Karnamu atau KarnaNya ; 3

33 6 0
                                    

Enjoy yuhu!!!!!

Hujan di kota Pontianak membuatku melamun semenjak perjalanan pulang ke rumah Oma. Setelah ke tepian kapuas tadi kami beranjak ke Taman Digulis di sekitaran Tugu Digulis. Disana tersedia 2 taman yang saling bersebrangan. Jadi cukup lama kami berjalan-jalan disana. Taman yang terletak disebelah barat lebih mengajak kita untuk melihat alam dan hutan. Sebenarnya itu adalah joging track, tapi tak urung juga para remaja-remaja Pontianak menggunakan taman ini untuk berjalan-jalan atau foto. Sebaliknya, taman disebelah timur lebih cocok didatangi untuk kalian yang instagramble banget. Banyak spot foto, dan kalau tidak salah aku lihat tadi ada tempat skate dan lapangan basket juga.

Yang aku suka disini juga ada papan catur raksasa dengan bidak caturnya. Disetiap sudut ada sebuah papan transparan yang menceritakan tentang kota pontianak. Unik banget tempat ini. Debby dan Ayu menemaniku sambil sesekali menceritakan tentang kota Pontianak. Anggap saja ia adalah tour guideku selama ada disini. Tak urung pula aku sesekali melihat Revan yang mengikuti kami dari belakang bersama Raja tentunya. Setidaknya berjalan-jalan sedikit mengurangi rasa 'itu' yang terus menggebu dihatiku. Apalagi selalu berada dijarak yang dekat seperti ini.

Kini kami sedang dalam perjalanan pulang karna tadi melihat cuaca sudah mendung. "Ron," senggolan kecil dari Debby di tanganku membuat aku tersadar dari lamunan. "Iya, iya. Apa?" Tanyaku gelagapan.

"Kamu gak apa-apakan?" Nada suara Revan tampak khawatir dikursi kemudi. Aku melihat Raja tampak tak senang dengan suara Revan yang seperti itu. "Gapapa kok," suaraku ku buat setenang mungkin.

"Btw, kalian tau gak kenapa ya aku sering degdegan tiba-tiba kayak gini?"

"Jodoh kakak ada disini," ucapan Ayu dihadiahi cubitan kecil oleh Debby. "Ngaco aja kamu," aku terkekeh mendengarnya dan melihat Revan dikaca spion depan. Sepertinya ia sadar jika aku melihatnya segera aku memalingkan wajah kearah luar jendela. Jika benar ada, kenapa tidak ditunjukan dari sekarang saja?

***

Aneh rasanya saat kamu berjalan berdua dengan seseorang yang sama sekali tidak pernah menatapmu jika sedang berbicara. Ya, aku sedang ada diposisi itu sekarang. Bedanya kami dipisahkan oleh dua buah payung yang melindungi kami dari hujan yang kian deras.

Mobil Revan setelah pulang tadi langsung dibawa oleh Ayahnya untuk pergi pertemuan. Kami tadi mengumpul dulu sebentar dirumah Revan karna Ibunya mengajak makan. Namun parahnya Raja, Debby, dan Ayu pulang terlebih dahulu daripada aku yang asik ngobrol sama Ibu Revan. Setelah beliau tau aku anak Mama, ia baru teringat denganku dan panjanglah cerita kami. Saat aku ingin menginjakan kaki untuk pamit pulang, hujan deras menahanku. Awalnya aku ingin pulang sendirian, tapi Ibu Revan melarang. Akhirnya beginilah aku berdua dengan Revan berjalan menuju rumah Oma dengan payung yang dipegang masing-masing.

Tidak banyak obrolan yang diciptakan karna Revan berada dibelakangku sedangkan aku berjalan menunduk melihat hujan yang turun menginjak bumi. Seandainya aku tidak menggunakan payung, apakah hujan mau melunturkan rasa cintaku kepada seorang yang hanya melihatnya mengucapakan istighfar saja hatiku bergejolak?

"Kayaknya pakai payung atau ngga saya sama kamu tetap basah, Ron" ucapnya sambil meletakan payung didepan rumah Oma. Aku terkekeh, "iya tadi jalannya kecepatan jadi nyiprat deh airnya"

"Setelah ini ada baiknya kamu mandi, takutnya sakit" Begitu perhatian.

Aku tersenyum sambil menunduk. "Kamu gak niat ngetok pintunya?" Aku melihatnya bingung dan langsung menyadari kebodohanku. Segera saja aku mengetuk pintu rumah Oma. Yang membukakan pintu adalah Cecil yang langsung berlari mengambilkan kami handuk.

"Kasian Mas Revan kehujanan," ucap Cecil sambil menyerahkan handuk. "Gakpapa, lebih kasian Rona kalau pulang sendirian hujan-hujan."

Hujan masih deras dan dinginnya masih terasa. Tapi setelah mendengar kalimat itu keluar begitu saja rasa dingin berubah jadi hangat. "Hahaha, Mas Revan mau minum apa?"

SECUILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang