LM #2

12.5K 1.4K 19
                                    

Please support with your Voment ❤

Inginnya di private tapi peraturan wattpad begitu kejam! Jadi di mohon buat gak siders ya...

Komentar dan saran kalian juga dibutuhkan untuk kelancaran dan berlanjutnya ff ini. Trims~


Enjoy~

—Last Mission—

Keadaan bagian pusat Blue House kini sedang berada pada posisi yang sangat sibuk. Dimana yang biasanya mereka bisa bersantai sejenak sambil menikmati sarapan mereka, sekarang tak bisa lagi. Bahkan hanya untuk buang air pun mereka tak memiliki waktu yang cukup, betapa pekerjaan mereka kali ini cukup memakan waktu dan tenaga.

Sama halnya dengan pria yang saat ini tengah berada di depan komputer dengan raut wajah serius. Tangan kanan dan kirinya begitu bekerja dengan seimbang. Jika tangan kirinya mengetik maka tangan kanannya ia gunakan untuk mengambil segigit sandwich yang berada di bagian kanannya. Begitu juga jika tangan kanannya sedang fokus mengklik mouse, maka tangan kirinya ia gunakan untuk mengambil coklat panas di bagian kiri tubuhnya.

Raut wajahnya begitu serius hingga tak menyadari ketukan pantofel yang sedang berjalan kearahnya. Dengan tangan yang sibuk bekerja dan mulut yang sibuk mengunyah, ia dikejutkan dengan tepukan di punggungnya yang begitu kuat.

UHUK!

"Baji–uhuk–ngan! Siap–uhuk–siapa yang menepuk punggungku hah?!" protes Jongdae–sang korban– yang sedang berjuang dengan segelas air putih di tangan–ia dapatkan dari OB yang lewat–yang langsung ia tenggak.

Raut wajah tersiksa Jongdae membuat pria cantik yang menjadi pelaku tertawa dengan sangat puas.

"Oh astaga! Aku tak tahu jika wajah tersedakmu bisa membuatku tertawa begitu lepas" ejeknya dengan menahan tawanya. Jari kurusnya ia gerakan untuk mengusap liquid bening di ujung matanya.

"Dasar Rusa biadab! Ck, memang dimana-mana rusa tak mempunyai akal" celetuk Jongdae asal. Lantas mulutnya memekik kesakitan ketika rambutnya ditarik kebelakang.

"Yak! Aish, ini sakit bodoh. Luhan, lepaskan! Pekerjaanku masih banyak bos, bisakah kau lepaskan cengkeraman menyakitkan ini?!" teriak Jongdae tak beraturan. Tak peduli jika kosa katanya begitu aneh, ia tak sempat untuk berpikir kecuali berteriak kesakitan.

"Tidak! Enak saja kau mengataiku tak punya akal. Jika kau lupa, aku ini atasanmu Kim" ucap Luhan dengan penuh amarah, alih alih melepaskan tangannya semakin kuat menarik rambut Jongdae sampai sang korban terjungkal dari tempat duduknya. Karena posisi terjungkal Jongdae di dahului dengan kepalanya menyentuh lantai dingin Kantor, maka otomatis cengkeraman Luhan terlepas.

"Auh! Aku benar-benar tak akan menarik kata-kata ku lagi bahwa kau memang tak punya akal dan perasaan! Lihat rambutku rontok gara-gara kau. Oh rusa bajingan! Kau harus tahu berapa biaya perawatan ku tiap minggu!" tuding Jongdae yang masih terduduk di Lantai dengan masih memegang kepalanya yang terasa sakit.

Luhan menyingkirkan rambut jongdae yang berada di sela-sela jarinya "Oh tidak. Kurasa perawatanmu begitu murah, bahkan aku hanya menarik rambutmu tanpa menggunakan tenaga besar. Kau harus bekerja keras Kim, agar kau bisa dapat promosi kenaikan pangkat" kekeh Luhan.

Jongdae adalah bawahannya selain Ten, yang paling senang ia kerjai. Bagaimana mereka akan teriak dengan umpatan-umpatan yang selalu siap di ujung lidah mereka.

Suara derit kursi kerja terdengar walau tidak begitu nyaring di ruangan itu, menandakan ada seseorang yang begitu penting masuk ke area mereka. Bisa dilihat dengan semua pekerja yang langsung membungkuk ketika terdengar ketukan yang begitu tidak asing di telinga mereka.

Last Mission [CHANBAEK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang