isakan kecil itu berhenti setelah sang gadis mengeluh lapar. sekarang disini lah mereka berada, di sebuah kedai ramen pinggir ibu kota.yein menyantap makanannya dengan nikmat, hidungnya yang masih memerah serta matanya yang bengkak membuat jungkook semakin merasa bersalah.
jungkook tentu tidak tahu jika yein akan sanggup menangis selama itu, ia pun sudah berusaha menyuruh yein berhenti. tetapi hal itu malah membuatnya semakin tenggelam ke dada jungkook, dengan isakan yang kembali kuat.
"jungkook, makan!"
suara yein menyadarkan jungkook dari lamunanya, lelaki itu mengangguk lalu kembali memakan ramen miliknya.
"jungkookie!"
"hm?"
"musim dingin nanti kau ingin pergi kemana?" ujar yein, jungkook menghentikan acara makannya sebentar.
"aku bekerja.ㅡ"
yein mengernyitkan keningnya malas, merasa tidak membutuhkan jawaban seperti itu.
"tapi ada rencana untuk mengunjungi ibu ku ke busan, aku harus minta cuti pada ayah mu nanti."
"kalau begitu ajak aku bersama mu."
ucapan yein membuat jungkook tersedak, wajah yein lucu sekali. mata yang tadinya basah kini berbinar, hidungnya memerah tetapi memberikan kesan yang membuat jungkook sesak nafas.
"tidak, rumah ku sempit. hanya ada satu kamar dan itu sudah untuk kami ber-tiga."
setelah sesaat jungkook mengatakan hal itu, wajah imut yang beberapa detik lalu berbinar sudah kembali merengut. jungkook bersih keras menggeleng, menolak permintaan yein adalah yang terbaik.
toh jungkook paham yein anak orang kaya, rumahnya bahkan sangat bertolak belakang dengan rumah gadis itu. menurut jungkook anak orang kaya sangat tidak cocok pergi ke busan karena sebagian tetangga jungkook bekerja sebagai nelayan, kakak-nya pun selalu ikut handil untuk berlayar ke laut hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
dulu sekali, sebelum ayah jungkook meninggal. keluarga mereka adalah keluarga nelayan. ayah jungkook selalu membawa ikan kerumahnya setelah belayar selama tiga hari. rumahnya pun memiliki aroma khusus, aroma amis dari ikan segar, yang jungkook yakin bahwa anak kalangan atas tidak akan suka dengan baunya.
hal seperti itu pernah terjadi, ketika jungkook membawa temannya ke rumah. walaupun tidak berbicara, jungkook sangat paham bahwa temannya merasa sangat terganggu dengan aroma ikan yang di jemur ibunya di perkarangan rumah.
dan itu ada pembelajaran untuk jungkook, lelaki itu tentu tidak akan mau di repotkan oleh gadis ini ketika sedang dirumah bersama ibunya. jungkook tidak suka anak rewel. itu sangat mengganggu, dan menurutnya yein memiliki sifat yang jungkook tidak suka.
"aku ingin ikut."
paksaan yein di tolak mentah mentah, karena jungkook kini memilih bungkam dengan menyibukan dirinya menyendok kuah ramen yang sebenarnya tidak ia sukai. karena menurut jungkook walaupun sebelum di makan, ramennya sudah ia beri kecap banyak banyak, tetapi tetap saja akan ada rasa pedas yang tertinggal disana, dan itu membuat lidah serta tenggorokannya seperti terbakar.
Jungkook meminum airnya hingga habis, lalu mengajak yein untuj segera pergi dari kedai.
sebelumnya mereka menghampiri nyonya pemilik kedai terlebih dahulu. jungkook yang membayar pesanan mereka, yein tidak membawa dompetnya dan jungkook tidak peduli. ia tidak berniat untuk membayar makanannya sendiri, walaupun pesanan yein dua kali lebih banyak dari miliknya.
mereka berdua berjalan untuk mengantar gadis manis itu pulang, padahal ia sudah meminta yein untuk menelpon supirnya tapi ia tidak mau. dengan alasan yang membuat jungkook semakin sakit kepala. katanya, yein lebih baik ber-jalan bersama jungkook, walau kakinya akan sakit ketika ia berjalan esok hari.
maka dari itu ketika jungkook melihat halte bus di hadapannya, lelaki itu langsung menarik yein untuk segera kesana. tetapi yein tetap bergeming, mata nya berninar cerah ketika melihat sebuah toko yang menjual aksesoris khusus wanita,
"hey, sudah maㅡ"
"sepertinya aku baru melihat toko ini." ujar yein, kakinya langsung melangkah tanpa mengindahkan panggilan jungkook untuknya.
"eumㅡ mau." kata yein, tangannya terbuka memperlihatkan jepit rambut mutiara berwarna merah muda pada jungkook.
lalu jungkook mengangguk, mengikuti yein ke kasir. tapi belum lama ia berdiri di depan sana, matanya kembali menatap ke tempat khusus aksesoris telinga.
kakinya tanpa sadar berjalan cepat, matanya berbinar terang. tangan gadis manis itu asik memilah aksesoris mana yang menurutnya cocok untuk ia kenakan, dan yang jungkook lakukan hanya menelan ludahnya gugup.
yein sudah banyak mengambil barang, dan gadis itu sangat sulit untuk di hentikan. jungkook pusing sendiri, tangannya sudah siap memegang dompet tipisnya.
merasa sudah terlalu banyak memilih barang jungkook langsung menghampiri yein dengan tatapan yang sulit gadis itu artikan.
"sudah cukup, belanjaan mu sudah banyak." setelah mendengar hal itu, yein langsung memutar badannya dan melihat seluruh belanjaan yang tergeletak di atas meja kasir.
jungkook menyusul, melihat kasir yang sudah mulai menghitung quantity serta harga barang yang yein beli. jungkook diam, perasaannya mulai tidak enak ketika nominal yang terletak pada layar komputer sudah melebihi angka yang ia perkirakan.
dan benar saja, jungkook harus rela merogoh isi dompetnya dalam dalam untuk membayar semua tagihan yang sudah yein buat. maka katakan selamat tinggal pada uang yang sudah ia atur untuk dua minggu kedepan.
tbc.
ini gaya jungkook kalau lagi ngampus. dia bawa tas isi buku hasil pinjam di perpus makannya bisa segede gaban.
nona jung, ceritanya ini dia. si anak orang kaya yang kepincut sama gembel.gggg
KAMU SEDANG MEMBACA
G E M B E L • -jjkjyi- •
Historia CortaJungkook tidak pelit, Hanya sajaㄧ Yein akan menjadi sangat berbahaya jika sudah melihat barang-barang lucu yang ia inginkan.