03

508 28 3
                                    

"Ck, aku kira, aku yang bakal ikut rapat. Tapi malah aku yang harus nyambut kedatangan menteri." Gerutuku dalam hati.

Mobil pun bergerak perlahan meninggalkan gedung.
Sepanjang perjalanan aku hanya bermain handphone, karena bosan.

Tak terasa aku telah sampai di istana.

"Yang Mulia, kita sudah sampai di istana." Ujar Kei.

Aku hanya menganggukkan kepala.

"Sebentar! Itu mobil menteri kan, yang diparkir disitu?" Tanyaku dalam hati, karena melihat mobil berplat untuk menteri telah terparkir di halaman istana.

Kei pun membukakan pintu mobil untukku. Setelah aku keluar dari dalam mobil, tiba-tiba....

"KAKAK!!"

Aku pun menoleh kearah suara itu.
Seorang anak kecil memanggilku.

Anak kecil itu menghampiriku, aku pun langsung menggendongnya.

Tak lama kemudian, anak kecil perempuan berambut pirang datang menghampiri aku.

"Kakak, kok lama banget pulangnya?"

Ya, anak kecil yang kugendong adalah adik laki-laki bungsuku.
Namanya Ian. Masih berumur 4 tahun, usianya terpaut 13 tahun dariku.

Dia paling senang kalau aku gendong dan aku peluk. Kadang, dia nangis kalau jauh dariku🤔🤔.

"Tau nih, kakak. Kami kan mau main sama kakak." Ujar si rambut pirang.

Dia adalah adik perempuan keduaku. Dia bernama Rei. Berusia 7 tahun. Terpaut 10 tahun dariku.

"Kan tadi ada Eliza. Kenapa gak main aja tadi?" Tanyaku pada Rei dan Ian.

Mereka langsung menggelengkan kepala kuat-kuat. Aku hanya tersenyum kecil.

Tiba-tiba Rei menarik jasku, aku pun mendongak kebawah.

"Kak, tadi kakak dicariin papa." Ujar Rei sambil menarik jasku.

"Memang ada apa?" Tanyaku sembari menurunkan lutut untuk menatap wajah Rei.

"Katanya ada tamu yang harus disambut." Jawab Rei polos.

Aku pun langsung berpikir kalau itu menteri. Sejujurnya, aku sedikit malas kalau berhadapan dengan tamu kerajaan.

Entah kenapa selalu begitu, tapi aku harus mulai membiasakan diri.

"Yaudah kalau begitu, kita masuk lewat pintu belakang saja ya?" Ajakku kepada Rei dan Ian.

Mereka menangguk semangat.
Tangan kiriku menggendong Ian, sementara tangan kananku menggandeng Rei😂😂.

Aku pun berjalan memasukki istana lewat pintu belakang.

Namun, tak kusangka, Menteri dan ayah malah mengobrol tak jauh dari pintu belakang istana.

Aku tercengang, namun harus tetap tenang agar tidak ketahuan, bahwa aku sedang berjalan.

My Prince CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang