10

252 20 0
                                    

*Jonathan's POV*

"Adehh badan pegel-pegel, padahal cuman duduk doang di mobil."

"Ummm... Yang Mulia, kita sudah sampai."ujar Eugene.

👌👌

Aku keluar dari mobil, dan melangkah masuk ke dalam istana.

"Selamat datang, Pangeran."sapa pelayan istana.

Aku mengangguk.

"Eh, Eliza udah pulang?"tanyaku pada Eugene.

"Sepertinya sudah."jawab Eugene.

"Panjang umur tuh orang, baru di omongin langsung dateng."

Kok ngeliat Eliza jadi emosi ya? Apa karena yang tadi?

"Huffttt.... Sabar sabar, sama saudara gak boleh jahat."

"HALO KAKAK!"teriak Eliza.
"Apa seh?"

"Hahaha, kak. Maaf ya, soal salah jadwal tadi, serius loh, aku juga baru sadar."kekeh Eliza.

"Soalnya Kei juga sih, yang salah jadwal. Maaf yaaa~~~"sambung Eliza.

"Minta maaf, tapi kayak merasa gak bersalah."

"Kei, kamu tuh gimana sih? Gara-gara kamu, kakak jadi gak enak sama walikota huuhhh... Maaf ya, kakak."tuduh Eliza.

Kei cuman nunduk.

"Apaan sih kamu? Jelas-jelas kamu yang gak baca jadwalnya baik-baik."tegurku.

"Tapi kan Kei yang nemenin aku, harusnya dia yang lebih teliti baca jadwal aku dong."protes Eliza.

"Heh, ada saatnya kamu tour, yang nemenin cuman pengawal, bukan mentor pribadi."ujarku kesal.

"Kapan kamu belajarnya, kalo mentor pribadi mulu yang kamu andalin?"sambungku.

"KOK KAMU GITU SIH?! KAMU LEBIH BELAIN KEI!"bentak Eliza.

"Jelas lah, kamu juga harus belajar, kamu pikir aku ngerasa nyaman kalo salah jadwal gitu?"tanyaku.

"HEI, JANGAN PIKIR KARENA KAMU LEBIH TUA DARI AKU, KAMU BISA SEENAKNYA NUDUH AKU."bentak Eliza.

"Dih, emang siapa yang nuduh kamu? Emang itu kesalahan kamu kan?"tanyaku.

"Ada apa ini?!"

"Matilah, suara itu......"

"Kenapa teriak-teriak hah?"

"Nenek....."ujarku pelan.

Hmmm... Iya, dia itu nenekku, lebih tepatnya nenek kami. Menurut kami, dia gak nyeremin, tapi.... Dia bener-bener lebih keras dan perfeksionis, daripada keluarga kerajaan yang lain sih.

Yaaa... Itu hal yang wajar, soalnya kakek buyutku (ayah nenek) itu raja kerajaan tetangga, jadi gak aneh, kalo nenek di ajarin tentang jadi bangsawan dengan keras. Dan nenek ini, dia mantan ratu.... Ratu Ingrid Alexandra.

Jadi, dia gak suka kalo ada kesalahan sedikit pun, atau ada yang melanggar aturan kerajaan SEDIKIT PUN.

"Kenapa?!"suara nenek meninggi.

"Ngg..."

"El, bilang lah. Kamu yang salah."bisikku.

Dia menatapku tajam.

"Ada apa, Jonathan? Kamu penerus takhta."tanya nenek seram.

"Cih, matilah aku."

"Nggg...Itu.... Eliza....."jawabku terbata-bata.

"Kenapa, Eliza?"tanya nenek.

"Itu....Maaf, nek. Aku bikin kesalahan."ujar Eliza takut.

"Kesalahan apa?"suara nenek makin meninggi.

"A.. Aku, salah baca jadwal kunjungan. Maafkan aku, nek."tunduk Eliza.

"Bagaimana itu bisa terjadi, hah?"tanya nenek kencang.

"Aku.... Gak tau, itu terjadi begitu aja."jawab Eliza pelan.

"Alasan yang gak masuk akal."balas nenek tajam.

Eliza gemetaran.

"Sekarang, karena alasanmu gak logis, CEPAT MASUK KE KAMARMU, ELIZABETH JOHANNA!"perintah nenek.

Eliza langsung berlari ke kamarnya dengan ketakutan.

Sementara aku? Masih berdiri di samping nenek, dengan pose yang sama_-"

"Sekarang, kamu ngapain disini, Jonathan?"tanya nenek.

"Oh itu... Emmm.... Aku lagi ngadem aja, nek."jawabku ragu.

"KUKUUUUU....."teriak Ian dan Rei bersamaan.

"Kukuuu udah pulanggg."ujar Ian senang.

"Ku...Kuku siapa?"tanyaku panik.

"Ohhh itu, tadi kami habis nonton film burung hantu yang suaranya KUKUUUUUU....terus Ian bilang, 'kita manggil kakak, kuku aja ya'. Terus, yaudah deh gitu."jelas Rei.

"Haha, ternyata begitu."tawaku hambar.

"Kenapa anak kecil ini belum tidur?"tanya nenek.

"Kami habis nonton burung hantu, nenekkkk... Nenek mau nonton juga?"ajak Ian ceria.

"Film burung hantu?"

Ian dan Rei mengangguk.
"Dek, dedek. Kita ajak sekalian, kuku Eli ya."ajak Rei.

"Ayo, nonton filmnya bersama. Nenek mau nemenin kalian nonton."ujar nenek sambil menggendong Ian dan menggandeng Rei.

"What?"

Mereka bertiga ninggalin aku.

"Ah, nenek mungkin repot. Biar aku bantu."tawarku.

"Gak perlu, nenek bisa sendiri. Sana masuk ke kamarmu, belajar!"perintah nenek.

Aku cuman menganga kaget.

"Terkejut abang terheran-heran."

"Haaa... Nenek yang satu itu emang aneh ya?"tanya seseorang yang udah merangkul bahuku.

"He euh, aku pikir dia sama sekali gak seneng kalo punya cucu."ujar yang satu lagi.

"Heh, sejak kapan kalian disini?"tanyaku kaget.

Yaaahh... Mereka berdua ini sepupuku. Dean dan Marie.
Mereka ini anak dari tanteku, Giselle, kakak ayahku.

Hobi mereka.... Ummm..... Dateng tiba-tiba tanpa diketahui orang.

"Hah? Sejak kapan? Sejak kapan, Rie?"tanya Dean.

"Sebelum Jonathan dateng, hadehhh."jawab Marie.

Mereka anak kembar yang terpaut 2 tahun di atasku.

"Btw, ngapain kalian kesini?"tanyaku.

"Heiii... Bocah ini ya, kamu pikir ini istanamu?"tanya Marie.

"Huummm.... Kita ini keponakan raja loh, masa iya dilarang main kesini. Lagipula kami juga lahir disini."ujar Dean.

"Yaudah, intinya sekarang, kalian lagi apa disini?"tanyaku lagi.

"Bosen aja dirumah, udah lama juga gak ngeliat nenek ngomel-ngomel."jawab Dean.

-_-"?

"Eh iya, mana si mungil Eliza? Aku kangen."tanya Dean.

"Mungil? Dia udah remaja ey."jawabku.

"Aku malah mau meluk Rean."ujar Marie gemas.

"Siapa Rean?"tanyaku bingung.

"Rei Ian, itu jelas kan?"jawab Marie.

-_-"

"Yaudah, kita ke Eliza aja dulu."ajak Dean.

My Prince CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang