"Aurel" Panggil seorang siswa yang membuat Aurel tersentak kaget karna tadi Aurel sedang melamun.
"I.. iya kenapa Nil?" Tanya Aurel dengan raut wajah bingung. Karna pagi pagi gini Aurel sudah dibuat kaget oleh seorang Daniel
"Lain kali jangan cabut kayak kemarin ya. Gue puyeng kemarin nyari alesan ke Pak Deni buat lo sama temen temen lo" Ucap Daniel dengan wajahnya yang Unch banget.
"Iyaa. Maaf" Aurel membalas dengan suara lembut
"Tumben banget lo kalem gini, biasanya kan gila" Ucap Daniel lalu terkekeh dan tersenyum yang membuat jantung Aurel meloncat loncat dengan sangat cepat. Namun Aurel masih mencoba membuat wajahnya stabil dihadapan Daniel.
"Enak aja. Gue mah waras, lo kali yang gila" Aurel membalas dengan santai,Daniel mengacak gemas rambut Aurel lalu berjalan menuju bangkunya.
"Daniel ihh" Ucap Aurel geram,namun Daniel hanya tertawa renyah dibangku belakang.
Demi apapun ini jantung gue makin gk bisa diem. Gila emang gatau apa gue jadi tambah laper,ehh baper maksudnya -Aurel menarik nafas untuk menenangkan dirinya.
"Woyy" Ucap Agatha yang baru datang namun sudah membuat kerusuhan. Iren yang baru datang sama dengan Agatha pun memutar kedua bola matanya malas
"Yampun Tha. Masih pagi udh berisik aja" Ucap Aurel jengah namun Agatha hanya cengar cengir saja.
Karna bel masuk sudah berbunyi sejak tadi. Seorang guru pun memasuki kelas XI Ipa 2. Guru wanita yang sudah tidak muda lagi memasuki kelas dengan senyum terlukis dibibirnya.
"Pagi anak anak" Sapa guru wanita itu yang bernama Bu Titi. "Pagi buuu" jawab murid serentak.
"Ibu ingin tes siapa yang masih ingat materi yang kita pelajari di kelas X?" Tanya Bu Titi lalu ada dua orang yang mengacungkan tangannya yaitu Daniel dan Aurel
"Ekhmm. Prince Jenius dan Princess Cerdas sedang bersaing" Ucap Agatha lalu terkekeh
"Coba Aurel maju" Aurel pun maju dan menuliskan materi yang dipelajari saat ia duduk dibangku kelas X.
"Sudah bu" Ucap Aurel lalu kembali duduk ditempatnya. Bu Titi pun meriksa yang tadi ditulis dipapan tulis oleh Aurel.
"Bagus. Ternyata kamu masih ingat" Puji bu Titi kepada Aurel
"Siapa yang bisa menyebutkan macam macam manusia Purba" lagi lagi hanya Aurel dan Daniel yang mengacungkan tangannya
"Ayo Daniel maju" Daniel pun maju,setelah itu ia duduk kembali ke tempatnya. "Jawabannya benar" Puji bu Titi kepada Daniel
"Kenapa cuman Daniel sama Aurel doang. Yang lainnya kenapa pada diem aja" Tanya Bu Titi namun tidak ada yang berani menjawab
"Ayo jawab kenapa?"
"Lupa buu" Iren pun menjawab
"Itu artinya selama liburan kamu tidak pernah belajar"
"Namanya juga liburan bu. Ya berarti kita libur juga lah belajarnya" Agatha pun membalas omongan Bu Titi
"Kamu ini ngejawab terus kalau dibilangin" Ucap Bu Titi. Para murid pun geram tadi saat diam mereka digentak untuk menjawab dan sekarang menjawab namun tetap disalahkan. Guru emang selalu benar.
"Kalian harus mencontoh Aurel dan Daniel. Mereka itu dari kelas X memang sangat rajin" Puji Bu Titi kepada kedua anak murid kesayangannya
***
Aurel,Agatha dan Iren sedang duduk santai sambil menikmati makanan yang sebelumnya mereka pesan. Seperti biasa mereka duduk dikantin yang lebih dominan terisi Kakak kelas
"Ehh kayaknya gua bener suka deh sama Daniel. Gue kagum banget sama sifat dia,yang baik,pinter" Ucap Aurel kepada teman temannya
"Okee kita bakal bantu lo buat bisa jadian sama dia, gimana? Mau gak?" Tanya Iren dengan antusias
"Terserah kalian aja deh" balas Aurel lalu memakan kembali makanannya
"Ehh anjirrr gue Naber, lo pada kalau mau ke kelas duluan aja yaa" Ucap Agatha lalu berlari menuju kamar mandi yang berada didalam kantin
"Yauda ayok ah kita duluan aja Rel" Ucap Iren yang diangguki oleh Aurel. Mereka pun melangkah pergi meninggalkan kantin
Setelah merasa Lega Agatha pun mencuci tangan lalu membasuh mukanya. Dan keluar. "Ish jahat banget mentang mentang gue suruh duluan,bener bener ninggalin" gerutu Agatha lalu keluar kantin dan mulai menuruni anak tangga
Saat ditangga Agatha papasan dengan Pangerannya,siapa lagi kalau bukan Arga.
Saat Agatha melihat Arga dia pun menjadi gerogi"Mau ke kelas ya Tha?" Tanya Arga kepada Agatha
"I..iyaa kak" jawab Agatha terbata bata
"Yauda saya duluan ya Tha" Ucap Arga lalu mengacak lembut rambut Agtha. Yang membuat pipi Agatha panas
"Iya kak" Jawab Agatha singkat lalu berlari menuruni anak tangga agar lebih cepat.
"Awas jatuh" Teriak Arga yang membuat Agatha sontak berhenti lalu melihat ke sumber suara ternyata Arga masih ada ditempatnya lalu tersenyum Agatha pun membalas senyumnya lalu melanjutkan langkahnya.
"Huaaaaaaaaaaaaa Girlsssss. Ini sihhh gilaaaa yaamplop gue baper bukan main" Ucap Agatha saat memasuki kelas yang membuat seisi kelas heran dan kaget. Bahkan si Ipul sampai terjatuh dari bangkunya saat mendengar suaranya Agatha yang sangat menggelagar itu.
"Agatha,gila yaa suara lo memiliki gelombang apa sih? Sampe sampe gue jatoh gini" Ucap Ipul dengan nada yang kesal
"yeuuu lo nya aja yang alay. Makanya kalau punya badan tuh berisi dikit. Badan kok tulang semua" Balas Agatha sinis lalu menghampiri kedua temannya yang sudah menunjukan tatapan kepo
"Kenapa si Tha?" Tanya Aurel bingung
"Tadi masa kepala gue dielus lembut gitu sama my baby honey Arga" Ucap Agatha girang
"Terus terus?" Tanya Iren ingin lebih tau lagi ceritanya seperti apa
"Yaelah Tha kirain gue kenapa. Tadi pagi juga kepala gue dielus sama Daniel" Ucap Aurel santai namun mampu membuat kedua temannya melotot
"Serius? Kok lo gak bilang" Tanya Iren dengan nada mengidentifikasi
"Cuman diacak acak doang kok rambut gue jadi gak ada yang istimewa. Tapi jantung gue aja yang rasanya mau loncat" Jawab Aurel santai
"iyaaa sama Rel. Gue juga ngerasain apa yang lo rasain,seneng banget gue" Ucap Agatha dengan wajah bahagianya.
"Ihh aku mah apa atuh" Ucap Aurel dengan wajah sedih yang dibuat buat
"Ada saatnya kok Ren. Tunggu aja" Ucap Aurel dengan suara lembut. Karna Bel tanda masuk pelajaran sudah berbunyi sejak tadi seorang guru pun masuk dan memulai kembali pelajarannya.
Jangan lupa Voment😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlepas
RandomJika aku boleh menulis sesuatu. Maka akan ku tulis tentang mereka.. tentang kesedihan yg di hapus oleh senyuman. Mereka yg seakan menjadi penghibur dari sudut mana pun. Aku yg kala itu hanya bisa berbaring dan mengungkapkan tanpa satu orang pun y...