k e t e m u • 02

215 52 2
                                    

Yein terus mengembangkan senyum menawannya setelah ia mendapatkan sepatu yang Chanwoo janji kan.

Matanya seakan tak mau lepas dari sepatu yang kini sedang di pakai kaki cantiknya, Yein merasa dirinya menjadi sangat cantik malam ini.

Setelah kembali dari mall untuk membeli sepatu, Chanwoo dan Yein memutuskan untuk makan malam sebelum mereka kembali kerumah.

Restoran berdesain interior dengan gaya minimalis ini, Menjadi pilihan mereka berdua untuk makan malam.

"Kau suka?" Tanya Chanwoo. Yein mengangguk senang, membuat pria di hadapannya mengulurkan tangan untuk sekedar mengacak surai Yein gemas.

"Tentu saja, Kau sangat tau aku menginginkannya." Jawab yein masih tersenyum. "Terimakasih ya."

"Jangan marah pada ku lagi." Chanwoo pura pura cemberut, Membuat Yein seketika terkekeh geli.

"Tidak akan! Makannya kau jangan jahat." balas Yein jahil, Chanwoo tersenyum seraya mengusap tangan Yein lembut.

"Baiklah princess-nim."

"Selamat Malam." Salah seorang pelayan menghampiri pasangan romantis itu, seraya meletakan buku menu, dan mempersiapkan alat untuk menulis pesanan tamunya.

Yein melemparkan senyumnya kepada sang pelayan, tepat saat ia melihat wajahnya gadis itu mendadak diam.

"Oh, kau?" Yein lupa namanya, Jungkook juga tak ingat.

Di saat kedua pasangan itu terkejut akan kehadirannya, Jungkook memilih diam untuk tidak peduli. Dia sedang bekerja sekarang, dan dia akan profesional dalam menjalankan tugasnya.

"Anda ingin pesan apa tuan?" Jungkook beralih menatap Chanwoo, Yang di tatap hanya tersenyum miring.

Chanwoo mengingat Jungkook, Ya dia ingat pria di hadapannya ini adalah penyebab mulainya pertengkaran antara dia dan Yein siang tadi.

"Aku ingin makanan yang paling mahal disini." Ujar Chanwoo sombong, Jungkook yang tak peduli hanya bisa menulis pesanannya.

"A-aku.." Yein bingung, Matanya menatap buku menu dengan gugup. Entah mengapa Yein merasa Aura Jungkook sangat mengintimidasi.

Pria tampan yang bahkan jarang tersenyum itu, mampu melumpuhkan kewarasan kerja otaknya.

"Ingin apa sayang?" Ini Chanwoo, Tangannya merayap untuk menggenggam tangan kekasihnya, sedangkan jungkook kini beralih untuk melihat Yein.

"Aku ingin pasta." Kata Yein, dan Jungkook dengan sigap mencatat apa yang kedua pasangan ini katakan.

Setelah di rasa cukup, Yein kembali menutup buku menunya lalu memberikan benda itu pada Jungkook.

Jungkook mengambil menu itu, lalu wajahnya menampilkan seutas senyum menawan yang membuat Yein seketika meleleh. Jungkook pamit untuk menyiapkan pesanan tamunya, Chanwoo yang melihat itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah Yein.

"Ternyata dia orang miskin ya?" ucap Chanwoo membuat Yein sedikit mengernyit.

"Mungkin dia bekerja untuk membantu orang tuanya." Yein melihat Jungkook yang kembali memasuki pintu dapur. Nafasnya seakan berhenti ketika melihat Jungkook yang baru saja tersenyum, entah kenapa gadis itu merasa senang.

"Sebenernya siapa dia?" Ucap Yein dalam hati.

Beberapa pesanan sudah datang, dan masing-masing di letakan pada meja Yein dan Chanwoo.

"Selamat menikmati."

Jungkook menata pesanannya dengan sopan, Ia bahkan melakukan bowing dan kembali tersenyum tampan setelah menyelesaikan tugasnya.

"Kau dari tadi memperhatikannya." Chanwoo mendengus, Ia melihat Yein yang terus memperhatikan Jungkook, sampai gadis itu melupakan kecintaannya pada sepatu yang baru saja ia beli.

"Bukankah dia sangat keren?" Yein asal ngomong, itu membuat Chanwoo menggeram kesal.

Lelaki itu sama sekali tidak mengerti kenapa Yein bisa sejujur ini, bahkan saat ia masih bersama kekasihnya gadis ini justru memuji pria lain.

"Perhatikan ucapan mu Yein." Kata Chanwoo kesal, lalu ia memilih untuk menyantap makananya.



Mereka telah sampai di depan gerbang rumah Yein. Gadis itu hendak memasuki rumahnya, sebelum tangan chanwoo menghentikan langkahnya.

"Kau tidak ingin mencium ku dulu?" ujar Chanwoo malu, Yein mengernyit aneh.

"Loh kenapa chanwoo?" balas Yein masih bingung.

"Biasanya sepasang kekasih melakukan itu."

"Ah begitu?" Chanwoo mengangguk, Yein bingung bukan main. Ia tidak mau mencium chanwoo, nanti lelaki itu mau terus terus. Kata Mijoo gadis itu tak boleh.

"Tidak boleh sama eomma. Nanti appa ku cemburu." Jelas Yein membuat chanwoo terdiam.

"Serius?"

"Iya, tanya aja eomma." Chanwoo langsung menggaruk tengkuknya.

Ya, Chanwoo sangat tau bahwa orang tua Yein pasti akan sangat menjaga anaknya hingga seperti ini. Yein adalah gadis polos yang menyebalkan.

"Hehe, yasudah. Masuk saja, aku pulang ya?" Yein mengangguk, lalu Chanwoo berjalan memasuki mobilnya seraya tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Hati-hati Chanwooniee." manja Yein, membuat Chanwoo menggelengkan kepalanya. Ia sudah memasuki mobilnya, lalu membuka kaca mobil untuk sekedar melihat Yeinnya.

"Kau bertingkah imut seperti itu disaat kita ingin berpisah." ucap Chanwoo kesal, Yein hanya terkekeh lucu. Lalu melambaikan tangannya, agar Chanwoo cepat pergi.

"Masuklah." Chanwoo menutup kembali kaca Mobilnya, sambil menghidupkan mesin mobilnya.

Yein melambaikan tangannya kembali, saat mobil itu kini sudah melaju pergi.

"Hft! Lelah jalan sama Chanwoo." Katanya, sebelum gadis cantik itu berjalan memasuki rumahnya.


TBC

hai guize. Aku mau minta kritikannya dong  ehehe♥

chayangekk.

G E M B E L • -jjkjyi- • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang