- BAB 20

1.2K 95 0
                                    

Jujur saja sekarang sudah jam tiga dan aku masih belum bisa tertidur, aku tidak ingin membangunkan Ayah dan Ibuku, sejak kepulanganmu ke rumah tadi nereka berdua terlihat menangis bahagia, begitu juga denganku, wajah mereka berdua terlihat sangat lelah, dan sekarang mereka sudah bisa tertidur dengan baik karena mengetahui kalau aku baik-baik saja.

"Astaga," ucapku sedikit frustasi, aku sudah sangat mengantuk, tapi tetap saja tidak bisa tertidur.

Akhirnya, aku memutuskan untuk keluar dari dalam kamarku lalu mengendap-endap ke arah sebuah pintu putih polos yang ada di sudut ruangan.

Tok...tok...

Aku mengetuk pintu itu, setelah tiga kali ketukan akhirnya seseorang membukakan pintu untukku.

"Ada apa? Kenapa kau masih belum tidur?" tanya nya.

"Yah karena aku memang belum bisa tertidur," balasku polos.

"Sudahlah kembali tidur sana," pintahnya.

"Temani aku Chanyeol, aku tidak bisa tidur," balasku lagi menahan tangannya.

Chanyeol terlihat mengusap kedua matanya lalu berjalan keluar, menarik tanganku ke sofa ruang tamu, lalu menatapku, tatapannya terlihat mengantuk.

"Ada masalah?" tanyannya.

Aku menggelengkan kepalaku seraya mengerucutkan bibirku ke depan, "Tidak tau kenapa aku tidak bisa tertidur," balasku.

"Ehm, dan juga aku masih penasaran bagaimana dengan dirimu, terakhir kali yang aku tau adalah kau ditembak."

Chanyeol terlihat menghembuskan nafasnya perlahan kemudian memejamkan matanya sebentar.

Aku terkejut saat dirinya membuka pakaiannya, dan menunjukkan padaku bekas luka yang ada pada dada kirinya, aku menutup mulutku dengan kedua telapak tanganku.

"Astaga, bagaimana bisa?" tanyaku masih melihat bekas luka yang sedang diperban itu.

***

Dorr....

Darah segar mengalir dari dadaku, aku tidak tau harus berbuat apa lagi, mataku mulai berkunang-kunang, lalu hanya satu yang ingin aku gapai sekarang, itu adalah dirimu.

Tapi aku sudah tidak berdaya saat itu, mataku melihat samar-samar dirimu yang sudah tidak sadarkan diri, mereka membawamu masuk ke dalam mobil, setelah itu semuanya pun lenyap, aku tidak sadarkan diri lagi.

Tapi, aku tidak tau kenapa tiba-tiba aku bisa tersadar, kepalaku sangatlah berat, aku sendiri pun tidak mengerti, tapi aku masih memiliki kekuatan untuk bangkit berdiri dan menelepon ayah dan ibumu.

Mereka membawaku ke rumah sakit untuk diobati, dan setelah itu, aku harus mencarimu, entah kenapa perasaanku membawa ku kepada bangunan tua itu.

***

Aku hanya diam tidak bergeming setelah mendengar apa yang sudah Chanyeol ceritakan barusan.

"Sowon, aku ingin bertanya padamu, apakah boleh?"

Aku menoleh ke arahnya dengan tatapan sangat penasaran, "Apa?" tanyaku.

"Bagaimana kalau misalnya suatu saat nanti, aku tidak akan ada di sampingmu lagi?"

Baiklah, menurutku itu adalah pertanyaan yang cukup aneh bagiku.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?"

Aku bertanya sembari memiringkan sedikit kepalaku ke kiri.

"Yah, mungkin saja kan, aku tau kalau kau mendengar ucapanku dengan pria asing itu, dan yang dia katakan itu adalah hal yang benar," ucapnya.

Pikiranku langsung terbayang kepada saat dimana Chanyeol dan juga pria itu saling beradu mulut, dan kata-kata pria asing itu yang bertanya kepada Chanyeol.

"Maksudmu apa?" tanyaku masih tidak mengerti.

"Aku memang menyukaimu," ucapnya.

"Lalu?" tanyaku polos.

"Aku tidak akan membiarkan Bora menyakiti dirimu lagi."

Oh iya Bora unnie, aku masih tidak paham soal itu

"Apakah aku berbuat salah padanya?" tanyaku.

"Tidak, kau tidak bersalah Sowon, yang bersalah adalah aku," balasnya.

Sebenarnya aku masih ingin bertanya, tapi dirinya langsung menyuruhku masuk ke dalam kamar.

"Istirahatlah," pintahnya.

Dan aku hanya menuruti perkataannya.

Update soon

Mr. Bodyguard✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang