H.O.U.N.D
Cast : Kim Namjoon a.k.a RM; Kim Seokjin a.k.a Jin; and many others
Rate : T
Length : Parts
H.O.U.N.D
Melihat bagaimana lelaki itu bersikap, tentu saja membuat Seokjin ketakutan. Namjoon seolah kembali seperti sebelumnya; dingin, penuh rahasia. Tepat seperti ketika lelaki itu datang ke kehidupannya enam bulan lalu. Dan ketika Ia bangun saat subuh untuk berdoa di hadapan lilin, Ia melupakan doa yang biasa Ia ucapkan. Ia tak terlalu peduli dengan kebahagiaan dan kesehatan semua orang di sekitarnya.
"Tuhan, bisikkan ke dalam hatiku apa yang harus kulakukan saat ini, sekalipun aku tahu hatiku dipenuhi keburukan dan dosa. Aku berharap kau melindungi kami yang bagaikan gembala bodoh, memberi kami keselamatan, dan jangan biarkan darah orang-orang di sekitarku untuk tumpah."
Tanpa sadar Seokjin tidak lagi berbisik, Ia telah menyuarakan doanya, agar tidak hanya Tuhannya yang mendengar namun juga dirinya. Bagaimanapun doa selalu memberi efek magis tersendiri baginya, entah itu menguatkan atau menenangkan. Dan mendengar Ia melantunkan doa memberinya keyakinan lebih.
Ia menggumam di depan tangannya yang terkepal semakin erat, entah karena dingin atau karena ketakutannya. "Jika kau biarkan ada darah yang tumpah, biarkan itu darahku, jika ada yang harus menangis, biarkan itu aku. Jadikanlah aku sebagai penebus dosa yang terlanjur mengerikan ini. Selamatkan seluruh keluargaku dan lindungi mereka dalam pelukanmu." Suaranya terdengar bergetar.
"Amin." Suara lelaki di sebelahnya membuat kepalan tangan Seokjin terlepas dan tubuhnya berjingkat, matanya terbuka lebar dan awas. Pertama kalinya Ia bersikap awas setelah terakhir kali Ia bersikap demikian adalah saat pertama bertemu Namjoon.
Suara Namjoon terdengar mengerikan ketika mengamini doa Seokjin, dalam dan gelap. Dan entah kapan lelaki itu sudah berada di sebelah Seokjin, langkah kakinya tak bersuara.
"Maaf jika aku mengejutkanmu."
Seokjin berusaha menekan rasa takutnya, menutup lilinya dengan kaca dan membiarkan api di lilin terpantul oleh kaca penutup dan menerangi ruangan yang lampunya masih padam. Wajah mereka temaram, mendapat pancaran sinar lilin yang terbias dari kaca penutupnya. "Kau bangun?"
"Aku terbiasa mendengarmu bangun dan berdoa, kurasa secara otomatis tubuhku akan bangun ketika subuh."
Tapi Seokjin masih malas–dan takut–dengan sosok Namjoon yang saat ini, dengan cepat Ia berbalik dan berjalan ke kamarnya meninggalkan Namjoon.
"Kau menghindariku."
Bahu Seokjin berjengit. "Eh?" Tubuhnya terdiam, berhenti berjalan, namun tak berani berbalik dan menatap Namjoon.
"Kau takut padaku?"
Ya. "Untuk apa takut padamu?"
Suara langkah tenang Namjoon terdengar mendekat, sebisa mungkin Seokjin mengendurkan bahunya.
"Bukankah sifat alamiah seorang rusa takut dengan serigala?"
Benar, itu hukum alam di mana predator akan ditakuti. Dominan akan menekan. Yang kuat akan memakan yang lemah. Tapi siapa di antara mereka yang merupakan serigala dan siapa yang rusa?
Ya, aku saat ini benar-benar takut padamu, tak mengenalmu, dan ingin bersembunyi darimu. "Tidak ada yang menjadi serigala maupun rusa, Namjoon."
Ketika tubuh tinggi Namjoon berdiri di hadapannya dengan senyuman kecil, Seokjin bergidik. Baru kali ini Ia melihat wajah Namjoon yang berada di antara kegelapan dengan satu sisi wajahnya yang terkena sinar bulan dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUND
RomanceNamanya Kim Seokjin; dokter yang umurnya kira-kira awal tiga puluh, berasal dari Seoul dan entah bagaimana ceritanya Ia bisa tinggal di kota ini./ "Kau masih menolongnya? Dia anggota H.O.U.N.D!"/ "Kami tak memiliki perasaan, kau tahu baik tentang it...