20

86 3 0
                                    

Henri tersentak dan langsung terbangun dari tidurnya.
Nafasnya tersengal-sengal.

"Kau kenapa, Sayang? Bermimpi buruk?"tanya Margaret khawatir.

Henri melihat sekelilingnya dalam keadaan berkeringat dan nafas tersengal-sengal.

"Kau tiba-tiba menggeram dalam tidurmu, dan menggumamkan nama itu,"sambung Margaret.

Tatapan Henri kosong, ia meneteskan air mata, dan menangis tersedu-sedu.
Margaret langsung memeluknya, "Oh, Henri. Ceritakanlah kepadaku,"ujar Margaret sambil membelai rambut Henri.

----------

"Selamat Pagi,"sapa Jonathan.
"Pagi juga, Sayang. Sini duduk,"balas Margaret.
Jonathan duduk dan melirik ke arah Henri.

Pandangan Henri kosong, Margaret menyenggol lengan Henri.

Henri tersentak kaget, "Pagi, Jonathan. Semalam tidur nyenyak?"tanya Henri gelagapan.

"Ya, Pa. Aku tidur nyenyak semalam,"jawab Jonathan sambil mengunyah ragu sandwich nya.

Suasana meja makan menjadi sedikit canggung dan hening.
Eliza heran melihatnya, dan segera beranjak dari kursinya.

"Aku berangkat ya, takut telat,"pamit Eliza buru-buru.

"Elizabeth, sudah berapa kali kau meninggalkan meja ini sebelum kau menghabiskan sarapanmu?"tegur Ingrid.

Eliza memutar bola matanya.
"Nek, aku takut telat sampai sekolah,"bantah Eliza.

"Kamu tak bisa duduk dan habiskan dulu sarapanmu? Kakakmu bahkan belum selesai,"lanjut Ingrid.

Eliza melirik malas kearah mamanya.
Margaret memberi kode mata agar Eliza duduk terlebih dahulu.

Ia mengerang kesal dan duduk kembali dengan malas.

"Elizabeth, jangan bertopang dagu. Turunkan sikutmu dari atas meja,"perintah Ingrid.

"Arghhh... Nek, aku mau berangkat sekolah. Ayolah. Aku gak mau datang terlambat,"geram Eliza.

Ingrid diam dan menatap Eliza dingin.
"Baiklah, cepat tinggalkan meja makan ini!"perintah Ingrid dingin.

Semua orang tersentak kaget, begitupun Eliza.

"Ck! Terserahlah,"decak Eliza sambil berlalu meninggalkan ruang makan.

.........

"Aku sudah habiskan sarapanku. Apa aku boleh berangkat sekarang?"tanya Jonathan pelan.

----------------

Brumm...

Tok Tok Tok

Pria itu membuka kaca mobilnya.

"Tolong tunjukkan kartu identitas anda!"perintah sang penjaga gerbang istana.

"Astaga, kau melupakan Tuanmu ini? Teganya,"ujar Pria itu.

Sang penjaga gerbang menaikkan sebelah alisnya, "Anda tidak boleh masuk tanpa kartu identitas dan alasan kunjungan,"tegas si penjaga gerbang istana.

Pria tersebut menghela nafas dan menunjukkan kartu identitasnya.

Sang penjaga gerbang tersebut tersentak, bibirnya sedikit gemetar.

Pria itu tersenyum sinis, sementara sang penjaga gerbang istana menatapnya keras.

"Apa tujuanmu datang kemari?"tanya sang penjaga dengan nada yang agak keras.

"Astaga, bukannya sudah jelas alasanku? Buka gerbangnya!"perintah Pria itu.

Rahang si penjaga gerbang nampak mengeras, ia memerintah anak buahnya untuk membukakan pintu gerbang istana.

------------





My Prince CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang