"Beb, kata dokter kamu udah boleh pulang, gimana mau pulang ke apartemen apa ke rumah mama?" tanyanya
"ke apartemen aja Von, aku mau kasih sesuatu untuk kamu" kataku
"kasih apa?, ih jadi gak sabar nih pulang, istri cantik ku ini mau kasih apa" katanya penasaran.
Aku yang melihat wajahnya yang berseri, menjadi sangat yakin untuk menyerahkan diriku sepenuhnya sebagai seorang istri. Walau aku belum cinta dia.
"tapi sebelum itu ke mall dulu ya, mau beli sesuatu" kataku kepadanya.
"siappp nyonya..."
Revon... kehadiranmu kembali setelah 5 tahun merubah jalan takdir hidupku. Hamil, menikah dan sebentar lagi menjadi wanita sepenuhnya. Aku harap kamu tidak kecewa.
Setelah menyelesaikan administrasi di rs, kami berdua menuju ke mall yang aku tunjuk. Aku ingin membeli sebuah barang yang ingin aku pakai nanti malam.
"Revon aku mau beli sesuatu, kamu bisa nunggu di cafe aja gak?" kataku, kan malu beli itu orangnya ada.
"beli apa sih? kok misterius banget, tapi kamu hati2 ya, jalannya jangan cepat2 dan kalo beli sepatu beli yang flat, jangan heel"
Ya elah siapa juga yang beli sepatu, orang mau beli yang lain kok.
"iya iya, awas loh gak boleh ngikutin aku" ancamku.
"hahahha tau aja nih, oke beb aku di cafe aja nanti setelah selesai kamu nyusul aja ya" katanya lagi.
Aku berjalan menuju outlet sebuah brand terkenal. Aku masuk dan mulai memilih. Cih kok semua barang kekurangan bahan begini ya, mana jarang - jarang bahannya, seperti jaring buat nangkap ikan.
Ah, itu ada yang bagus. Aku berjalan menuju arah barang itu di pajang, 1 meter sebelum sampai ke tujuan, aku melihat wanita medusa yang aku benci memegang baju itu.
"mbak aku ingin ini tolong dibungkus ya" katanya kearah pelayan.
"ow tidak bisa, aku duluan yang melihat baju itu" kataku dalam hati.
"mbak saya mau beli semua barang di outlet ini, jangan ada satupun barang yang dijual ke orang lain" kataku ke arah kasir sambil menyerahkan kartu kredit unlimited yang di berikan Revon ketika kami pertama menikah.
"termasuk baju itu" kataku menunjuk baju yang di pegang medusa itu.
Medusa itu melirikku dan kaget melihat ku membeli semua barang di outlet ini.
"maaf mbak barang ini milik ibu itu, maaf jadi saya gak bisa jual ke mbak" kata pelayan ke Suri.
Dia hanya melongo, mampu lo... gue gak akan biarkan lo bisa hidup tenang.
Aku berjalan mendekatinya dan berbisik di telinganya.
"Suri Suri, lebih baik lo nabung, karena sebentar lagi lo bakal miskin... buat apa lo pakai baju bermerek, gak cocok... walau kucing kampung pakai barang bermerek tetap kucing kampung gak akan berubah jadi kucing persia" kataku menyindirnya. Ya Allah maafin kesombonganku, tapi medusa ini harus di kasih pelajaran agar tidak lagi menghancurkan orang lain.
"lo pikir gue takut ancaman lo, cuih belagu... jangan kira gue bakal diam, lo hina" balasnya.
"ow ya lo kira gue cuma ngancam? lihat saja bentar lagi juga lo dapat kabar" kataku tertawa.
Semua pegawai outlet itu melihat pertengkaran kami. Bodo yang penting aku bisa melampiaskan kekesalanku. Dan yang paling aku gak bisa maafkan, tak ada sedikitpun penyesalan dan kata maaf dari mulutnya.