Aku membalikkan pandanganku ke sumber suara.
"Ria! Kamu lupa bayar minuman kamu," teriak mbak nana si pemilik kantin.
" Ya Tuhan ! Dalam keadaan kayak gini sempat-sempat ajah tuh mbak nongol," makiku.
Dengan cepat ku mengeluarkan uang dan pergi menjauhi area kampus.
Author POV
Arga telah sampai di depan gerbang Rumah Tari, masuk dengan santainya dan mengenakan hoodie berwarna merah maroon.
"Kak, masuk. Tunggu dulu, aku ambil tas," ucap Tari yang kembali masuk ke dalam Rumah
Arga hanya mengangguk, mengambil posisi duduk di teras rumah yang tampak sunyi itu.
" Ayok kak." Ajak Tari yang sudah berdiri di hadapan Arga.
Sebuah genggaman lolos mengunci suatu ikatan, menjadikan mereka sangat dekat.
Langkah membawa mereka memasuki mobil, tanpa ada sebuah gangguan. Genggaman masih terukir di tangan mereka.
.
.
.Putaran roda membawa mereka menuju sebuah tempat, hanya mereka yang tau.
Sebuah pasangan.
Itulah gambaran dari mereka sekarang ini." Dek, kamu udah sembuhkan?" tanya Arga yang memulai sebuah obrolan.
Tari menengok ke sumber suara sembari tersenyum manis ( Ciri Khasnya Tari).
" Iya kak, udah sembuh. Makanya aku ajakin kakak ke pesta temen aku, hari ini dia ultah," ucapnya sangat bahagia.
Arga melengkungkan sebuah senyuman dan tatapan pemikat untuk Tari. Tangan kiri Arga yang sedang bebas, kini memegang pucuk kepala Tari dan mengusapnya lembut.
" Kakak bahagia kalau kamu bahagia dek," ucap Arga dengan kalemnya. Terlihat dewasa menghadapi Tari yang berbeda dua tahun dengannya.
17.00
Macet.
Ria milih pulang dengan pesanan Grab motornya. Sekarang dirinya berada di lampu lalu lintas. Kekesalannya masih saja terlihat, dia penasaran di mana makhluk konyol itu sekarang.
" Gue bodoh! Seharusnya gue bisa terima kenyataan, seharusnya gue siap terluka karna rasa." maki Ria dengan perasaan pertama dalam benaknya.
Dipikiran Ria sekarang hanya terbayang sosok manusia itu.
Arga.
Makhluk aneh yang datang ke dalam hidupnya.Ria berusaha menghentikan pikiran bodohnya sembari menyisir pandangan melihat beberapa kendaraan.
Tapi Sosok misterius membuatnya mengunci sebuah tatapannya. Pria yang baru saja di pikirkan olehnya terlihat jelas saat ini.
" Arga " suara sendu dari Ria, sangat halus dan lembut.
Ria melihat Arga bersama dengan wanita asing, melihat apa yang tidak ingin dilihat olehnya. Mengetahui alasan Arga pergi tanpa merasa bersalah karna wanita itu, Apakah itu pacara barunya? Tanya Ria sendiri. Mengetahui beberapa mantan Arga berkeliaran banyak di kampus mereka.
" Bodoh! Kamu bodoh Ria, jangan mau dekat sama dia lagi! " tegas perkataannya dalam batin yang bersorak.
.
.Jika sakit.
Mungkin sebuah hening akan tercipta
Membuat batin ramai berkecamuk dan memberontak dengan beberapa pertanyaan oleh sebuah rasa.Ria hanya termenung. Dirinya menatap sebuah pohon yang sedikit jauh dari pandangannya. Sejam lalu dirinya sudah tiba di rumah, dimana dirinya terkurung lagi dari dunia yang ingin menerkamnya.
Melihat beberapa daun mengering dan gugur jatuh ke rumputan hijau, taman belakang Ria. ' Kenapa harus ada sihir? Bukankah jaman sudah modern? Sihir yang mambuatku akan mati bersama dengan pohon ini yang mengikat mati hatiku.'
Ria hanya bisa melihat dari kejauhan, mengukir sebuah senyuman pahit kepada semesta yang selalu membuatnya merasa sepi.
" Pelan tapi pasti. Yang ada akan segera pergi, yang pernah berjuang akan butuh istirahat, yang hidup akan mati," tutur Ria di kesunyiannya.
Langkah demi langkah membawa Ria menuju sebuah ruangan redup cahaya. Hatinya sedang dalam perasaan suka tidak suka. Sebuah buku telah menunggu Ria menulis keluh kesahnya saat ini.
Kosong, sunyi.
Gambaran dari ruangan tersebut.Dear seseorang
Terima kasih memberi luka
Itu adalah sebuah pelajaran
Yang kuharap tidak akan pernah terwujud.Karna
Yang kuharap adalah sosok perhatian itu
Yang ku harap adalah senyuman tulus itu
Dan yang kuharap adalah menjadi yang utama di hidupmuMaaf jika aku selalu bersikap dingin
Dinginku membuatku dekat dan jauh olehmu.Sejam saja kau menghilang
Rasa rindu datang.Aneh.
Tapi nyata.Aku tidak tahu apakah aku sakit hati dengan Arga yang tiba-tiba pergi dan memilih bersama perempuan lain atau sakit karna merasakan cinta untuk pertama kalinya. Apa aku mencintainya? Bagaimana dengan kutukan sihir dalam jiwaku? Tuhan bantu aku menghilangkan sihir di jiwaku, aku ingin bebas merasakan ikatan dengan manusia lain.
Next.....
Yeyyy
Akhirnya bisa update lagi,setelah berfikir kritisJangan lupa baca dan Voment sebanyak banyaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI HIDUP ✔️
FantasyKu akui hatiku memang telah jatuh kepada hati lain tapi bukan berarti aku harus menuruti setiap yang hatiku inginkan untuk tetap bersama. "dari mana kalian? Di panggil lama sekali". "Habis ribut sama mantan pak". Hal yang paling membebani hidupku...