Waktu menunjukan pukuk 06.00
Aurel dan ketiga temannya sudah ada diBandara. Mereka sedang duduk sambil menunggu kedua orang tuanya Afrin."Rin pokoknya nanti lo jangan lupain kita ya" Ucap Aurel dengan suara rendah
"Iyaa gue gak akan lupain kalian kok" Ucap Afrin menatap Aurel,Agatha dan Iren secara bergantian
"Girls. Disetiap persahabatan kan pasti ada aja Problemnya. Gue mohon sama kalian walau gue udah gak deket sama kalian,kalian harus tetep cerita ya kalau ada masalah sama persahabatan kita." Ucap Afrin
"Iyyaa santai aja Rin kita pasti cerita kok" Jawab Agatha
"Pokoknya gue gak mau kalau tiba tiba gue dapet kabar kalian bertiga berantem" Ucap Afrin dengan wajah yang menunjukan seakan akan ia sedang ngambek
"Iyyaa Afrin bawel" Ucap Iren sambil menarik hidung mancung milik Afrin
"Aduhh Ireenn. Iri yaaa gak punya idung" Ucap Afrin terkekeh lalu disusul gelak tawa dari Aurel dan Agatha.
"Afrinn" Panggil wanita yang masih berumur 36an. Itu adalah Tante Dinda yaitu mamanya Afrin.
"Ehh, tante" Ucap Aurel lalu tersenyum dan mencium tangan Tante dinda yang diikuti oleh Agatha dan Iren
"Iyaaa. Maaf ya udah bikin kalian nunggu lama. Om Harry bangunnya kesiangan,udah gitu pas sarapan minta disuapin lagi" Ucap Tante Dinda lalu terkekeh. Om harry pun hanya senyum malu.
"Yaamplop. Om harry manja ya" Ucap Agatha dengan nada alay nya
"Gak ada salahnya dong manja sama istri sendiri" Ucap Om harry yang membuat teman teman dari anaknya pun tertawa.
"Dek, kamu pasti belum sarapan kan?" Tanya tante dinda kepada Afrin anaknya. Afrin itu anak bontot,dia memiliki kakak laki laki yang sudah menikah 2bln yang lalu. Sebab itu Afrin dipanggil Dek oleh orang tuanya.
"Belum mah"
"Tukan Pah. Untung mamah udah bawa dari rumah" Ucap Tante dinda dengan raut wajah khawatir.
Enak ya jadi Afrin selalu diperhatiin sama kedua orang tuanya. Coba gue? Hmm -Batin Aurel
"Girls gue pergi dulu ya" Ucap Afrin dengan mata berkaca kaca
"Jangan sedih gitu ah. Nanti gue malah ikut sedih" Ucap Iren lalu memeluk Afrin
"Jangan sampe lupa sama kita ya rin. Inget Putri sejagat akan sukses bareng dan tua bareng" Ucap Agatha lalu ikut memeluk Afrin
"Gue sayang kalian Rin,Ren,Tha" Aurel pun langsung memeluk mereka bertiga dan mereka berempat pun berpelukan. Sungguh mengharukan. Hingga satu persatu dari mereka pun melonggarkan pelukannya.
"Tante,Om sama Afrin pergi dulu ya Anak anak" Ucap Tante Dinda kepada Aurel,Agatha dan Iren. Lalu dibalas Anggukan oleh mereka bertiga.
Afrin dan keluarganya pun berjalan memasuki Bandara.
***
Aurel,Agatha dan Iren sekarang sedang berada di dalam mobil.
"Udah Ren jangan sedih gitu,kita harus relain Afrin yang mau sukses di negri orang" Ucap Aurel lalu menepuk pundak Iren
"Pasti hari hari kita beda banget kalau tanpa Afrin" Ucap Iren sedih
"Yaa gimana lagi ren. Mau gak mau kita harus terbiasa" Ucap Agatha dengan tatapan yang masih fokus terhadap jalanan
"Bener tuh kata Agatha. Udah ah jangan sedih lagi. Liat ke kaca deh muka lo merah banget kayak Pantat Ayam" Ucap Aurel yang disusul tawa oleh Agatha
"Sialan lo rel" Ucap Iren lalu mengusap wajahnya dengan Tissu
"Lagian nangis mulu ampe merah plus bengep tuh mata lu. Udah intinya Putri Sejagat ya tetap Putri sejagat,dengan 4 Princess didalamnya" Ucap Agatha yang berhasil membuat Aurel dan Iren melukiskan senyum dibibir mereka.
"Kita mau langsung pulang gak?" Tanya Agatha kepada kedua temannya yang sedang sibuk dengan dunianya masing masing.
"Main aja dulu Tha. Gue males dirumah soalnya ada abang gue" Ucap Iren dengan nada suara yang seperti tertahan. Iren itu memiliki kakak laki2 yang umurnya hanya beda 2thn darinya. Kakaknya itu bernama Riyan.
"Owhh yauda. Lo ikut main gak Rel? Tanya Agatha kepada Aurel
"Kayaknya enggak deh Tha. Langsung anter gue balik aja ya" Ucap Aurel yang diangguki oleh Agatha.
Setelah lumayan lama menempuh perjalanan dan membelah kota jakarta. Mobil mereka pun sudah sampai didepan gerbang rumah Aurel.
"Makasih ya Tha,Ren" Ucap Aurel setelah turun dari mobil Agatha.
"Iyya Rel. Kita pergi ya bye rel" Ucap Iren lalu diangguki oleh anggukan oleh Aurel.
Aurel pun memasuki rumahnya. Rumah megah tapi begitu sepi dan sunyi. Itulah tempat Aurel pulang untuk mengistirahatkan tubuhnya. Rumah nya besar namun percuma karna tidak ada kasih sayang didalamnya. Kedua orang tua Aurel selalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Sehingga Aurel dari kecil dirawat oleh Bi Sri. Bi Sri sudah sangat lama kerja di rumah Aurel.
Aurel ingin orang tua nya tinggal bersamanya namun mereka lebih memilih pekerjaannya. Dengan alasan mereka bekerja seperti ini pun untuk anak tercinta nya yaitu Aurel. Tak Aurel pungkiri memang orang tua nya selalu mengirim uang dengan jumlah yang sangat banyak untuk kebutuhan dia. Namun Aurel bukan hanya membutuh kan itu tapi Aurel juga membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya.
Aurel memasuki kamar lalu mengambil laptop nya dan duduk diatas kasur empuk miliknya. Ia pun mencoba untuk mem Vidio call Bundanya. Karna ia sangat merindukan bundanya.
"Hai sayang" Sapa seorang wanita yang masih sangat cantik itu. Aurel pun tersenyum lalu meneteskan air matanya
"Bunda Aurel kangen" Ucap Aurel dengan suara lirih
"Bunda juga kangen sama kamu sayang" Ucap Bundanya dengan suara lembut yang sangat aurel sukai
"Bunda sama Ayah sehat kan?"
"Alhamdulillah sehat. Kamu sehat kan sayang? Inget yaa jangan sampe telat makan,kamu itu punya maag,jangan lupa belajar juga ya. Anak bunda sudah dewasa sekarang,makin cantik pula" Ucap bundanya sambil tersenyum manis
"Iyaa bundaa. Oiya Ayah mana aku mau ngomong sama Ayah" Ucap Aurel dengan antusias. Karna sangat banyak yang ingin ia ceritakan kepada Ayahnya
"Ayah kamu lagi ada meeting sayang" Aurel pun menghembuskan nafas kasarnya,jujur ia sangat kecewa
"Gimana sekolah kamu?" Tanya Bundanya untuk mengalihkan pembicaraan. Ia tau pasti anak kesayangannya itu sangat kecewa
"Gak gimana gimana Bun. Oiya Bun-" Ucapan Aurel pun dipotong oleh Bundanya
"Sebemtar sayang. Bunda mau ketemu sama klien bunda,nanti kita bicara lagi ya. Love you Bulannya Bunda dan Ayah" Belum sempat Aurel menjawab,Bundanya sudah menutup telfonnya.
Love you too Bun..
Jangan lupa Voment nya😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlepas
RandomJika aku boleh menulis sesuatu. Maka akan ku tulis tentang mereka.. tentang kesedihan yg di hapus oleh senyuman. Mereka yg seakan menjadi penghibur dari sudut mana pun. Aku yg kala itu hanya bisa berbaring dan mengungkapkan tanpa satu orang pun y...