Lanjutan – End
****
Setelah melewati pertengkaran demi pertengkaran, aku dan Runna akhirnya melaksanakan akad nikah, aku menunggu dibawah dihadapan penghulu dan papanya Runna, aku sangat gugup hari ini, apa acara ini akan berjalan lancar, apa aku bisa melafazkan akad nikah dengan lancar, semua itu bergelantungan di otakku.
“itu pengantin perempuan nya sudah turun” kata MC nya
Aku melihat Runna berjalan diapit kakak iparnya, ya Allah cantik banget dan ayu, aku semakin mencintainya. Dia duduk disampingku dan penghulu menyuruhku memegang tangan papinya.
Setelah mengucapkan lafaz akad, akhirnya aku dan Runna sah sebagai suami istri. Tiba saatnya memohon maaf kepada para orang tua, aku yang selalu melakukan kesalahan memohon maaf dengan papi dan mami.
“papi dan mami, Revon mohon maaf jika selama ini Revon selalu membuat papi dan mami kecewa atas kelakuan Revon, Revon sadar tanpa perjuangan papi dan mami, Revon gak akan ada di bumi ini, terima kasih sudah berjuang melahirkan Revon, dan sekali lagi maaf sudah membuat papi dan mami kecewa” aku melihat papi menangis, aku yang gak pernah melihat papi menangis, ikut menangis, apa aku akan merasakan hal yang sama jika anakku kelak bertingkah seperti diriku. Mungkin iya.
Setelah akad nikah , dilanjutkan dengan resepsi di hotel.
Banyak tamu yang diundang keluarga kami, kami hanya bisa tersenyum menerima ucapan dan salam dari pihak tamu.
Mataku kemudian tertuju pada sepasang manusia yang paling ingin aku hindari, Suri dan Bagas… mereka kenapa pake datang kesini, bikin rusak suasana saja.
Suri pertama yang datang dan menyalami Runna, dan dia kembali menyindir Runna dan untungnya Runna membalas sindirannya. Good Girl Runna jangan mau kalah dengan wanita ular didepan kamu ini.
Kemudian Bagas menyusul menyalami kami. Setelah Bagas meninggalkan pelaminan, Runna berniat menyusulnya, aku tau dia akan bertanya tentang malam itu. Aku menahannya dengan alasan tamu masih banyak. Aku gak mau dia bertemu Bagas dan mulai mengorek – ngorek masalah malam itu, aku takut dia terluka. Nanti… nanti aku yang akan memberitahunya, harus aku bukan orang lain.
Aku tau dia marah aku melarangnya bertemu dengan Bagas. Gpp marah saja yang penting jangan pernah bertemu dia dan bertanya tentang malam itu.
Setelah acara resepsi kami kembali ke apartemen, saking lelahnya dia tertidur di mobil, aku yang kasihan membangunkannya menggendongnya menuju apartemen dan membaringkannya di kamar. Setelah mengganti baju aku menuju ruang kerja.
Tiba – tiba hpku berdering.
“Suri”
Buat apa lagi wanita ini menelepon.
“Halo, buat apa lagi lo hubungi gue, gue udah bilang jangan pernah ganggu gue dan Runna lagi”
“…”
“gak akan ada lagi kerjasama Suri”
“….”
“sial lo, lo suruh gue siksa Runna? Jangan harap kali ini gue ikuti kata – kata lo”
“….”
“semua kemaun lo sudah gue turutin apa lagi, bullshit gue capek… gue capek melakukan apa yang gak gue mau, udah cukup gue hancurin 1 orang jangan ada lagi 2 orang” aku membanting hp saking kesalnya dengan wanita ular itu, enak saja dia menawarkan kerjasama lagi, dan kali ini dia ingin aku menyiksa Runna dan membuatnya keguguran, siallllll lama – lama gue bisa bunuh wanita itu.