🍀Prolog🍀

140 15 11
                                    


Selamat membaca!!!

🌟🌟🌟

DETIK demi detik berlalu. Angka yang menunjukkan pukul 12 malam itu pun membuat mereka tak bisa menghindari perasaan resah. Tidak ada yang tau nasib seseorang akan bagaimana. Semuanya akan hancur jika orang yang kita sayang kehilangan nyawanya.

Seperti sekarang, nyawa adalah yang terpenting baginya. Laki-laki itu terus saja menatap cemas seorang wanita di sampingnya yang meringis begitu hebat. Dia tidak pernah tau bagaimana rasanya. Tapi dengan melihat itu secara langsung, semua menjadi kenyataan. Dia benar-benar khawatir. Kuku jari wanita itu bahkan sudah memutih karena terus saja meremas tangannya sangat kencang. Sampai kapan ini semua berakhir? Pikir laki-laki itu.

Mereka yang berada di dalam ruangan tersebut berusaha untuk menenangkan wanita itu. Namun sayangnya tidaklah mudah. Kondisinya yang semakin menurun membuat mereka hanya bisa pasrah oleh kehendak Tuhan. Bahkan laki-laki di sampingnya berusaha menahan air mata yang siap tumpah. Karena untuk pertama kalinya, dia merasa tidak berguna sebagai seorang suami sekaligus laki-laki.

"Vey, aku bersamamu. Jangan tinggalin aku dan anak-anak kita ya? Kamu harus kuat," bisiknya di daun telinga sang istri tercinta. Dia tidak tega melihatnya menangis pilu karena menahan sesuatu di perutnya. Andai dia bisa bertukar posisi, sudah pasti istrinya tidak akan merasakan sakit itu. Walaupun kenyataannya memang sulit.

Erghhh

Erangan istrinya begitu memilukan. Membuatnya semakin menggenggam erat tangan mungil itu. Takut jika kehilangannya. Sambil sesekali dia memejamkan mata meminta petunjuk kepada Tuhan untuk menyelamatkan nyawa sang istri dan bayi yang ada di dalam perutnya. Berharap mereka dapat selamat semuanya.

"Tahan sebentar ya Bu, sedikit lagi kita akan mengeluarkan bayinya. Jadi Ibu harus ikuti perintah saya. Coba tarik napas perlahan, lalu keluarkan secara pelan-pelan ya." Dokter di hadapan wanita itu memberikan titah kepadanya. Dengan napas yang berat, dia mencoba menarik napasnya dan mengeluarkannya secara perlahan.

"Bagus Bu ... ayok kita coba lagi yaa. Tarik napas, buang...." Dokter tersebut kembali memberikan arahan yang juga diikutinya. Lelaki di sampingnya bahkan mencoba menguatkan sang istri sambil mengetatkan genggaman mereka.

"AKHH."

"Sedikit lagi ya Bu...."

"Mas...sakit," lirih Wanita tersebut ke arah sang suami.

"Aku di sini Vey, Kamu gak perlu khawatir. Kamu bisa, sabar ya sayang."

"AAAAAAAKH...."

OEK OEK....

Suara itu. Mereka langsung bernapas lega. Akhirnya, penantian yang panjang membuahkan hasil bagi semuanya. Wajah kecil yang diselimuti dengan lumuran darah itu menggeliat dengan lucu. Sambil mengeluarkan suara tangis yang begitu mengharukan di dalam ruangan tersebut.

Veyli, Wanita itu bahkan ikut menangis melihat sang buah hatinya. Karena setelah bayi pertama yang beberapa jam lalu telah lahir, bayinya yang satu ini justru tidak bisa dikeluarkan. Sebab kontraksi di rahimnya yang tidak baik, hingga bayi itu hampir saja kehilangan nyawa jika tidak cepat ditindaklanjuti.

Akhirnya wanita tersebut harus bertahan sampai akhir. Hingga saat bayi itu bisa diselamatkan, dia merasa bersyukur. Walau hampir saja nyawanya yang akan ikut pergi. Tapi Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk melihat bayi kembarnya. Tidak disangka, dia bisa melahirkan bayi kembarnya secara normal. Sungguh keajaiban yang nyata.

"Selamat ya, Bu. Bayinya perempuan semua." Sang dokter tersenyum dengan tulus. Ikut merasa bahagia dengan kelahiran bayi kembar itu. Veyli sendiri membalasnya dengan berterima kasih.

"Sayang, lihat. Bayi kita begitu merindukanmu," kata suami Veyli sambil menggendong keduanya. Wanita itu terkekeh pelan. Dia tidak tau harus berekspresi seperti apa melihat sang suami yang begitu bahagia.

"Kamu mau melihatnya?" tawar si suami kepadanya. Dia pun mengangguk dengan lemas. Tak sabar untuk melihat kedua bayinya.

Lelaki tersebut langsung menurunkan bayi itu satu persatu secara perlahan ke arahnya. Menempatkannya di posisi yang paling nyaman. Veyli tertegun saat keduanya sudah berada di samping, tertidur dengan pulas.

"Makasih, Vey." Andrew-suaminya dengan lembut berkata tiba-tiba. Dia pun menoleh ke arahnya.

"Untuk?"

"Karena kamu sudah mau melahirkan keduanya, dan untuk semua yang sudah kita lewati bertahun-tahun," katanya sambil menatap mata Veyli. Wanita itu hanya tersenyum.

"Aku mencintaimu, Vey."

Veyli menganggukkan kepalanya. "Aku tau itu," balasnya meledek. Mereka pun tertawa bersama. Tanpa sadar di samping wanita itu, kedua bayinya ikut tersenyum dengan lucu.

"Jadi, mau kamu namakan apa mereka?" tanya Andrew kepadanya.

Wanita itu sesaat terdiam sambil menatap keduanya yang terpejam. Dia sudah memikirkan nama yang akan diberinya untuk mereka.

"Aku menamainya Ana dan Cia," ucapnya lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku menamainya Ana dan Cia," ucapnya lembut. Sesekali mengelus pelan pipi keduanya.

Andrew ikut tersenyum mendengar itu. "Siapa yang Ana dan siapa Cia?" katanya penasaran.

"Untuk anak yang pertama, aku memberinya nama Ignacia Losaveye." Setelah mengatakan itu, dia lalu melirik ke arah bayi yang satu. "Dan yang ini, aku memberinya nama Ariana Losaveye," jelasnya.

"Nama yang bagus, aku harap mereka bisa membawa kebaikan untuk kita semua." Andrew berkata sambil mengecup kedua pipi bayinya. Tak lupa dengan Veyli.

Cup.

"Aku harap juga begitu," kata wanita tersebut dengan pelan, tersenyum.

🍀🍀🍀

Gimana awalannya?

Kangenn aku gak gaiss?? Gak ya? Sksksk oke oke santai gak apa-apa^_^

By the way, Selamat datang di lapak baruuu akuuu!!! Semoga kalian betah di sini yaaaa xixixi.

Dan yang baru join, jangan lupa follow dan masukin ke library kalian kalau suka ya! Timaaciii 💚

Different Twins [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang