17

92 6 0
                                    

Jonathan sampai di sekolah....

"Wehehe, pagi, Paduka Pangeran," ujar salah satu teman akrab Jonathan.

Jonathan menatapnya kesal
"Sstt... Diem kau, Matthew," balas Jonathan.

"Hohoho, pagi, Yang Mulia," sapa John dengan meniru logat bangsawan kental.

"Ya, pagi. Pinjem PR dong," balas Jonathan cuek.

"Hah? Jaman aja belom ngerjain PR, hahaha!"tawa John.

Jonathan memutar bola matanya.
"Belom selesai. LOL," jawab Jonathan.
John menyodorkan buku tugasnya.

-----------

"Eh eh eh, katanya tahun ajaran baru nanti bakal ada anak baru ya?!"jerit Anna, salah satu murid yang suka menyebarkan gosip.

"Heeehh? Masa? Cewek atau cowok?"
"Serius?"
"Ganteng, gak?"
"Secantik apa dia?"

"Aku gatau, tadi aku masuk ke ruang guru. Aku denger, Suster bisik-bisik ke Bu Alexa, kalo bakal ada anak baru!!"jawab Anna.

"Wahhhh.... Dia pinter gak ya?"tanya Isabella.

"Sepertinya sih iya! Katanya dia masuk kesini jalur prestasi!"jawab Anna.
Anak-anak perempuan pun langsung mengelilingi Anna.

"Emang itu bener, ya?" Jonathan bertanya.

"Gatau tuh. Dari pagi tadi, beritanya muncul," jawab Matthew.
"Semoga bener. Dan dia cewek!"pinta John.

"Biar apa, John?" Jonathan memutar bola matanya.

"Kan lumayan kalo cantik," balas John.
"Cewek simpenanmu banyak," ujar Matthew kesal.

Jonathan terkekeh pelan.

Teng Teng Teng
Jam pelajaran dimulai...

------------

Waktu pulang sekolah tiba...
Maaf, teman-teman. Kalo tiba-tiba udah pulang sekolah aja :")

"Bre, makan kentang goreng dulu yuk," ajak John sambil merangkul Matthew dan Jonathan.

"Yuk. Mau makan taco nih," balas Jonathan.

Mereka bertiga berpapasan dengan gadis berambut cokelat panjang yang membawa banyak dokumen dan berkas.

Brakk..

Tiba-tiba dokumen yang dipegang gadis tersebut terjatuh karena tangannya licin. Gadis itu berlutut untuk mengambilnya kembali.

Melihat hal tersebut Jonathan pun membantu gadis itu.
"Biar kubantu," tawar Jonathan sambil menyodorkan dokumen-dokumen gadis itu.

Jonathan tak dapat melihat wajahnya karena tertutupi oleh rambut panjang gadis tersebut.

Gadis tersebut mengangkat kepalanya dan.....

"Kau?"ujar gadis itu dan Jonathan bersamaan.

Gadis itu gelagapan setelah tahu dengan siapa ia berpapasan. Ia langsung berdiri dan menyibakkan rambutnya.

"Y... Yang Mulia. Maaf sudah membuatmu repot," gadis itu meminta maaf.

"Kau... Anak Walikota Aarhus itu kan?"tanya Jonathan.
Gadis itu.... Bukan :v.... Beatrice mengangguk pelan.

"Beatrice.... Itu namamu kan?" Jonathan memastikan.
"Ya, namaku Beatrice. Senang bertemu lagi," Beatrice menundukkan kepalanya.

Jonathan mengulurkan tangan.
"Aku yakin kau tau siapa aku, kita pernah ketemu kan? Tapi... Panggil aja aku, Jonathan."ujarnya sambil tersenyum.

Beatrice membalas uluran tangan Jonathan.
"Ya, Yan----"
"Jonathan aja. Kalau ribet, panggil Jo aja."

"Iya, Jo...."balas Beatrice sambil tersipu.

"Ternyata.... Kau anak baru itu ya?"
Beatrice mengangkat kepalanya heran.

John dan Matthew terkekeh.
"Darimana... Kau tau?"tanya Beatrice.

"Sekolah ini punya pembawa berita gosip yang lebih cepat daripada di TV," canda John.

Beatrice tertawa kecil.
.........

"Nah Beatrice, aku harus pergi dulu. Semoga tahun depan, kita bisa sekelas dan berteman dengan baik," pamit Jonathan sambil mengulurkan jabatan tangan.

"Ya, aku juga," Beatrice membalas jabatan tangan Jonathan dan tersenyum.

Beatrice melambai kecil kearah Jonathan.
Jonathan menganggukkan kepala.

"Anu... Dimana kantor kepala sekolah?"tanya Beatrice saat Jonathan mulai menjauh.

"Lurus, belok kiri. Kau akan langsung berhadapan dengan kantor kepala sekolah," jawab Jonathan.

"Baik. Terimakasih."
"Sampai jumpa..."
"Dadah.."

-----------

Beatrice memejamkan matanya dan menjerit pelan. Ia membelalakkan matanya karena senang.

"Dia sekolah disini... Astaga! Ini takdir!"jerit Beatrice sambil berlari kecil menuju kantor kepala sekolah.

Tok Tok Tok

"Silahkan masuk."balas Theresa (suster kepala sekolah).

"Selamat siang....um..."sapa Beatrice.
"Panggil suster saja, Nak. Kau pasti anak itu kan?"tanya Theresa sambil tersenyum ramah.

"Anak..itu?"
"Haha... Maksudku anak baru yang mendapat beasiswa itu," kekeh Theresa.

"Ah iya. Saya anak itu, hehehe," Beatrice cengengesan.

"Oke oke. Kau bawa semua dokumen dan berkas yang di persyaratkan?"tanya Theresa.

"Ya, sudah saya bawa, Suster,"
"Boleh kulihat?"
Beatrice menyodorkan berkas-berkas tersebut.

Theresa mengamati satu persatu berkas dan dokumen yang dibawa Beatrice.

"Hmm? Kau tinggal bersama siapa, Nak?"tanya Theresa yang masih membaca dokumen Beatrice.

"Saya tinggal bersama orangtua dan saudari saya," jawab Beatrice spontan.

Theresa mengalihkan pandangannya dari dokumen.

"Kau tinggal di Aarhus?"
"Ya, saya tinggal di Aarhus,"
"Wah... Jauh sekali, Nak."
"Ya, Suster. Tapi karena sekarang saya bersekolah disini, saya tinggal di rumah sepupu saya untuk sementara," jawab Beatrice.

"Ohh, baiklah,"
Beatrice mengangguk dan Theresa kembali membaca dokumen Beatrice.

Theresa melirik Beatrice yang senyum-senyum sendiri.

"Kenapa kau senang sekali? Sesuatu baru saja terjadi?"tanya Theresa tanpa mengalihkan pandangannya.
"Ah, bukan apa-apa, Suster,"

"Kutebak kau baru bertemu seorang pangeran disini,"
Beatrice tersentak.

"Bagaimana...kau tau?"
"Beberapa saat sebelum kau datang, Jonathan bilang dia ingin makan taco," Theresa terkekeh.

-----------

My Prince CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang