a s a l m u l a • 03

174 46 8
                                    


Brak!

Jungkook tiba-tiba brutal, ia berlari setelah menutup pintu rumahnya dengan sadis. Tujuannya hanya untuk datang ke sebuah perusahaan yang menerimanya untuk magang.

Ya, akhirnya setelah berbulan-bulan menunggu, Jungkook mendapatkan Email balasan dari perusahaan besar yang selama ini ia incar. Kaki nya terus di ajak berlari, tidak ingin menaiki bus. Dengan alasan, uang untuk makan siang.

Gila memang, tapi itu lah Jeon Jungkook.

.

"Jeon Jungkook?" Hoseok meneliti setiap gerak gerik pria yang ada di hadapannya.

"Kau datang terlalu pagi." Ucap hoseok santai, Jungkook sempat tertegun dengan pemimpin perusahaan elite yang ternyata mempunyai sikap seperti ini.

Tidak ada yang salah sebenarnya, Hanya saja Jungkook merasa sikap pemimpin ini terlalu santai. Membuat rasa gugup Jungkook sedikit berkurang, hebat sekali.

"Saya takut telat, pak." jawab Jungkook setelahnya.

"Sekertaris saya bilang, kau harusnya datang jam 9. Sudah berapa lama menunggu?"

"Dua jam." Jawab jungkook.

Hoseok suka, Cara Jungkook yang tetap menghormatinya walau ia sudah berbicara santai sekalipun. Pria itu juga menyukai ambisi yang terdapat pada anak muda di hadapannya kini. Jungkook terlalu lugas, dan dapat di andalkan.

"Baiklah. Kau di terima." final hoseok, membuat Jungkook terkejut. Tetapi ia tetap bisa mengendalikan dirinya, walaupun jauh di lubuk hatinya, ia ingin berteriak sekeras mungkin.

"Terima kasih." Jungkook berdiri lalu membungkuk rendah, tanda sopan dan sikap tahu diri.

"Sekertaris ku akan memberitahu tugas apa yang akan kau kerjakan besok." Ujar hoseok, sambil menyunggingkan senyum.

"Baik pak, Saya permisi. " Jungkook kembali membungkuk, hendak berbalik sebelum suara nyaring seorang gadis memekakan telingaㅡ

"Ayah!" Yein membuka pintu, mulutnya langsung berteriak nyaring memanggil ayahnya.

"Kau memang harus belajar sopan santun." Kata ayahnya membuat Yein mencibir.

"Ish! Aku tak mau pergi dengan ㅡ  eh." Yein bungkam, setelah melihat Jungkook berada di ruangan ayahnya. Dahinya mengernyit, tanda bingung.

"Jungkook, kamu kok disini?" Tanya Yein langsung, Jungkook hanya membungkuk sekilas.

"Dia karyawan magang di perusahaan ayah sekarang." Hoseok yang menjawab, Membuat Yein mengangguk.

"Saya permisi." Jungkook hampir kembali berjalan jika saja Yein tidak mengatakanㅡ

"Aku ingin berangkat bareng Jungkook, kita satu kampus."

"Ya, sana pergi." balas hoseok, tak habis pikir dengan jalan pikiran putrinya.

"Aku jalan sampai kampus." Jungkook mulai angkat bicara.

"Naik mobil ku, Jungkook." Balas Yein tak mau kalah.

"Tak usah repot, aku jalan saja."

"Baiklah, aku ikut kau jalan." Final Yein, membuat hoseok shock sendiri.

"Sejak kapan kau rela jalan jauh, Jung?"

"Tidak, kau berangkat naik mobil mu saja. Di luar panas."

"Ayaaaaah." Beginilah Yein, kalau sudah tersudut ia selalu mengandalkan kekuasaan ayahnya.

"Ikuti saja, Jungkook."

"Tapi, Pak.ㅡ"

"Ikut!" final Hoseok, membuat Jungkook total bungkam dengan Yein yang tersenyum menang.

--

Selama di perjalanan Jungkook hanya diam, mendengarkan ocehan Yein yang menurutnya sama sekali tak penting.

Terkadang Yein berbicara pada sopirnya, hanya untuk sekedar bertanyaㄧ

"pak, bagaimana seseorang bisa membangun gedung setinggi ini?"

"kau tau tidak, pak? Kenapa spongebob tinggal di bikini bottom?"

"Apa ada tayo, sungguhan? Aku sangat penasaran."

Tidak penting sekali.

"Jungkook, kau tau tidakㄧ"

"Tidak."

"Hey, Aku belum selesai."

"Kau membicarakan hal yang tak penting." Yein mengerjap mendengar penuturan Jungkook, dia merenggut kesal. Sang sopir hanya memandang takjub pada teman dari nona mudanya, terlalu berani.

"Turun kan aku depan gerbang kampus saja, pak." Yein memandang Jungkook, lalu ia menggeleng tanda tak setuju.

"Tidak, masuk saja ke dalam."

"Aku tidak mau jadi sorotan, hanya karena datang dengan mu." jawab jungkook, Yein hanya diam lalu menghela nafasnya kasar.

"Turunkan kami di depan gerbangㄧ."

"Kau tak perlu ikut turun."

"Terserah ku."

"Itu sama sekali tak membantu."

"Jungkook menyebalkan!"

Jungkook menoleh, dan mendapati Yein yang tengah merenggut. Jungkook tidak mengerti kenapa ia tiba tiba peduli, menurutnya Yein yang sedang mengerucutkan bibirnya kini, terlihat sangat lucu di matanya. Dan Jungkook total merasa bersalah, karena telah membuat gadis manis ini bersedih.

"Aku tidak ingin kau bertengkar dengan Chanwoo."

"Biar bagaimana pun, dia pasti akan cemburu melihat mu datang bersama ku."

Yein mengangguk, Jungkook ada benarnya. Biar bagaimana pun, status mereka masih sepasang kekasih.

Gadis itu mengangguk, tak lupa dengan senyum yang mengembang.

"Yasudah, tak apa."

"Terimakasih atas tumpangannya."

Ucap Jungkook sebelum keluar dari mobil, Ia membungkuk pada sang supir lalu kembali menutup pintunya.

Jungkook hendak berjalan memasuki kampusnya, namun matanya menangkap keberadaan Chanwoo yang masih berada dalam mobilnya. Terlihat Chanwoo yang sedang menatapnya dengan tajam, dan rahang yang mengeras.

Jungkook menghela nafas berat, ia memutus kontak mata yang terjadi di antara mereka sebelum melanjutkan langkahnya memasuki kampus.



tbc.

G E M B E L • -jjkjyi- • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang