.

Entah untuk yang keberapa kali, Seokjin dikejutkan oleh sosok lelaki itu. Ia sedang duduk di meja makan, dengan tangan di atas meja dan tubuh tegap. Seolah memikirkan sesuatu, tapi kenapa harus dalam kegelapan!

Untuk apa pula Ia berdiam diri dalam kegelapan!

"Seperti setan saja." Gerutu Seokjin lalu menyalakan lampu. Ia mengambil air dingin dari lemari es, kebiasaannya setelah bangun tidur, lalu duduk di hadapan lelaki itu.

"Kau belum menelpon Ibumu."

Hampir saja Seokjin tersedak air minumnya sendiri!

Ia melotot, dibalas tawa kecil Namjoon. Begitu Ia menegak semua air di mulutnya, Seokjin hampir saja membentaknya. "Dari semua sapaan yang ada di dunia, kau memilih mengagetkanku dengan cara ini?! Demi tuhan, kau perlu diajari banyak etika!"

Namjoon malah melanjutkan tawanya, lebih puas. Tanpa rasa sungkan dan takut, Seokjin memutar bola matanya.

Dokter itu sudah bersiap dengan kemungkinan terburuk karena Ia bertingkah kurang ajar pada lelaki seperti Namjoon. Beruntung Hoseok membuka pintu samping rumah Seokjin dengan ramai.

"Hai, Seokjin!"

Ia membalas senyuman riang Hoseok, melirik Namjoon dan menimbang-nimbang; apakah sebaiknya mereka dipisah atau dibiarkan duduk semeja seperti kemarin. Tapi mereka ini seperti air dan minyak, tak ada yang mau mengalah dan tak bisa disatukan!

Ketika Hoseok duduk, Seokjin yang bediri. Ia berkacak pinggang, memperhatikan dua lelaki yang kira-kira seumur dengannya ini seperti guru TK yang mengawasi dua muridnya.

"Kalian akan bersikap baik atau aku harus memisahkan kalian?"

Namjoon terkejut mendengar ucapan Seokjin, namun tertawa kemudian. Tapi Ia sama sekali tak menganggap kehadiran Hoseok, lho, melirik saja tidak!

HOUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang