Happy Reading !
Ariq muncul di pintu kelas, berdiri di depan papan tulis.
"Woi! Dengerin gue napa, diem dulu!" teriaknya supaya didengar seluruh siswa yang sibuk dengan kegiatan masing masing. "Aiza, Fito, Dinda, Fitri, Dhito, Dila, Qila, Rian. Lo semua dipanggil ke kelas XI Mipa 2 sekarang!"
"Loh kenapa dipanggil?" Tanya Zyra heran.
"Gara-gara nggak ngumpulin tugas PKN, lo semua dipanggil Bu May, cepat!"
"Kan udah gue duga pasti karena tugas" Qila menggerutu.
"Udah deh, buruan, sebelum Bu May marah." Dila menarik teman-teman segenk-nya supaya keluar kelas dan ke kelas XI MIPA2 yang ada di lantai dua.
Melihat teman-temanya beranjak pergi, Zyra menarik tangan Qila. "Eh, tunggu dong, masa gue sendirian di kelas? Gue ikut deh."
"Ya udah, yuk".
Sesampainya di kelas XI MIPA2, alhasil mereka-sekumpulan anak-anak yang mendapat panggilan supaya menemui Bu May-langsung diserbu dengan seribu satu pertanyaan yang menjebak, kalau dijawab salah, kalau tidak dijawab juga salah. Karena guru selalu benar.
"Kenapa kalian tidak mengumpulkan tugas?"
"L-lupa Bu.." jawab Qila lugu.
"Lupa-lupa! Enteng sekali ya jawabnya. Memang usiamu sudah berapa? Masih muda kok pikun." Bu May menatap Qila tajam.
"Kamu juga, sepertinya saya tidak memanggil kamu kesini," ujarnya melirik Zyra
"Zyra kalo di kelas sendirian nanti banyak cowok-cowok yang nyamperin, Bu. Makanya ikut" Qila yang menjawab. Zyra hanya bisa diam tanpa suara.
"Besok-besok, kalian berpikir dua kali ya, kalau tidak mau saya panggil seperti ini. Sudah, sekarang kalian boleh pergi. Lain kali jangan diulangin lagi." Ujar Bu May.
Qila dan mereka semua yang dipanggil menarik napas lega, bersyukur karena Bu May tidak marah besar pada mereka. Zyra mengikuti langkah teman-temannya menuju kantin.
"WOYYY!! TUNGGUIN GUE DONGGSS!!"
Teriakan melengking itu menggema ke seluruh koridor kantin, membuat Zyra dan kedua temannya berhenti melangkah dan menatap ke belakang. Ada Cila yang baru muncul, berlari ke arah mereka. "Ih, Kenapa gak nungguin gue sih!" Serunya sambil merapikan rambut.
"Buruan deh, ntar keburu kehabisan mie ayam nya Bi Sri!"
Masalah makanan, Zyra memang tidak bisa ditoleransi. Mau ada badai, halilintar, tetap aja ia akan mengutamakan makan.
Mereka berempat duduk di kursi bagian tengah, sementara Dila yang memesan mie ayam nya.
"Eh, hari ini gue punya cerita lagi!" Kata Cila histeris.
"Bisa gak sih jangan teriak-teriak?" balas Qila jengkel.
"Iya deh, sori. Gue gregetan abisan".
"Ada apasih emang nya?" Tanya Qila.
"Lo pasti tau kan ketua osis sekolah ini alias Bima Septian? Gilaaa!! lo pasti tau dia terkenal banget sama sifat dingin nya. Tau gak hal yang bikin gue gregetan?" Tanya nya dengan heboh.
"Ga." Ucap Qila singkat.
"Dia minta id line nya Zyraa anjirrr!!"
Yang di sebut nama nya tak mengubris bahkan daritadi ia sibuk dengan ponsel nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZYRA
Teen Fiction"Bagamaina bisa mencintai seseorang yang tidak nyata?" [ON REVISI]