permulaan 2

1.6K 42 0
                                    

  Tempat dimana semua siswa menghilangkan dahaga dan rasa lapar. Mana lagi kalo bukan kantin. Diantara murid yang berebut makanan dan saling desak desakan, ada wanita cantik yg sedang duduk di pojok kantin bersama teman temannya. Siapa lagi kalau bukan stefany dkk.

"Ehh gimana? Lo udah mulai deketin marvel?" tanya devi

"Hmm"

"Kok lo jadi cuek gini sih? Jangan jangan lo ketularan si marvel yaa?" tanya rafika.

"Sembarangan lo" ucapnya sambil menjitak kepala sahabatnya itu.

"Sakit ogeb" ucap mereka

"Bodo"

Mereka hanya mendengus sebel. Suasana di meja menjadi hening seketika, hanya suara dentingan garpu dan sendok yang bertabrakan ditambah suara kantin yg riuh. Sampai suara devi memecahkan lamunan mereka.

"Ehh rencana lo apa?"

"Rencana paan?" tanya stefany.

Devi yang mendengarnya hanya memutar mata jengah. "Yaa rencana lo buat deketin si marvel lah bego" ucapnya sambil menyentil dahi stefany.
"Ihh sakit nyet" pekik stefany sambil mengusap dahinya. "Gue bakalan gangguan dia mulu, mm terus gue bersikap baik sama dia, perhatian sama dia, terus ngikutin dia mulu" lanjutnya.

"Boleh juga tuh, ehh tapi kurang nih kalo cuma itu" ucap rafika.

"Paan?" tanya stefany.

"Gimana kalo tiap hari lo bawain dia bekel" ucap rafika sambil menaik turunkan alisnya.

"Diih ogah"

"Hehh stepong. Katanya lo mau deketin si marvel. Yaudaa sih apa salahnya lo lakuin itu" ucap devi sambil menyentil jidat stefany membuat sang empunya meringis.

"Ihh lo berdua tuh hobinya jitak pala gue mulu" sungut stefany.

"Abisan lo nyebelin sih"

"Ehh gini yaa kalo gue buatin dia bekel gue males bngt. Lo tau kan kalo gue itu paling males ke dapur" ucap stefany.

"Yaa lo bela belain ke dapurlah demi marvel" ucap devi

"Diih sapa gue"

"Yaudah berarti lo traktir kita dan jadi pembokat kita selama sebulan" ucap rafika.

"Ihh iya iya"

"Naah gitu dong. Jangan lupa pulang sekolah lo pulang bareng sama dia" ucap devi.

"Ehh ta-"

"Udah gausa banyak bacot" serkas devi.

Stefany hanya pasrah. Dia tidak mau disuruh traktir mereka, bisa bisa dia tekor, apalagi jadi pembokat? Whaat? Nonono! Jelas stefany tidak mau.

                      *****
Bel pulang sudah berbunyi. Semua murid 10 ips1 bersorak ria. Bagaimana tidak, inilah waktu yg ditunggu tunggu.

"Baik anak anak, pelajaran sampai disini, jangan lupa kerjakan prnya!" ucap pak tomo.

"Siap paak"

Setelah pak tomo keluar, kelas mulai riuh. Banyak yg berteriak mengucap syukur karna tlah terbebas dari penjara sekolah. Stefany sedang membereskan buku bukunya, sesekali dia melirik ke arah sahabatnya sambil mengangkat kedua alisnya. Mereka yangg paham apa yang dimaksud stefany hanya mengedikkan bahu sambil mengucapkan sukses! Dan langsung keluar kelas. Disana hanya tinggal stefany dan marvel yg tengah terlelap, yaa karna bel sudah berbunyi 5 menit yg lalu. Stefany dilema, antara membangunkannya atau menunggu saja. Dia melamun hingga tidak sadar lelaki disampingnya terbangun.

Marvel mengerjakan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Dia menoleh kearah samping dan mendapatkan seorang gadis yang sedang melamun. Marvel mengangkat satu alisnya, marvel mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas.
Sepi! Marvel langsung beranjak dari tempatnya membuat stefany terkejut.

Stefany langsung buru buru memakai tasnya dan berlari keluar mengejar marvel.

"Marveeeell, tunguin guuuee" teriak stefany memenuhi koridor.

Marvel tak mengubris, dia tetap berjalan menuju parkiran. Stefany menambah kecepatan berlarinya hingga dia tidak sadar didepannya ada tangga.
Braak!!!  "Awww"
Stefany tersungkur dilantai koridor. Telapak tangan dan lututnya berdarah karna bergesekan dengan lantai.

Marvel yang mendengarnya langsung membalikkan badannya dan melihat stefany yang tersungkur dilantai. Marvel berjalan menuju stefany. Sebenarnya dia tidak mau melakukan ini, tapi kondisi lah yang memaksanya. Koridor yang sudah sepi, hanya ada beberapa siswi yg berlalu lalang.

Stefany mendongak saat ada tangan kekar didepan wajahnya.
Deg!
Entah kenawhy jantung stefany berdetak tak karuan seperti habis lari maraton. Dengan ragu dia menyambut uluran tangan itu.

"Ehh makasi kak bara"  ucap stefany dan langsung menunduk.

"Iya sama sama, ada yang sakit?" tanya bara

"Gaada kak, sekali lagi makasi yaa" stefany langsung pergi dengan tertatih tatih karna tak kuasa menahan degupan jantungnya. Hanya 2 langkah tangan stefany dicekal oleh seseorang. Stefany menengok ke belakang dan mendapati bara yg memegang tangannya.

Deg!
"Ohh shit! Apa lagi ini? Pliss jantung gue berasa mau copot" stefany menghela nafas panjang, kemudian mendongak menatap wajah tampan kakak kelasnya itu.
"A-ada apa kak?" plis jangan gugup.

"Gue anter aja. Lo gabisa jalan noh" bara menunjuk lututnya yg berdarah.

"E-eeh, ng-gausah kak. Aku bisa pulang sendiri kok"

"Udah gausa nolak. Lo gabisa jalan ini"

Bara langsung membopong stefany ala bridyl style menuju parkiran motor. Stefany yg diperlakukan seperti itu hanya terdiam kikuk. Dia tidak bisa memungkiri bahwa dirinya sangat bahagia bisa digendong doi.

Stefany memang menyukai bara. Cowo blasteran london dan indonesia ini sangat memikat hatinya. Wajah tampan bak dewa yunani, hidung bangir, alis tebal, mata sipit dan bulu mata yg lentik. Siap coba yang tidak terpikat padanya.

Di kejauhan seorang cowo melihat mereka. Dia marvel, yaap lelaki yg ingin membantunya tapi naas ditikung oleh bara. Saat mendekati stefany dia melihat bara yg berlari ke arah stefany, marvel langsung menjauh dan berdiri di belakang pintu kelas sebeleh. Dia langsung memutuskan pulang, toh bukan urusannya.



Hy guyys!
Mood gue lagi bagus nih. Jadinya gue up panjang♡
Jangan lupa vote yaa!!!

Marvel Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang