Arga memang sudah menyukai Agatha sejak lama, namun perasaannya itu hanya ia pendam dalam dalam hingga akhirnya. Arga yang baru selesai Rapat osis melihat Agatha yang sedang berlari dilapangan dengan Air hujan yang terus membasahinya, disitulah cerita mereka dimulai. Arga dan Agatha pun pulang bersama menggunakan mobil Arga.
***
Disisi lain ada Iren dan Daniel yang mulai kuyub karna Air hujan yang terus bebas membasahi tubuh mereka.
"Lo kedinginan ya Ren?" Tanya Daniel yang masih fokus kepada jalanan
"Peluk gue aja Ren" Daniel pun mengambil lengan Iren lalu melingkarkannya di pinggang lelaki itu. Iren pun menurut lalu memeluk erat tubuh kokoh Daniel. Karna jujur saat ini ia sangat kedinginan
"I... ituu bukannya Daniel sama Iren?" Tanya Aurel dalam mobil, yang melihat dua orang remaja yang menyalip mobil yang Sedang dinaiki oleh Aurel dan Arkan.
Arkan pun langsung melihat kearah yang dimaksud Aurel dan ternyata benar itu adalah Iren dan Daniel. Arkan pun langsung melihat wajah Aurel yang terlihat sangat jelas bahwa dia kecewa.
"Li lo gapapa kan?" Tanya Arkan sambil menggenggam erat tangan Aurel yang mulai bergetar.
"Kayaknya gue cuman salah liat. Itu gak mungkin Iren sama Daniel. Kalau pun emang bener pasti mereka cuman kebetulan doang pulang bareng" Ucap Aurel menghapus kasar Air mata yang mulai jatuh menetes ke kedua pipinya. Lalu tersenyum kepada Arkan namun tetap saja Arkan tahu bahwa senyum yang Aurel lukiskan itu tidak sesuai dengan hatinya.
Arkan memberhentikan mobilnya dipinggir jalan yang longgar dengan kendaraan. "Li gue gak suka liat lo nangis" Ucap Arkan dengan suara yang teduh.
"Gue gak nangis kok. Anggap aja tadi gue gak bilang apa apa ya. Ini tuh gue nangis bahagia karna lo hadir lagi dihidup gue" Ucap Aurel, namun tetap saja butiran bening yang sudah ia tahan kuat kuat tetap bisa lolos menetes dari kelopak matanya
"Gue seneng. Karna lo hadir lagi, lo yang selalu bikin gue ketawa dari kecil, lo yang selalu setia ngedengerin keluh kesah dalam hidup gue, karna lo udah ada disini lagi, gue gak perlu khawatir dan merasa kesepian walau Ayah sama Bunda gue selalu sibuk sama kerjaan mereka" Lanjut Aurel dengan suara lirih dan tangis pun pecah. Arkan merasa tersentuh hatinya. Ia merasa bersalah karna telah meninggalkan Aurel selama ini.
"Maafin gue ya Li. Gue janji, gue akan selalu jagain lo, gue gak bakal ninggalin lo lagi" Ucap Arkan lalu membawa Aurel dalam dekapannya. Aurel suka ini, dada Arkan lah tempat yang mampu membuat Aurel nyaman.
Gue sayang lo Li...
Gue gak suka lo nangis karna cowok yang gak pernah tau apa isi hati lo...***
Iren dan Daniel pun berhenti disebuah Minimarket untuk berteduh. Karna hanya Minimarket ini lah yang sepi dari orang yang ingin berteduh. Mereka pun turun dari motor yang tadi mereka naiki.
"Maafin gue ya, karna gue lo jadi main hujanan gini" Ucap Daniel yang merasa menyesal karna telah membuat Iren kedinginan. Daniel sangat tidak suka melihat Iren kedinginan ia cemas, ia takut Iren sakit.
"Iyya gapapa Nil" Ucap Iren lalu tersenyum sayu.
"Pake jaket gue ya Ren. Gue gak mau lo kenapa napa" Ucap Daniel dengan wajah cemasnya lalu memakaikan jaket miliknya yang baru saja ia ambil dari tasnya, ketubuh Iren untuk mengurangi rasa dingin pada tubuh Iren.
"Makasih yaa Nil" Iren pun tersenyum kepada Daniel
Sambil menunggu hujan reda Daniel menggosok gosokan kedua telapak tangannya lalu menempalkan telapak tangannya pada tangan Iren.
Iren pun tersentak kaget dan menarik kedua tangannya dari genggaman Daniel dan menatap kedua mata teduh milik Daniel. Daniel pun tersenyum Iren merasa sangat nyaman dengan tatapan teduh yang Daniel berikan kepadanya.
"E... emm udah reda. Pulang yu Nil" Ajak Iren dengan sangat gugup setelah menatap mata Daniel selama beberapa detik. Daniel pun mengangguk lalu mulai menyalakan motornya dan mulai membelah jalanan yang penuh dengan genangan air akibat hujan yang deras tadi.
Setelah beberapa menit Daniel dan Iren membelah jalan Jakarta. Akhirnya motor Daniel pun berhenti didepan pekarangan rumah yang bernuansa hijau itu.
"Makasih ya Nil. Lo udah repot repot nganterin gue. Btw jaket lo, gue balikinnya besok ya soalnya mau gue cuci dulu" Ucap Iren yang merasa tidak enak kepada Daniel
"Iyaa Ren. Santai aja kali" Ucap Daniel masih dengan senyum yang terlukis dibibirnya
"Yauda gue pulang dulu ya. Oiya abis ini lo jangan lupa langsung mandi terus ganti baju sama minum Teh hangat. Biar badan lo gak Drop " Lanjut Daniel dengan nada bicara penuh dengan perhatian. Entah kenapa Iren merasa heran dengan sikap Daniel yang aneh, namun Iren juga sangat nyaman dengan perlakuan Daniel yang sangat Manis kepadanya.
"Okee siap Bos" Ucap Iren dengan tangan yang ia letakan dipelipis layaknya seperti orang hormat. Dengan senyum tulus yang terlukis dibibirnya. Daniel pun hanya terkekeh melihat tingkah Iren yang menurutnya sangat menggemaskan. Daniel pun menyalakan motornya lalu pergi meninggalkan pekarangan rumah Iren.
Iren pun memasuki rumahnya lalu ia melihat kakak lelakinya sedang duduk diruang tamu dengan Rokok disela sela jarinya.
"Baru pulang lo?" Tanya Riyan yang membuat Iren tersentak kaget
"Iya" jawab Iren singkat. Sungguh Iren sangat membenci seseorang yang saat ini menegurnya. Ia benci karna kakaknya yang sekarang tidak lagi sama dengan kakaknya yang dulu. Yang sangat Penyayang, selalu patuh kepada orang tuanya, namun sekarang sangatlah bertolak belakang.
"Dari mana aja lo?" Tanya Riyan dengan sesekali menghisap nikotin yang berada disela jarinya
"Bukan urusan lo. Lo bisa gak sih jangan ngerokok didalam rumah? Nyampah aja" Ucap Iren ketus
"Jaga omongan lo. Gue ini kakak lo, lo lupa??" Tanya Riyan lalu berdiri dari tempat duduknya dan memasukan kuntung Rokoknya kedalam gelas bekas ia minum
"Kakak gue yang dulu udah pergi. Udah Mati mungkin. Lo emang Riyan kakak gue, tapi jiwa lo bukan jiwa kakak gue! CAMKAN!" Iren pun menekankan setiap kata yang ia ucapkan, perasaannya campur aduk saat ini.
"Berubahnya gue bukan tanpa alasan Ren" Ucap Riyan dengan suara rendah.
"Gue tau. Tapi kenapa harus kayak gini? Lo gak kasihan sama mamah dan papah yang udah capek ngurusin lo, cuman karna cewek itu lo kayak gini?? Mau lo berubah jadi gimana pun tuh cewek gak akan balik lagi"
Plakk!!
Harap tinggalkan jejak 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlepas
RandomJika aku boleh menulis sesuatu. Maka akan ku tulis tentang mereka.. tentang kesedihan yg di hapus oleh senyuman. Mereka yg seakan menjadi penghibur dari sudut mana pun. Aku yg kala itu hanya bisa berbaring dan mengungkapkan tanpa satu orang pun y...