Melodi Kesembilan

800 187 0
                                    

"Permainanmu terdengar lebih manusiawi sekarang." Yoongi tersenyum mendengar pujian dari Jimin yang masih saja memuji, sama seperti Jimin yang sebelumnya.

"Sekarang aku mengerti apa arti Muse dan pentingnya penghayatan."

"Woaah, aku merasa tersanjung." Yoongi mengangkat alisnya heran, sedangkan Jimin tersenyum bangga.

"Kau pasti terpengaruh kalimatku kan?" Yoongi tersenyum kembali mengingat permainan pertamanya dengan sebuah emosi di dalamnya.

"Sedikit banyak, apa sekarang kau juga akan menjadi Museku?" Jimin tergelak sedangkan Yoongi merengut.

"Jangan membuatku tinggi hati, aku tidak berniat menjadi Musemu tapi melihat kau sedikit berubah aku senang." Yoongi menganggukkan kepalanya, kemudian kembali menatap Jimin yang sekarang sudah jarang berkutat dengan melodi dan buku.

"Apa kau ingin bertemu Jino? Kulihat kau kehilangan melodimu." Jimin berdecak kemudian menghembuskan napas panjang.

"Memangnya bisa?" Yoongi mengangguk semangat.

"Dia bukan hanya Musemu, tapi dia juga Museku."



Yoongi menjadi lebih sering menemui Jungkook, terkadang dia juga mengajak Jimin dan Taman Yeouido Hangang selalu menjadi tempat mereka untuk bertemu, berkenalan dan berbagi cerita. 

Jungkook sudah tidak menggunakan kursi rodanya meskipun sekali waktu terpaksa digendong pengawalnya karena mengeluh tidak merasakan kakinya. Jimin ikut sedih melihat penderitaan idolanya karena kecelakaan mengerikan satu tahun silam. Yoongi juga lebih manusiawi saat bermain piano, meskipun perubahan sedikit banyak terjadi di dalam keluarganya.

 Ibu tiba-tiba berhenti melakukan eksperimen di dapur dan menjadi lebih murung dari biasanya. 

Ayah lebih sering pulang terlambat dan membuat Ibu tertidur di meja makan dalam keadaan perut kosong. 

Yoongi tidak mengerti apa yang terjadi diantara kedua orang tuanya. 

Yoongi berharap mereka hanya bertengkar biasa dan akan segera berbaikan.





Hari sudah malam saat Yoongi sampai di rumah dan mendapati Ibu tertidur di sofa dengan sebuah album foto di tangannya. 

Yoongi tersenyum dia berpikir Ibu melihat album masa kecilnya, lantas Yoongi pergi mengambil selimut di kamar, langkah Yoongi terhenti saat melihat album foto masa kecilnya masih tertata rapi di kamar orang tuanya. 

Yoongi menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir asumsi liar yang ada di kepalanya. 

Setelah memastikan tubuh Ibu terselimuti dengan sempurna, Yoongi mengambil album yang berada di genggaman Ibunya dengan perlahan lantas matanya membola begitu melihat isi albumnya. 

Yoongi mengotak-atik ponselnya mencari foto Elisa dan keluarganya. Lantas beralih kepada album yang berada di pangkuannya, Yoongi melihat potret empat orang yang tidak asing di matanya, meskipun dua diantara mereka tidak Yoongi kenal begitu dekat namun Yoongi yakin kalau dua orang dari mereka adalah kedua orang tuanya. 

Ayah, Ibu, Ayah Jungkook dan Elisa. 

Yoongi tidak paham kenapa bisa mereka foto berempat sedangkan kata Jimin Elisa mengenal Ayah Jungkook saat tour dunia, Yoongi melihat bagian album lain dan mendapati sebuah fakta bahwa mereka berempat adalah sahabat baik di bangku perkuliahan dulu, Yoongi juga menemukan fakta bahwa Ibu adalah mahasiswi terbaik di Seni Musik. 

Semua potret yang terabadikan di album itu sedikit banyak membuat Yoongi mengerti masa lalu kedua orang tuanya. 

Yoongi kemudian menjatuhkan albumnya saat melihat bagian terakhir dari album, sebuah potret bayi dengan sebuah nama di dalamnya bertuliskan Adik Yoongi di bagian bawahnya.

"Min Yoongi!" itu suara Ayah yang langsung mengambil album yang terjatuh di lantai dan membuat Ibu terjaga dari tidur lelapnya.

"Apa ini? apa kalian bisa menjelaskannya?" Yoongi berkata dengan nada bergetar, terlebih melihat potret yang menerangkan tentang adiknya.

"Kalian mengenal Elisa? Kalian mengenal orang tua Jungkook?" Ayah dan Ibu terdiam, terlihat ragu menjawab pertanyaan Yoongi.

"Tidurlah, kami akan menjelaskannya besok."

"Tidak! Jelaskan sekarang juga dan apakah aku memiliki adik? Kalau iya, di mana dia sekarang?"

Muse [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang