***
Jungkook melangkah dengan lunglai menyusuri koridor sepi apartemennya. Padahal matahari masih nampak terlihat namun pria tampan itu seakan kehilangan banyak tenaga.
Manik bulatnya seketika membola kala ia berbalik dan menemukan seseorang yang berdiri di hadapannya–sesaat ia membuka pintu apartemen.
"I-ibu?"
Sungguh Jungkook sangat merindukan Ibu kandungnya ini. Terhitung sudah empat bulan sejak kejadian terakhir kali mereka bertemu. Sedang Sang Ibu meringis mendapati wajah kacau putra semata wayangnya.
"Ada apa dengan wajahmu?" tanya Ibunya. Nada suaranya datar dengan tangan bersidekap di dada.
"A–aku.. hanya kelelahan." bohongnya.
Sang Ibu hanya mengangguk seraya menyuruhnya untuk duduk di sofa.
"Ibu tak ingin berbasa-basi. Sekarang jelaskan semuanya dan jangan tutupi apapun," manik tua itu menatap lekat pada hazel redup Jungkook. "Mengapa kau bisa melakukan ini semua Jeon Jungkook?"
Jungkook tentu mengerti kemana arah pertanyaan Ibunya. Pria tampan itu menghela nafas panjang sebelum menjabarkan satu persatu penyebab dan alasan mengapa dia melakukan semua ini pada Istri manisnya.
Flashback
"Maaf tuan, kami tidak bisa menyelamatkan kandungan Istri anda. Beliau keguguran. sungguh, maaf sekali lagi."
Perkataan Dokter yang baru keluar dari ruang pemeriksaan sukses membuat tubuh Jungkook merosot jatuh. Kakinya kehilangan kekuatan untuk sekedar berdiri tegak.
Ini sudah ketiga kalinya Jimin keguguran. Dokter selalu bilang jika rahim Jimin tak kuat untuk menampung janin–terlepas dia yang seorang laki-laki.
Tak hanya Jungkook, Jimin pun frustasi. Impiannya untuk menjadi seorang Ibu musnah saat Dokter mengatakan kemungkinan terburuk yang terjadi jika Jimin kembali keguguran. Dan Jungkook tak mau hal buruk terjadi pada Istrinya itu.
Butuh waktu yang tak sebentar bagi Jungkook untuk mengembalikan Jiminnya ke keadaan semula, mengingat tak hanya sekali mereka kehilangan.
Dokter pernah menyarankan untuknya mencari Ibu pengganti, dimana seorang wanita yang rahimnya sehat siap untuk menampung benih dari sel telur calon Ibu yang sudah di buahi dengan sel sperma dari sang Ayah. Jadi meskipun yang mengandung bukan Jimin sekalipun, janin itu akan tetap jadi anak kandung mereka berdua–Jungkook dan Jimin.
Cukup lama bagi Jungkook untuk berpikir hingga akhirnya menerima saran sang Dokter. Tak ada pilihan lain. selain karna resikonya yang kecil, pun dia tak perlu berhubungan badan dengan orang lain. Jungkook tak sudi melakukannya jika bukan dengan Jimin.
Dan untuk sementara Jimin belum di beritahu mengenai perihal tersebut, mengingat kala itu Jimin begitu terpuruk hingga tak ingin bicara barang sedikit pun, membuat Jungkook terpaksa berbohong dengan beralibi jika Jimin perlu melakukan operasi untuk membersihkan sisa darah kotor yang ada di rahimnya–alih-alih semua di lakukan untuk mengambil sel telur yang di perlukan untuk pembuahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/153871835-288-k43927.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [END]
Fanfic[Jikook-Kookmin] Seseorang mungkin bisa merubah nasibnya, tapi tidak dengan Takdirnya. Warn; ↪ Boyslove, Yaoi. ↪ Mpreg! ↪ Adult(+) ↪ Drama! P.s; tidak suka silahkan pergi!