We'll find him

9.3K 1.2K 181
                                        








***

"Permisi tuan, ada yang ingin bertemu dengan anda."

Jungkook tengah merenung di balkon ketika sebuah suara menginterupsi. Kepalanya sontak menoleh–Bibi Shin–wanita paruh baya yang baru ia pekerjakan untuk sekedar bersih-bersih di apartemennya. Bibi Shin akan datang di pagi hari lalu pulang setelah pekerjaannya selesai.

"Siapa?"

"Saya tidak tau tuan, seorang wanita."

"Baiklah, terimakasih."

Jungkook bangkit dari duduknya menuju ruang tengah, menemui seorang yang di katakan tadi.

"Jung Seoyoon?" kedua manik Jungkook seketika berubah tajam kala tau siapa yang bertamu di pagi hari seperti ini.

Seoyoon mendongak, kedua tangannya yang berada di atas paha saling meremat menyalurkan kekuatan.

"Untuk apa kau kemari?" tanya Jungkook dengan wajah datar dan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Aku–" kata-kata yang sudah Seoyoon siapkan tergamang di udara saat dirinya di tatap tajam oleh Jungkook.

"Apa? Cepat katakan."

"Anu.. Ju–jungkook, bisakah aku tinggal disini? Kumohon."

Kedua manik Jungkook yang sudah bulat semakin membulat, rahangnya mengeras seiring manik nya menatap nyalang wanita di depannya.

"Apa kau bilang barusan?"

"Kumohon Jungkook, kau tau sendiri aku sudah tidak bekerja setelah kau pecat dari perusahaan. Aku tak punya uang lagi, dan aku baru di usir dari tempat tinggalku." jelasnya yang semakin lirih di akhir kalimat.

Jungkook berdecak seraya tertawa mengejek. "Tidak perlu membuat alasan, Jung Seoyoon-ssi. Aku tau kau bermaksud ingin menggantikan posisi Istriku, bukan?"

Bola mata Seoyoon bergerak gelisah. Namun dia tetap harus berusaha. "Jungkook, ku mohon, bagaimana caranya agar kau bisa menerimaku? A–aku akan melakukan apapun. Lagipula aku sedang mengandung anakmu, apa kau tega membiarkannya luntang-lantung di jalan? Kumohon."

Kedua tangan Jungkook terkepal kuat hingga buku jarinya memutih. "Jangan harap aku akan mengijinkanmu." katanya dengan suara rendah. "Apa kau pikir bisa memanfaatkan keadaan untuk menggantikan posisi Istriku yang kini entah dimana? Kau pikir kau siapa, huh?!"

Seoyoon tertunduk, tak berani menatap pria yang kini menatapnya penuh benci. Tubuhnya sudah bergetar sejak tadi menahan tangis yang sebentar lagi tumpah.

"Anak itu, hanya alasanmu agar bisa masuk ke dalam ke hidupanku, iyakan?!" gigi-gigi Jungkook gemeltuk dengan nafas memburu.

"Tapi Jungkook, Istrimu sudah pergi bukan? Lalu apa masalahnya? Kau dan aku bisa membuat keluarga kecil yang ba–"

Prang!

Seoyoon berjengit, tangannya menutup kedua telinga kala sebuah vas bunga di lempar Jungkook ke dinding hingga hancur.

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang