Bab 8

99.5K 5.7K 100
                                    

"runna gak bohong... runna benaran gak tau siapa dan darimana anak ini datang, jangan pojokin runna seperti ini" kataku berlinang air mata.

"hahahhaha emangnya ada gitu orang hamil tanpa ML?, kamu kira kamu siti maryam? atau kamu hidup di dunia mahabaratha?, sekarang jujur sama kakak, anak siapa dan siapa bapaknya? jujur" kata bang radya masih dengan amarah dan dia mencengram tanganku dengan kuat.

"sakittt bang" kataku berusaha melepaskan pegangannya.

"gak sebelum kamu jujur"

"lepasin runna bang, dia kesakitan itu" aku melihat kearah revon.

"diam lo... ini anak mesti dikerasin biar dia mau ngomong"

"bang percuma kalo pake kekerasan, runna gak bakalan ngomong" kata chika ke suaminya.

"tinggalin aku dan runna berdua saja, kami akan bicara dari hati ke hati, semuanya tunggu diluar ya" kata chika ke semua orang

"chika lo percaya gue kan, lo tau gue kan... gue.. gue gak tau kenapa bisa hamil"

"ini berat run, mereka semua yang diluar gak ada yang percaya kalo lo gak tau kenapa bisa hamil"

"tapi gue emang gak tau chika,  gue harus bagaimana lagi menjelaskan" kataku dengan isakan pilu.

"tapi ini gak mungkin run, kecuali lo di bius lalu diperkosa mungkin lo bakalan gak tau siapa ayah bayi lo"

"tapi...tapi kalo gue diperkosa pasti sakit chika minimal gue pasti merasakan perih, tapi ini gak sama sekali gak"

"kenapa lo jadi kayak gini run, gue kenal lo lama, lo kenapa hancurin hidup lo jadi kayak gini" katanya memandangku dengan tatapan sedih.

sama... semua sama gak ada yang percaya. aku saja yang mengalami masih tidak percaya. aku mendorongnya menjauhiku.

"tinggalin gue sendiri, percuma!!! gak ada satu pun yang percaya kata2 gue, bahkan keluarga kandung yang seharusnya bisa lebih percaya" kataku masih berlinang air mata. air mata sakit hati dan air mata kesedihan.

"runna, ini gak akan menyelesaikan masalah"

"argghhhhh pergiiiii tinggalin gue sendiri" aku menutup diri dengan selimut dan menangis sejadi2nya didalam selimut itu.

aku mendengar chika berjalan keluar dari ruanganku.

kenapa ini terjadi padaku, siapa yang tega melakukan ini, hamil... ada bayi diperut ini, apa ini arti dari mimpi itu? apa ini berkah yang suara itu bilang? gak ini bukan berkah tapi kesialan.

"aku gak mau anak ini... aku gak mau hamil, mati... mati aja kamu" kataku sambil memukul2 perutku dengan kuat. aku gak mau punya anak yang asal usulnya saja aku gak tau. aku gak mau dia dicap anak haram. aku gak mau!!!

"runna stop... stop jangan pukulin perut kamu" aku melihat bagas dan revon berusaha menahanku.

"biarin... aku gak mau hamil, lebih baik dia gak pernah lahir" kataku berteriak histeris.

"pak pegang tangannya, saya akan kasih penenang, runna lagi terguncang, dia bisa menyakiti badannya sendiri" kata bagas ke arah revon.

aku melihat ke arah keluargaku hanya mama dan papa memandangku dengan tatapan sedih sedangkan bang radya memandangku dengan tatapan jijik dan aku merasa bagai sampah.

"runna gak bohong... runna gak bohong" obat penenang mungkin bereaksi, dan aku merasa ngantuk dan ingin tidur.

****

sore hari aku terbangun dan melihat ruanganku sepi. hanya ada revon yang duduk sambil tertidur di sofa. aku menghampirinya.

"revon bangun... bangun" aku menggoyang - goyangkan badannya.

5. Mencari Ayah AnakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang