Hoseok sudah berdiri angkuh di depan pagar, begitu mereka sampai di rumah si manis.
Si Jungkook tercengang melihat atasannya, sangat berbeda dengan yang biasa ia lihat di kantor. Hanya ada kaos tipis berwarna putih, celana training selutut dan sendal jepit sebagai alas kaki.
Hoseok memandang Jungkook dengan ekspresi belagu yang kentara sekali. Yein sendiri hanya bisa memutar bola matanya malas, kesal liat tingkah ayahnya yang sengak.
"Gausah nakutin orang begitu, Ayah!" Yein pukul lengan ayahnya pelan, agar Hoseok berhenti masang ekspresi menakutkan seperti itu.
"Kok pulang lama sekali?" Ucap hoseok, Jungkook membungkuk hormat lalu menggaruk tengkuk belakangnya.
"Tunggu reda, kan ayah tau sendiri tadi hujannya ㅡ
"Ga nanya kamu. Masuk sekarang, bunda masak puding." Potong hoseok membuat Yein mencebik kesal. Hoseok kembali menatap Jungkook.
"Hujan pak, Saya ga punya mobil buat anter." jelas Jungkook luwes, Hoseok senyum dalam hati.
"Kenapa ga izin dulu?"
"Kamu main asal bawa anak gadis saya."
"Ayah, aku yang minta ikut ih!" Yein coba potong ucapan Hoseok, Mencoba untuk merangkul lengan ayahnya tetapi Hoseok terus melepaskan.
Jungkook yang melihat kelakuan ayah dan anak itu langsung berdeham.
"Kamu masuk aja deh, In." Ucap Jungkook, Yein cemberut. Niat hati ingin menyelamatkan Jungkook tapi ia sendiri yang tersudut.
Yein menghentakan kakinya kesal, wajah cemberutnya ia bawa ke dalam rumah. Membuat si bunda memekik senang karena kepulangan Yein, sekaligus bingung juga melihat wajah anaknya menekuk lucu.
Mijoo tersenyum, tangannya mengeluarkan sebuah puding ke sukaan Yein dari dalam kulkas, lalu duduk di hadapan anak manisnya.
"Bunda seneng kamu pulang, tapi kenapa wajahnya se-datar aspal?" Mijoo menyodorkan puding ke hadapan Yein, lantas si manis memakannya, masih dengan ekspresi kesal yang kentara.
"Bun, kenapa sih bisa nikah sama orang yang kayak ayah?" Mulai Yein, si manis bicara dengan raut kesal. Ya, memang ia sedang kesal dengan ayahnya.
"Loh kenapaㅡ
Yein langsung menceritakan pengorbanan Jungkook yang mengantarnya pulang, Rela basah basahan hanya karena takut dirinya terkena air hujan.
"Ya pantes ayah marah, kamu pergi ga bilang. Pulang juga malam, panik ayah cari kamu." jelas Mijoo, Yein menghela nafas merasa bersalah karena telah membuat si ayah khawatir mencarinya.
"Tapi kan bun, kasihan temen aku. ㅡ
Baju nya basah, masa di sambut sama muka masam ayah. Aku aja di suruh sopan di depan temen-temennya. Tapiㅡ
Kenapa ayah begitu sama temen aku?" Se- selesainya Yein berucap demikian, Hoseok dan Jungkook masuk. Sedikit berbincang soal pekerjaan, Mijoo tak habis pikir sama suaminya, cepat sekali dalam kontrol emosi. Padahal sedari tadi, sebelum Yein pulang, dirinya di buat kelelahan hanya untuk menenangkan suami yang terlalu mengkhawatirkan anak gadisnya.
"Ini bunㅡ
Hoseok melirik Yein, biarpun begitu, dirinya juga dapat mendengar semua keluh kesah Yein terhadap ayah-nya.
Ambilin handuk, kasihan bajunya basah." Kata Hoseok, Jungkook membungkuk lalu tersenyum kearah Mijoo. Si ibu ikut tersenyum, lalu menghampiri Jungkook dan memegang kaosnya yang basah.
"Duh nak, lain kali jangan begini ya. Saya jadi ga enak. Yein kering, kamu nya basah."
"Gapapa kok bu, saya kuat dingin." Ujar Jungkook membuat Mijoo memukul lengannya pelan sambil tertawa.
Mijoo mempersilahkan Jungkook duduk di kursi meja makan, lalu dirinya berlalu untuk mengambil handuk dan kaos untuk pria bermata doe tersebut.
"Ayo di tambah, Ibu buat banyak kok." Tawar Mijoo, Jungkook menggeleng. Tidak enak hati sudah makan tiga potong puding, karena Yein yang terus memberikan pada piringnya.
"Saya mau pamit pulang aja, bu. Sudah malam." Jungkook bangkit, mendengar Jungkook yang pamit nyonya Jung bangkit dari duduknya.
"Loh kok buru-buru?" Tanya Mijoo, Hoseok ikut berdiri disusul dengan Yein yang ikut mengekor di belakang mereka.
"Besok dia harus kerja juga bun." Kata hoseok, membuat Jungkook mengangguk.
"Jungkook, nanti berangkat bareng ke kampusnya ya?" Yein nyeletuk dari belakang, Jungkook tersenyum kecil.
"Duluan aja, In. Takut kesiangan."
"Gapapa, aku tunggㅡ
"Chanwoo besok kemari jemput kamu." Kata Hoseok, Yein cemberut membuat Jungkook sedikit tak enak hati.
"Pacar kamu kan Chanwoo, bukan Jungkook." Tambah ayahnya, membuat Yein mendelik tajam.
"Ih ayah!" Yein kesal setengah mati, tangannya memukul lengan ayahnya pelan. Jungkook yang enggan melihat pertikaian antar ayah dan anak ini rasanya ingin segera sampai depan gerbang rumah.
"Udah pak, sampai sini aja. Biar saya yang tutup gerbangnya." Pamit Jungkook, setelah membungkuk hormat kepada atasan dan istrinya pria tampan itu segera bergegas keluar rumah sambil mengelus dadanya.
Akhirnya Jungkook bisa bernafas lega, sejujurnya ia sangatlah gugup, takut di marahi tapi memang sudah di peringati. Ia tidak ingin lagi berurusan dengan nona muda Jung lagi, ini terakhir kalinya jantung Jungkook di pompa hanya karena berurusan dengan anak dari atasannya.
TbC
molor sekali diri ku update hikzed.
KAMU SEDANG MEMBACA
G E M B E L • -jjkjyi- •
Historia CortaJungkook tidak pelit, Hanya sajaㄧ Yein akan menjadi sangat berbahaya jika sudah melihat barang-barang lucu yang ia inginkan.