cemburu gak yaa?

2.2K 47 3
                                    

" Gimana kalo lo bikin marvel cemburu? "
 
                       ****
semenjak pengungkapan dadakan yang dilakukan marvel, stefany selalu menghindari pria itu. setengah mati dia berusaha sembunyi saat akan berpapasan dengan marvel, pura-pura tak melihat saat marvel menatapnya, bahkan stefany tak pernah menganggap marvel ada saat mereka berada di satu ruangan. jangan lupakan bahwa stefany dan marvel satu kelas. bukan apa? dia masih tidak percaya dengan insiden pengungkapan itu. berusaha tidak peduli apa yang dikatakan marvel, toh mungkin marvel hanya bercanda. yaaa.... dia hanya bercanda! mana ada seorang marvel menyukai dirinya? hahaa... tidak mungkin!

                       ****
saat ini kelas XI ips1 benar-benar merdeka dari pelajaran matematika yang sangat membosankan itu. entah apa alasana pak bomo, guru yang terkenal tidak pernah absen mengajar itu tidak hadir hari ini? masabodo dengan beliau, yang penting mereka semua bahagia.

kelas menjadi pasar dadakan. bagaimana tidak? saat ini susana ips1 sangat ramai, sebagian murid sudah berada di luar kelas, stefany dkk lebih memilih pergi ke kantin daripada bosan di kelas. sepanjang hari stefany terdiam, tidak banyak omong dan sering melamun. yaa walaupun ini sudah terjadi dari kemarin-kemarinnya, tapi yang ini rasanya berbeda, gadis itu terlihat gelisah. biasanya stefany akan mengeluh tentang perasaanny, tetapi sekarang? tidak lagi! bahkan batagor yang dipesannya hanya di aduk-aduk tanpa berniat menyantapnya.

stefany terus saja melamun meski kedua sahabatnya sudah memanggilnya berkali-kali, entah apa yang dilamunkan gadis itu? Rafika merasa geram langsung menepuk keras bahu stefany membuat sang empunya kaget.

"Allahuakbar, lo ngagetin gue tau gak?"

"abisan gue gedeg sama lo! ngelamun mulu dari tadi, sampe sampe nih yaa kita berdua manggilin lo dari tadi tapi lo nya malah ngelamun"

stefany nyengir sambil menggaruk tengkuknya " yaa sorry"

"lo kenapa?"

" emang gue kenapa?" dengan muka watadosnya, bukannya menjawab, stefany malah bertanya balik membuat rafika berdecak.

"ckk, kebiasaan banget kalo ditanya malah nanya balik" mendengar itu stefany langsung menyengir.

"sorry, gue ulang lagi! emang gue kenapa?"

"lo kenapa? dari tadi ngelamun mulu"

"sariawan mungkin" bukan stefany yang menjawab melainkan devi yang mulai tadi hanya menyimak percakapan mereka.

"Diem lo!" devi hanya mengedikkan bahunya kemudian melanjutkan aksi makannya yang tertunda.

kemudian rafika kembali menatap stefany, kali ini ditambahi tatapan mengintimidasi. melihat itu stefany menghela nafas pelan, mau bagaimana lagi? di dalam persahabatannya dia sudah berjanji tidak akan menyembunyikan masalah apapun.

" marvel suka sama gue"

uhuk! uhuk!
Devi tersedak batagornya, dengan grasak grusuk devi mengembat es teh milik rafika.

"eh eh, itu punya gue anjir"

devi tetap saja meminumnya hingga tandas, ucapan rafika bagai angin lalu, bodo amat yang penting devi sudah lega. coba kalian banyangkan jika kalian tersedak batagor super pedas, bagaimana ekspresi kalian? itulah yang saat ini dialami devi, muka merah matapun merah dan satu lagi tenggorokannya terasa perih.
oke balik ke cerita.

"serius?" setelah merasa lega devi langsung menatap stefany, yang ditanya hanya mengangguk.

"DEMI APA??" teriakan kedua sahabatnya berhasil menyita tatapan siswa yang juga berada di kantin, stefany meminta maaf atas kelakuan yang mereka buat. setelah keadaan kembali kondusif ditatapnya kedua sahabatnya bergantian.

Marvel Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang