Hari ini hari pertama Aurel dan ketiga sahabatnya duduk dibangku kelas XI. Aurel,Agatha,Iren dan Afrin pun berangkat ke sekolah bersama dengan menggunakan mobil milik Agatha.
"Eh kita masuk kelas Ipa berapa?" Tanya Aurel kepada para sahabatnya yang sedang hanyut dalam kesibukannya masing masing,hingga tak ada satupun dari mereka yang menjawab pertanyaan Aurel.
"Setdah pada congean kali ya" Ucap Aurel lagi,kali ini dengan nada suara yang dikeraskan dengan harapan agar ketiga sahabatnya bisa mendengarnya.
"Lo nanya sama siapa Princess Aurel? Gue gak jawab karena kirain gue,lo ngomong sama Afrin" Ucap Iren dengan Santai
"Lah kirain gue Aurel ngomong sama Agatha" Balas Afrin dengan mimik wajah yang Sok cute
"Lah gue kan lagi fokus nyetir jadi mana gue tau kalau Aurel ngomong sama gue" Ucap Agatha dengan mata yang tetap menatap jalanan.
"Komodo makan Tomat. Bodo Amat!!" Balas Aurel dengan nada ketus yang menandakan bahwa dia kesal dengan tingkah ketiga temannya ini.
"Maaf elahh. Aurel kalau lagi marah mukanya makin cantik kayak Ma'e" Ucap Afrin dengan nada polosnya lalu diikuti gelak tawa dari Agatha dan Iren
"Ihhh Afriiin kok lo ngeselin sih" Balas Aurel kesal. Karna Aurel tidak terima dia disama sama kan dengan Ma'e penjual Bakso dan Mie Ayam dikantin sekolahnya yang diperkirakan umurnya sudah 70an. "Gue kan masih muda plus cantik masa dimirip miripin sama Ma'e sih" Ucap Aurel lagi dengan dibalas kekehan oleh ketiga temannya
"Oiyaa soal pertanyaannya Aurel tadi. Kita gak usah khawatir tadi pagi Bunda gue ngasih tau katanya kita masuk kelas Ipa 2" Ucap Agatha dengan santai dan masih fokus menatap jalanan yang ramai.
"Owhhh. Bagus lah jadi nanti kita gak usah repot repot liat ke mading yang udah pasti ramenya kayak orang mau ngantri sembako gratis" Ucap Aurel yang diangguki oleh teman temannya
"Untung aja Bunda lo Kepsek disitu jadi kita gampang kalau mau ngapa ngapain. Dan karna Bunda lo juga kita bisa sekelas lagi" Ucap Iren. Yaa Bunda nya Agatha adalah Kepala sekolah disekolah yang bernama SMA Tulus Bhakti.
"Yaa gitu deh. Tapi gaenaknya gue jadi gak bebas. Hahaa" Ucap Agatha lalu tertawa. Karna bagai manapun juga dia harus menjaga nama baik Bundanya yang berperan sebagai kepala sekolah di sekolahnya.
"Itu sih resiko Tha" Ucap Aurel dengan dibalas anggukan oleh Afrin dan Iren.
Tidak terasa mereka sudah sampai di area parkiran khusus mobil yang berada disekolahnya. Mereka berempat pun turun dari mobil dan yapp banyak pasang mata yang menatap mereka dengan tatapan yang berbeda beda. Ada yang menatap kagum dan ada juga yang menatap mereka dengan tatapan sinis dan tak suka. Namun Aurel dan ketiga temannya tidak memperdulikan hal itu.
"Ke kantin dulu ya gue laper" ucap Aurel kepada ketiga temannya
"Sama. Gue juga laper ayoo ahh" Balas Iren. Lalu mereka bertiga pun berjalan menuju kantin.
"Mau ke kantin yang dimana? Lantai atas apa bawah?" Tanya Afrin. Karna disekolah mereka Kantin ada Dua ada di lantai bawah yang berada diujung koridor dan Ada yang dilantai 3 lebih tepatnya itu kantin berada dilingkungan Kakak kelas. Yang tempatnya super duperr enakk.
"Kita ke kantin yang diatas aja" usul Aurel yang disetujui oleh teman temannya
Aurel dan ketiga temannya pun memesan makanan lalu memilih duduk dibangku yang dekat dengan jendela. Dinding dan pintu kantin ini semuanya dari kaca jadi mereka bisa melihat pemandangan dibawah dari atas sana. Sebenarnya hanya mereka berempat yang berani masuk ke kantin yang lebih didominan sama kakak kelas yang sangat berjiwa senioritas tapi tidak semua kakak kelas seperti itu.
"Oiyaa Rel. Mami Papi lo kapan pulang ke Indonesia?" Tanya Agatha mencairkan suasana dengan sesekali menyuapkan potongan roti bakar kedalam mulutnya
"Gak tau Tha. Mereka masih banyak urusan di Berlin sampe lupa kayaknya kalau mereka punya anak yang perlu diperhatiin. Hehee" Ucap Aurel dengan senyum miris yang terlukis dibibirnya
"Jangan gitu Rel. Ortu lo kan lagi nyari uang dan itu juga buat lo" Ucap Iren sambil mengelus lembut bahu Aurel
"Gue gak butuh duit banyak Ren. Gue cuman pengen perhatian mereka. Kadang gue iri sama kalian" Ucap Aurel dengan mata yang berkaca kaca
"Udah udahh nanti kalau kita libur panjang kita pergi ke Belanda okee" Ucap Afrin yang mampu membuat teman temannya menatapnya heran
"Ke Belanda? Ngapain?" Tanya Agatha kepada Afrin dan memberi tatapan yang seolah olah meminta penjelasan dari apa yang ia ucapkan
"Biar bisa ketemu sama Ortunya Aurel" Ucapnya Afrin lalu tersenyum kepada teman temannya. Yang membuat ketiga temannya bingung sangat bingung
"Emang Ortunya Aurel ada dimana rin?" Tanya Iren kepada Afrin yang sepertinya Afrin tidak nalar dengan pembicaraan teman temannya
"Di Berlin kan? Nah Berlin itu kan salah satu kota yang ada di Belanda" Ucap Afrin dengan Percaya dirinya. Ketiga temannya yang mendengar itu pun tertawa geli terbahak bahak. Afrin yang melihatnya pun bingung
"Afrin sayang. Berlin itu di Jerman bukan di Belanda" Ucap Aurel. Kepolosannya Afrin ibaratkan Moodboster untuk Aurel. Karna Afrin lah Aurel lupa sama kesedihannya
"Anjirrr gue ngakakk gilaa" Ucap Agatha yang masihh tertawa sambil memegang perutnya
"Yaa maaf gue kan gatau" Ucap Afrin dengan nada bersalah tapi malah tambah lucuu
"Aduhh dasar Afrin Eshal" Ucap Iren gemas dengan tingkah temannya yang satu ini.
Tanpa mereka sadari Bel tanda masuk kelas sudah berbunyi sejak tadi.
"Ehh udah jam segini anjirr. Ke kelas yo" ucap Aurel setelah melihat jam yang melingkar ditangannya
"Gilaa gak kerasa yaa. Mampus deh ini kita telat masuk kelas" Ucap Iren dengan nada sedikit cemas.
"Udahh santay aja kali" Ucap Agatha. Lalu mereka pun meninggalkan kantin dan berjalan menuju ruang kelas mereka.
Semoga suka❤
Jangan lupa Vote and comment😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlepas
RandomJika aku boleh menulis sesuatu. Maka akan ku tulis tentang mereka.. tentang kesedihan yg di hapus oleh senyuman. Mereka yg seakan menjadi penghibur dari sudut mana pun. Aku yg kala itu hanya bisa berbaring dan mengungkapkan tanpa satu orang pun y...