Part 6

53 14 4
                                    



Happy Reading!

Seragamku sangat kusut saat ini.

Sialnya, saat aku pulang. Aku melihat mobil putih yang sangat familiar terparkir di halaman rumah ku.

Tumben Bunda sama Ayah udah pulang jam segini, batinku.

Aku berjalan perlahan dan bersembunyi di antara samping mobil. Aku harap mereka tidak melihatku, Sudah jam sepuluh malam dan aku baru pulang ke rumah karena terjebak hujan sejak tadi.

Demi wajah tampannya Kim Taehyung, semoga gue gak ketauan lagi, batin ku sambil menghela napas.

Aku tiba di depan pintu rumah, namun karena seseorang menarik tasku ke belakang.

"AAAAAKK" Aku teriak reflek.

Orang itu memaksaku untuk berbalik, namun betapa terkejutnya aku melihat sosok Hansol Marheza, dia adalah abang ku yang melanjutkan kuliahnya di Amsterdam. Aku memutar bola mataku. Lalu dengan cepat menyingkirkan kedua tangannya dari pundakku.

"Bang Hansol? Lo Sejak ka-".

Ucapanku terhenti karena tangannya menutup mulutku. "Ssst..pelanin suara lo dek! Lo mau ketauan sama Bunda jam segini baru pulang?!" Ancamnya.

Abangku tidak pernah berubah, dia masih sama seperti satu tahun yang lalu. Masih menyebalkan maksud ku.

Aku menatapnya dengan sinis karena kesal.

"Lo mau sampe kapan diri disini? Udah baju kusut gitu kayak gembel aja lo. Punya adek mirip gembel di jalanan pfft-" katanya sambil menahan tawa karena melihat penampilan ku yang sudah acak-acakan.

"Bawel lo ah. Oh ya, lo utang cerita kenapa tiba-tiba bisa ada disini!" tukas ku.

Setelah menutup pintu kamarku, aku langsung merebahkan tubuhku ke atas kasur.

Mataku tertuju pada plafon putih kamarku.

Membayangkan perlakuan manis Davin terhadap ku tadi,"Oh shit. Ngapain gue jadi mikirin Davin sih!" Kata ku sambil memukul kepala, membuang segala pikiran aneh ini.

"What?! Davin? Ada hubungan apa lo sama dia?" Tanya Bang Hansol secara histeris dan membuatku terkejut karena masuk kamar tanpa mengetok pintu terlebih dahulu.

"Najis Upil anoa.Ngapain sih lo dateng tiba-tiba kayak jelangkung!" sahutku sambi mendengus kesal.

"Yeh songong banget lo bocah" Kata bang Hansol sambil menoyor kepala ku.

"Sanah ih bang! Rusuh amat lo, sono balik lagi ke Amsterdam" Usir ku dengan nada sedikit meninggi.

"Bunda dulu ngidam gas elpigi nih kayaknya pas lagi hamilin lo? Kerjaanya ngegas mulu lo kutil".

"Ngga ngaca najis!".

"Udahan barusan. Mirip oppa-oppa plastik lo yang diposter".

"Lah plastik gitu juga berguna, gak kayak lo gaada guna nya sumpah" sahutku ketus, sambil memijat pelipisku.

"Pedes juga nih bocah omongannya" gumamnya, aku yang mendengar hanya memuta kedua bola mataku malas.

"Kenapa lo tiba-tiba pulang ke Jakarta, kok gak ngabarin gue dulu?" tanyaku.

"Kangen kan lo sebenernya sama gue?" Tanya bang hansol sambil nge-wink ke arahku. Aku menatapnya dengan jijik.

"Yee serah lo udah. Serius anjir ngapa gak ngabarin dulu?"

"Hmmm biar surprice kan. Lagi pula tadi Ayah dan Bunda juga jemput gue ke bandara. Lah lo aja kata mama di telfon gabisa".

"Hehe tadi gue ketiduran di rooftop sekolah terus pas bangun hp gue gaada sinyalnya".

"Bocah gembel"

"YEU NGAJAK RIBUT MULU LU SUMPAH DARITADI BANG! UDAH SONO LU KELUAR AJA. GUE MAU GANTI BAJU" Sulutku.

"Jorok gamandi anjir, cowok gaada yang mau tau rasa lo."

"Amit-amit doa nya lu mah. Yaelah mandi? Udah pernah."

"Yaudah sih ganti baju aja elah, lebay amat dek. Gue juga ga napsu ama lo, tepos gitu."

"ANJ-" ucapaku terhenti, Bang Hansol langsung lari keluar kamar setelah ia melihat aku ingin melemparkan bantal ke arahnya.

Drrt.

Aku duduk, meraih ponsel di atas nakas yang sedari tadi habis aku charger.

LINE

Davin : Zy ? Udah tidur ?

Zyra : Belom vin, daritadi soalnya bang hansol ngajak ribut mulu

Davin : Lah ada bang hansol? Kapan dia pulang emang?

Zyra : Tadi sore katanya. Gatau dia tumben gak ngabarin dulu

Davin : Oh. Yaudah kalo gitu besok gue jemput ya, good night Zy.

Seketika aku teringat kembali perlakuan hangat nya seorang Davin. Tanpa sadar aku daritadi senyum-senyum sendiri, sampai akhirnya sosok dedemit itu muncul lagi.

"Cieee pasti chatan sama Davin, senyum-senyum sendiri. Tidur woy nak perawan" goda bang Hansol.

Sungguh, Tuhan. Kenapa abangku menyebalkan sekali, "Sialan! Ngapain sih lo muncul lagi bang," geramku.

"Songong sia, gue doain Davin nyesel suka sama-"bang Hansol tak melanjutkan kalimatnya. . Aku menatapnya dengan heran,"Suka sama siapa bang?".

"E-eh, anu itu... maksud gue Davin ntar nyesel punya temen kayak lo gitu hehehe" Jawab bang Hansol yang membuatku semakin penasaran.

"Bohong!" tukasku.

"Apaan sih lo, emang bener mau bilang itu. Udah lah tidur lo besok sekolah!" Elaknya lalu bang Hansol keluar dari kamarku.

Kalimat bang Hansol yang sempat terhenti terngiang di pikiran ku, membuat aku semakin penasaran.

Apa ada rahasia antara bang Hansol sama Davin?

Davin lagi suka sama cewe ?

Siapa?

Sejak kapan?

Begitu banyak pertanyaan yang terus memutar otakku, kenapa aku ingin tahu soal perasaan Davin? Bukankah itu tidak penting untukku? Entahlah.

____________________________________________________________

Special Birthday Park Jimin hwhwhw

HAPPY BIRTHDAY JIMINNIE CEPET SEMBUH PACARR NYA AUTHOR HAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA. wish nya suksess selalu sama bangtannn unchh. ehe.

udah ah banyak baCot:v.















JANGAN LUPA TUNGGU FF TERBARU KU YA!!!! 

FOLLOW IG KU JUGA @amndashf

Gomawo^^



ZYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang