Ini nyata?

100 10 2
                                    

"Apa kau yakin akan bicara pada Jaena tentang hal itu? Yak, sebaiknya kau pikirkan dulu. Kenapa kau malah seperti pengecut seperti ini." Ucap Soonyoung pada Minghao. Kini Soonyoung tengah di rumah Minghao untuk mengerjakan tugas.

"Entahlah. Tapi aku yakin untuk sekarang ini yang terbaik. Aku harus selesaikan semuanya dulu. Aku bukan pengecut, aku hanya takut."

"Apa yang kau takuti? Kan sudah ku bilang untuk ceritakan semuanya saja." Minghao hanya terdiam sambil terus mengetik tugas di laptopnya tanpa menjawab ucapan Soonyoung dan Soonyoung sendiri hanya bisa memutar matanya malas karena sikap Minghao yang keras kepala.

❤💙❤

"Aku tak apa. Kau tak perlu bawakan ini untukku." Wonwoo membawakan roti dan ice coklat untuk Jaena. Wonwoo membawanya ke kelas Jaena.

"Tak apa. Wajahmu pucat karena tak makan dari semalam, jae. Kau tidak mau pulang saja? Aku akan antarkan."

"Tidak usah, tak apa. Terimakasih untuk roti dan ice coklatnya." Ucap Jaena kemudian meminum ice coklatnya.

"Hmm Jae, bagaimana tentang hubunganmu? Maaf, aku yang sudah membuat kalian seperti ini. Kalau begitu, kita jaga jarak saja. Aku tidak mau kau seperti ini." Jaena langsung menggeleng menandakan dia tidak setuju dengan yang dibicarakan Wonwoo.

"Jangan. Ini bukan salahmu. Ini hanya masalah yang selalu setiap pasangan alami, kau tenang saja. Hanya salah paham."

Wonwoo memegang tangan Jaena "Terimakasih sudah mau memberiku kesempatan." Jaena tersenyum.

"Maaf mengganggu. Jae, kau ditunggu Minghao di taman belakang." Cangmi tiba-tiba datang "Ada apa?" Cangmi menaikkan bahunya "Kau datang saja. "

"Ada apa, Hao? Kenapa bertemu disini?" Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba Minghao mengajakku bertemu di taman belakang kampus. Wajahnya terlihat dingin bahkan tatapannya juga.

"Kau mungkin akan menganggapku egois tapi ini yang terbaik untukmu. Kita sudah berpacaran 1 tahun, kan?" Aku mengangguk walaupun sebenarnya aku tidak mengerti maksud Minghao "Jadi... Aku rasa 1 tahun ini cukup untuk kita." Aku semakin tidak mengerti dengan ucapan Minghao "Maksudnya? Aku benar-benar tidak paham. Bisa kau perjelas?"

"Kita akhiri hubungan kita sekarang." Apa? Akhiri hubungan? Minghao meminta putus?

"Putus?! Hao... Jangan bercanda seperti ini. Kau janji tak akan meninggalkan ku kan? Kalau ini menyangkut dengan Wonwoo, kau salah, Hao. Dia hanya ingin memperbaiki semuanya di masa lalu. Aku dan dia tak ada apa-apa. Bahkan dia tak apa walau hanya aku anggap sahabat. Dia sudah merelakan aku, Hao." aku menangis sambil memeluk Minghao. Aku sangat merindukan Minghao, aku rindu memeluknya seperti ini.

Minghao melepaskan pelukanku padanya "Jae, disaat seperti ini kau masih memikirkan dia? Kau sudah termakan ucapan palsunya! Dia masih mengharapkanmu, kau tahu?! Sudahlah kita sampai sini saja."

"Yak! Minghao kau jahat! Kau tega padaku! Atau kau seperti ini karena wanita itu, hah?! Aku tahu dia lebih cantik dariku, aku tahu. Tapi aku mohon jangan sia-siakan 1 tahun kita." Dia tidak menanggapi ku dan lebih memilih pergi meninggalkan ku di taman. Kemudian Cangmi datang entah darimana "Mi... Aku putus. Aku tak mau." Aku memeluk Cangmi "Iya aku tahu. Tenanglah."

❤💙❤

Beberapa bulan kemudian

Hari ini adalah hari kelulusan Jaena. Semua orang menyambut hangat Jaena setelah dia selesai memberikan sambutan karena menjadi mahasiswi lulusan terbaik di angkatannya.

Seungcheol, Hansol, Wonwoo, Mingyu, Cangmi dan Soonyoung menyambut Jaena di depan aula. Soonyoung, Mingyu, Wonwoo dan Jaena berfoto bersama sebagai kenangan kelulusan mereka setelah itu mereka berfoto bersama dengan yang lain. Mengenai Wonwoo dan Seungcheol mereka sudah mulai akrab kembali walaupun sikap Seungcheol belum sepenuhnya memaafkan Wonwoo tapi ini demi Jaena.

"Astaga... Noona ku memang yang terbaik." Ucap Hansol lalu memeluk Jaena setelahnya memberikan sebucket bunga matahari pada Jaena.

"Ya ampun... Kenapa kau bawa bunga ini?" Tanya Jaena sambil melihat-lihat bunga bucket nya "Tak apa. Lagipula Noona suka kan? Jadi aku sengaja belikan khusus untuk Noona tersayangku ini, anggap saja sebagai kenangan." Jaena hanya menggangguk lalu memeluk Hansol

"Jae... Kita baru saja lulus. Kau yakin akan pergi sekarang? Tak bisa kau undur minggu depan?" Ucap Soonyoung dengan wajah sedihnya.  Hari ini setelah acara kelulusan Jaena akan langsung berangkat ke Sydney bersama Seungcheol, dia akan mengurus perusahaannya disana dan itupun sengaja Seungcheol minta agar Jaena tidak larut dalam kesedihannya karena hubungannya kandas beberapa bulan yang lalu.

Hansol? Dia tak akan ikut karena dia harus menyelesaikan kuliahnya hingga tahun depan. Lalu Minghao? Dia bahkan sudah berpelukan mesra dengan wanita yang lain sambil memegang bunga bucket yang di dapatnya dari wanitanya itu (?) Jaena yang melihatnya hanya bisa tersenyum miris.

"Jae... Kau tak apa? Kau sakit?" Soonyoung membuyarkan lamunan Jaena "Tak apa. Maaf Young, aku harus pergi sekarang tak bisa ditunda lagi." Ucap Jaena lalu memeluk Soonyoung.

"Untuk Soonyoung, Cangmi. Terimakasih sudah mendukungku sampai sekarang. Terutama kau Soonyoung, kau sudah banyak membantuku beberapa bulan kemarin. Aku harap untuk kalian berdua agar tetap bersama. Young, jangan buat Cangmi menangis, aku tak mau adikku ini datang padaku dan bercerita kalau kau sudah membuatnya menangis." Soonyoung dan Cangmi hanya tersenyum mendengar ucapan Jaena

"Maaf juga nantinya aku tak bisa datang ke acara pertunangan kalian. Tapi aku akan mengirimkan sesuatu untuk kalian sebagai gantinya."

Cangmi memeluk Jaena "Eonni... Tak perlu kirimkan apa-apa. Cukup kabarkan kami berita baik tentangmu nanti." Jaena membalas pelukan Cangmi erat "Doakan saja."

Akhirnya Soonyoung dan Cangmi bersamaan memeluk Jaena. Bahkan Cangmi menangis di pelukan Jaena. Dia sangat Menyayangi Jaena, karena dia sudah menganggap Jaena sebagai kakaknya.

"Dan untuk kau, Gyu. Aku harap kau segera nyatakan perasaanmu padanya. Kau tak mau dia diambil orang lain kan?" Sudah pasti Mingyu menggeleng keras "Aku tidak mau. Aku sudah menyukainya sejak lama. Aku akan membuat dia menjadi milikku secepatnya."

"Maaf... Tapi sepertinya drama ini harus selesai sampai sini. Jae, kita harus berangkat sekarang." Ucap Wonwoo lalu Jaena mengangguk.

"Maaf kita berdua tidak bisa mengantarmu ke bandara." Cangmi dan Soonyoung tidak bisa mengantar Jaena, Seungcheol dan Wonwoo ke bandara karena harus menyelesaikan urusan pertunangan mereka.

"Aku juga. Aku harus mengurus acara ini." Ucap Mingyu

"Tak apa. Aku berangkat dulu."

"Jangan lupa kabari kami setelah sampai disana." Ucap Soonyoung dan Jaena langsung meninggalkan aula dan menuju bandara.

Disini tidak hanya Jaena dan Seungcheol saja yang berangkat ke Sydney tapi Wonwoo juga. Dia ingin menjaga Jaena katanya, walaupun awalnya Jaena melarang tapi akhirnya diizinkan setelah Wonwoo terus memohon padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Summer ☀️ Xu Ming HaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang