Chapter 4

1.1K 147 7
                                    

H.O.U.N.D

Cast : Kim Namjoon a.k.a RM; Kim Seokjin a.k.a Jin; and many others

Rate : T

Length : Parts

H.O.U.N.D

Kalian pernah bermimpi hingga memaksa kalian terbangun dari tidur kalian dengan keadaan terkejut? Merasa ketakutan karena mimpi yang dibuat diri kalian sendiri, sedangkan kalian tak paham apa arti mimpi itu.

Mimpi hanyalah bunga tidur?

BLAH!

Apapun jenisnya, Seokjin tak percaya jika mimpi hanyalah bunga tidur semata. Seokjin percaya bahwa mimpi adalah visualisasi pikiran dan batin kita, bahkan ketika kita tak paham artinya.

Karena selama hidupnya, mimpinya selalu berhasil menggambarkan perasaan yang bahkan selalu Ia tekan–atau ditekan oleh seluruh keluarganya.

Ketika Ia berada di rumah orang tuanya, ketika Ia melihat kakaknya ditampar oleh tangan Papa kandungnya sendiri karena tak ingin menjadi dokter, malamnya Seokjin bermimpi berada dalam ruang sempit hingga menangis saat terbangun. Begitu juga setelah malam kelulusannya dari SMA, ketika Papanya mengatakan jika Seokjin akan melanjutkan di sekolah dokter–tanpa bertanya. Malamnya Seokjin bermimpi hal yang sama seperti setelah melihat kakaknya ditampar. Bedanya kali ini Ia susah bernafas juga.

Lalu mimpinya yang paling menyedihkan?

Mimpi Seokjin yang paling menyedihkan adalah ketika Ia ditinggal oleh satu-satunya teman yang mau menemaninya, mendengar bualannya, satu-satunya teman yang bisa berteman dengan Seokjin sejak mereka sama-sama kecil hingga dewasa.

Kepergian teman kecilnya itu jelas bukan mimpi, namun Seokjin sadar jika selama dua minggu berturut Seokjin memimpikan teman kecilnya itu, yang terlihat tersenyum menyedihkan sambil berjalan meninggalkannya. Punggung dan tangan teman kecilnya itu terluka, entah karena apa.

Semoga apapun penyebab punggung dan tangan teman kecilnya terluka di dalam mimpinya bukanlah karena berteman dengan Seokjin.

"Jin!"

Lamunan Seokjin buyar dan bahunya berjengit mendengar bentakan Yoongi di hadapannya.

Dua kali dalam seminggu ini, dua hari berturut, Yoongi datang pagi-pagi bahkan ketika Seokjin belum bangun. Sama seperti kunjungannya kemarin pagi, mata Yoongi tajam menatap Seokjin, wajahnya terlihat bercampur antara kesal dan khawatir.

"Jauh-jauh kau dari Seoul untuk mengganggu tidurku, lalu membentaki pemilik rumah bahkan ketika kita belum sarapan?" gerutu Seokjin sambil mengusap wajahnya dengan lengan sweater yang terasa lembut mengenai kulitnya.

Ia menguap, merasa masih sangat mengantuk karena dini hari tadi, selesainya Ia berdoa, Ia harus menahan kantuknya untuk mengurus lelaki yang sekarang sedang tertidur lagi itu.

"Aku harus mengganti perban, melepas infusnya, dan memeriksa tubuhnya di pagi buta, hingga hampir subuh, dan kau memaksaku bangun untuk memarahiku?"

Seokjin melirik sepupunya yang memutar bola matanya sarkas. "Siapa yang menyuruhmu melakukannya? Sudah kubilang bawa saja tubuh itu ke rumah sakit!"

Mata Seokjin terbuka sepenuhnya, menatap tak suka sepupunya atas ucapan kasar dan tak berotak yang baru saja diucapkannya. Seokjin tak pernah suka diatur untuk urusan menolong siapapun!

"Kau terdengar semakin mirip darah Kim, Tuan Min." Gumam Seokjin lalu berjalan pergi untuk membasuh mukanya.

"Dia sudah bangun?"

HOUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang