l u c u • 06

186 51 8
                                    


Jungkook total dongkol, Yein sedari tadi terus mentertawainya.  Salahkan kakak dan ibu nya yang terus menjahili Jungkook  pada saat dirinya menelpon tepat di sebelah gadis cantik itu.

Yein tak henti tertawa, kakak dan ibu dari pria dingin ini membangun mood baik untuknya.

Berbanding terbalik dengan Jungkook yang datar, Kakak dan ibunya memiliki selera humor yang bagus.

Lucu sekali, sepertinya. Sampai gadis ini tertawa dengan mata yang terus menghilang.

Jungkook beneran jengkel, tetapi tawa Yein membuat hatinya sedikit menghangat.

Anggap, Jungkook telak jatuh cinta dengan gelak tawa si manis.

"Sudah puas?" Suara intruksi Jungkook membuat Yein menghentikan tawanya perlahan.

"kamu beneran bagian dari mereka?" Tangan lentiknya di bawa untuk menyeka air mata yang keluar karena sibuk tertawa.

Jungkook diam tak mau ambil pusing.

"Sekarang kamu pulang."

"Ga, aku mau makan."

"Yaudah, biar aku yang pulang." Jungkook bangun, tapi tangan mungil Yein sukses menggapai ujung jaketnya.

"Ga peka!一"

"Ayo makan, Jungkook." Jungkook menaikan sebelah alisnya, lalu menggelengkan kepala.

"Aku makan di rumah."

Yein mendengus kesal, lagi lagi pria ini memberinya penolakan.

"Oke, Aku ikut makan di rumah mu."

"Ngapain?"

"Ikut!" Yein kesal sekali, di tolak terus terusan.

"Cuma makan ramen, in." jelas Jungkook, Yein cemberut dengan kepala menunduk pundung.

"Memangnya kenapa?!" Ngegas si manis, saking keselnya.

"Takut ga suka, makanan murah. Ga sehat lagi." Yein memutar bola matanya malas, lalu menatap Jungkook.

"Siapa bilang?一

"Gausah sok tau, orang suka juga."

Si manis bangkit, lalu menarik tangan Jungkook kuat.

"Ayo mamam!"

"Beli dulu di sana." Masih dengan nada datar, telunjuk Jungkook mengarah pada sebuah mini market.

"Cuman punya satu di rumah." jelasnya membuat Yein mengangguk.





Yein terlalu banyak mengambil bahan, Jungkook hanya bisa pasrah tetapi takut juga uangnya tak cukup.

"Terlalu banyak, Pasti kurang." Akhirnya, Jungkook memberanikan diri untuk berkata demikian. Lantas Yein mengernyit一

"Apa?"

"Gajian masih dua minggu lagi." Yein melirik Jungkook yang berbicara muter-muter, padahal Yein paham kode ini.

Jungkook tak punya uang, asli gembel sekali.

"Pake uang ku." kata Yein tak mau ambil pusing.

"Jangan."

"Ih kenapa sih Jung一

"Malu, in. Masa cewek yang keluar duit." Seketika Yein menutup mulutnya, ingin tertawa melihat Jungkook yang total gengsi.

"Beli yang perlu aja." Lanjutnya.

Setelah mengembalikan belanjaan yang tak perlu, mereka pergi ke kasir untuk membayar.

"Jungkook, bayar." tangan Yein menengadah seraya meminta uang Jungkook, lantas lelaki itu memberikan uangnya. Ia beranjak dari sana, membawa barang lebih dulu, dan menunggu Yein di luar.





Dua insan yang sama sekali tidak ada hubungan, berjalan berdampingam menuju tempat tinggal Jungkook.

Hanya ocehan Yein yang terdengar, Jungkook tak mau menanggapi. Yein terlalu cerewet.

"Jungkook, masih lama?" pria dingin itu menoleh, lalu menggelengkan kepalanya.

"Di sana." tangannya menunjuk sebuah rooftop yang terdapat rumah di atasnya.

"Oo, kamu sewa disana." anggukan Jungkook menjadi jawaban, Yein tersenyum lalu sedikit mempercepat langkahnya.

"Cepatlah, aku sudah lapar."







Jungkook membuka pintu rumahnya lalu meletakan belanjaan di sudut ruangan. Yein ikut masuk, matanya meneliti ke seluruh ruangan.

Hanya ada satu ruang yang terbagi menjadi ruang tidur, lalu menyatu dengan dapur. Di sudut ada sebuah pintu, yang Yein yakini bahwa itu adalah kamar mandi. Terlalu sempit, tetapi cukup untuk satu atau dua orang.

Yein lantas bangkit, membantu Jungkook mengeluarkan belanjaannya.

"Biar aku yang masak." Ucap Yein.

Jungkook mengernyit remeh, Yein tahu apa yang Jungkook pikirkan.

"Aku bisa masak! Tolong ya, mata kamu gausah segitunya." ga terima Yein, Ia menodong Jungkook dengan sayuran yang tadi di beli.

"Yaudah, di tinggal ya. Mau mandi dulu."

Si manis berdecih, melihat Jungkook mengambil handuk lalu menuju kamar mandi.

"Orang ganteng kok nyebelin ya?" gerutu Yein selagi menyiapkan peralatan memasak.






Yein telah selesai memasak, ia tengah menata makanannya di tengah ruangan.
Si manis hendak mengmbil air untuk mereka minum, tepat setelah Yein berbalik Jungkook keluar dari kamar mandi.

"Astaga! Pakai baju!" teriak Yein, tangannya sudah menutupi wajahnya.

Jungkook shock di sambut dengan teriakan Yein, tangannya bergerak mengambil kaos yang di gantung di dekat lemarinya.

"Berisik sih, ini juga baru mau ambil baju." jalannya santai sekali, sambil memakai kaos. Yein masih setia menutup wajahnya, takut takut si Jungkook masih bertelanjang dada.

"Buka, udah dipakai bajunya." kata Jungkook, si manis berbalik lalu menatap jungkook tajam.

"Lain kali jangan gitu, Kook."

"Apa? Di busan juga sering, kalau lagi main di laut. Ga masalah tuh."

"Ya itu kan beda!"

"Udah, In. Kamu rese kalau lagi laper."

Jungkook duduk, di hadapannya sudah banyak makanan yang minta ia santap. Yein jalan ke dapur, lalu kembali dengan membawa air untuk mereka minum.

"Makan Jungkook, jangan diliatin doang."

"Ya, aku tunggu kamu. Kita makan bareng." jelasnya membuat si manis terkekeh.

"Yuk, makan." kata Yein, dan Jungkook sudah sangat siap untuk menyantap makanannya.




tebece.

Gimme vote a lot. need support u guize ! >\\<

Oh iya, kalian pasti ngerasa ada yang beda dari tulisan ku kan? Menurut kalian, enak tulisan ku yang begini atau yang dulu? -3-

G E M B E L • -jjkjyi- • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang