d i m a r a h i n • 08

127 43 9
                                    

Hujan, keduanya saling terdiam menikmati pemandangan yang menurut mereka sangat menenangkan.

"Jungkookㅡ" Yein hadap Jungkook yang ada disebelahnya, namun terlalu banyak jarak yg lelaki itu buat.

Jungkook berdehem sebagai jawaban, tanda menyimak.

"Mau pulang, Takut ayah cari aku." Kata Yein, wajahnya memelas membuat Jungkook memutar bola matanya malas.

"Kamu yang nunda nunda mau di antar pulang. Salah siapa?" tanya Jungkook, kepalanya ia tolehkan menatap Yein yang tengah merenggut lucu.

"Taㅡtapi kan aku gatau kalau bakal hujan."

"Nanti kalau udah reda, langsung di antar pulang." Yein angguk, terus senyum. mata nya kembali fokus sama hujan. Jungkook juga sama, matanya tetap terpaku sama si hujan.

Disaat keduanya tengah fokus, kilat datang disertai gemuruh yang sedikit kencang.

Yein dengan cepat menutup matanya, badannya tiba tiba saja kaku.

"Jungkook, tutup jendelanya!" Jungkook menoleh, melihat Yein yang gemetar ketakutan.

"Hujannya sudah tidak tenang." lanjut Yein, Jungkook mengerti lantas ia bangkit mengambil selimut dan mengibarkannya  tepat di atas kepala Yein. Membuat gadis itu tenggelam dalam selimut dalam posisi masih terduduk.

Jungkook menutup jendelanya, lalu hadap belakang melihat Yein tengah mencebik kesal.

"Apa?" Ucapnya polos.

"Kalau ngantuk, bobo In." lanjut Jungkook, ia kembali duduk di sudut kamar. Tepat di samping Yein, Namun tetap memberi banyak jarak.

"Ih, emang aku anak kecil disuruh bobo!" Masih kesal, tangannya memeluk kaki kecilnya disertai selimut yang tetap membuatnya hangat.

"Jungkook, deketanㅡ

"Eh engga engga, makasih." Yein hendak mendekat, Jungkook panik dia takut khilaf, jujur aja.

"Apa sih ga danta." Ucap Yein kesal, akhirnya dia balik lagi ketempat awalnya. Niat hati ingin mengembalikan selimut untuk si tuan rumah, tapi urung karena jungkooknya bikin kesel. Biarlah Yein jadi tamu gatau diri, asli aja kesel banget dia di gituin.




Yein tertidur di kasur lantai milik Jungkook, dan si tuan rumah hanya bisa menghela nafasnya lelah. Jungkook juga butuh tidur sebenarnya, tapi karena Yein sudah menjajah kasurnya ia hanya bisa berbaring di lantai kayu kamarnya yang hangat.

Jungkook mengamati langit langit kamarnya, kebiasaan jika sedang memikirkan rencana masa depan. Membuatnya selalu bisa berangan-angan sambil memikirkan orangtuanya yang ada di busan, sederhanaya dengan begitu ia bisa kembali bersemangat untuk menjalani hidup di kota.

Jungkook menoleh, melihat Yein yang pulas tertidur dengan mulut sedikit terbuka. Cantik pikirnya, maka tanpa sadar ia terus mengamati wajah rupawan si manis.

Mata doe itu hampir saja terpejam, jika dering ponsel milik Yein tidak berdering nyaring. Ia kembali menoleh pada si manis, namun sepertinya gadis itu terlalu lelah hanya untuk sekedar membuka mata.

Jungkook ber-inisiatif melihat nama yang tertera di layar ponsel milik Yein, lalu tangan besar itu langsung menyambar ponsel Yein yang berada di atas meja yang biasa ia pakai untuk mengerjakan tugasnya.

"Hallo, pak?" Ucap Jungkook ketika ia memilih untuk berbicara pada Hoseok, Ayah Yein.

"Hey, ba-bagaimana bisa anak lelaki yang menjawab telpon ku. Dimana putri ku hah?" Hoseok nge-gas, bikin Jungkook bingung untuk menjalaskan.

"Ini sayaㅡ

"Saya saya saya siapa?!" Hoseok tak sabar, ingin hati mengumpati orang yang lebih tua darinya.

"Jungkook, pak."

"Dimana Yein?"  Nada suaranya berubah, kali ini  terdengar lebih serius. Jelas sekali kalau sepertinya ia khawatir, karena putrinya sedang bersama lelaki yang bahkan Hoseok belum terlalu kenal.

"Yein nya tidur, pakㅡ

Jungkook berhenti sejenak,

"Dirumah saya."

"Bawa dia pulang sekarang, dan pastikan jangan sampai ada yang lecet." Perintah yang amat sangat tak bisa di tolak, dengan begitu sambungan telak berakhir.

Jungkook sempat menahan nafas, sesaat bossnya berbica dengan nada yang tidak bersahabat.

Biar bagaimanapun Jungkook jelas tau, apa yang bapak bapak itu fikirkan. Seorang lelaki dan gadis manis tidak akan selamat jika sudah berada dalam satu atap. Apalagi di era modern ini, orang tua yang memiliki gadis harus ekstra berhati-hati dal menjaga putrinya.

Maka tanpa berfikir dua kali, Jungkook mencoba untuk tetap membangunkan Yein. Meskipun hujan masih tetap jatuh dari langit, ia tak peduli. Menurutnya ini tanggung jawab yang harus ia selesaikan, Jika tidak ingin terkena masalah maka ia harus membawa anak gadis atasannya tepat waktu.

Tak lama Yein terbangun, matanya memerah karena dipaksa untuk terbuka. Tangannya begerak untuk mengucek matanya, khas seperti anak kecil yang baru bangun dari tidur. Jungkook tersenyum lembut melihat tingkah Yein.




Dan sekarang dirinya kembali berfikir, Bagaimana bisa agar Yein tak kehujanan, sedangkan dirinya tidak memiliki payung?









Tebece

Aku lama sekali update ya -3-

Semangatin diriku dong guys, biar bisa kejar tayang >•<

G E M B E L • -jjkjyi- • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang