SEBUAH PELAJARAN TENTANG MANUSIA

158 19 0
                                    

"Kumohon Adhissa kau harus melawannya,bukan ini yang kau inginkan" Aku merengek disamping Adhissa memohon agar ia mengurungkan niat nya untuk menjual jiwa nya pada Bixbite.Adhissa menggelepar menahan rasa sakit dari setiap sel tubuhnya meresapi efek dari darah bixbite yang di minumnya,darah yang berisi virus yang akan merubahnya jadi sesuatu yang mengerikan.

" Ini belum terlambat Adhissa,kau tahu pasti bagaimana darah dari mahluk terkutuk itu merubah saudara mu,kau tak kan berubah menjadi mahluk mengerikan itu jika kau menolak darah itu,darah itu akan bekerja di tubuh mu hanya jika kau menerima nya."

" Mengapa kau fikir bukan ini yang ku inginkan,darah ini akan membuatku abadi,darah ini akan membuat kecantikanku sebanding dengan mu." Adhissa menggeram padaku,bola mata nya perlahan berubah kemerahan

" Dan mengapa kau ingin menjadi abadi Adhissa?, kau tahu sebuah keabadian adalah kutukan,Ia adalah sebuah penyiksaan pedih tak berujung kau sempurna Adhissa aku yang tidak sebanding denganmu bukan sebaliknya." Adhissa terus menggelepar,aku tahu ia ragu ragu,ia belum memutuskan menerima atau melawan efek dari virus itu,aku masih punya kesempatan.

" Kalian manusia memimpikan keabadian,karena ia sesuatu yang tidak di takdirkan untuk kalian,suatu saat,satu atau dua abad dari sekarang kau akan menyesali keputusan ini keabadian akan sangat mengerikan saat satu persatu orang yang kau cintai meninggalkanmu,saat itu kau akan sangat kesepian,dunia akan hampa dan buram bagimu,tak ada lagi keindahan yang bisa kau nikmati,kau hanya sepotong daging cantik tanpa jiwa,tanpa jiwa kecantikan mu tak akan berguna kau akan berubah jadi mahluk yang sangat mengerikan."

" Ohhhh Adhissa,ke fana an mu sebagai manusia adalah anugrah,hidup bisa sangat melelahkan hidup tak pernah sempurna dalam hidup rasa sakit sama pasti nya dengan kebahagiaan dan kedua hal itu menguras energi dari jiwa mu,saat jiwa mu lelah tubuh fana mu akan melemah dan saat itulah kematian adalah obat dari itu semua,kematian mu akan membebaskan mu dari tubuh fana mu mengambil jiwa mu dan membawa nya kembali ketempat dimana sebuah jiwa akan abadi tanpa kesengsaraan."

Adhissa menatapku dengan ragu,aku memeluknya memastikan keraguannya aku menangis pedih sesuatu yang sudah lama aku lupakan,Adhissa adalah sesuatu yang sangat murni ia begitu hidup,begitu penuh kebaikan sebelum aku merusaknya,patah hati sungguh bisa menyesatkan seorang wanita,tak perduli wanita dari bangsa manusia maupun Doria,jauh di ujung jantungku aku sangat memahami perasaan Adhissa saat ini,semakin besar cinta itu maka akan semakin besar rasa sakit yang ditimbulkannya. Aku memeluk Adhissa dengan erat berharap pelukanku akan meringankan rasa sakit yang sekarang di rasakannya,aku tahu pasti rasa sakit dari meminum darah bixbite tak sebanding dengan rasa sakit yang di timbulkan oleh cinta Adhissa untuk Loli yang terkoyak oleh penghianatan.

" Apa yang di ketahui mahluk sempurna seperti mu tentang rasa sakit yang aku rasakan sekarang,laki laki manapun akan bertekuk lutut padamu." Adhissa mulai melemah perlahan ia mulai menolak virus itu menguasai sel darah nya.

" Ohhh Adhissa,aku adalah contoh sempurna dari rasa sakit dan kesengsaraan,kau akan merubah pendapat mu itu jika kau tahu tentang kebenaran hidupku."

" Lepaskan darah terkutuk itu dari kerongkonganmu,kau memiliki segalanya dan darah itu akan merenggut segalanya dari mu.

Aku melupakan keberadaan Bix saat berusaha membuat Adhissa memahami seberapa mengerikannya infeksi yang di sebabkan darah Bix bagi dirinya, tanpa aku sadari Bixbite melesat merenggut ku dari Adhissa menarikku dinding transparant,tangan kejam Bix mencengkram leherku menggantungku di dinding yang dingin,tubuhnya merapat padaku sepasang mata merahnya mengawasiku penuh amarah.

"Seperti yang ku duga,kau akan datang untuk nya,wanita menyedihkan itu kini menjadi milikku,seperti manusia bernama Lolite itu menjadi milikmu!" Bix tersenyum sinis dan berbisik padaku,tangannya semakin kuat mencengkram leherku hidungnya menempel padaku menyesap aroma ku,nafasnya memburu membelai kulitku.buntutku menggelepar berusaha mencari pijakan,saat mata ku ber adu dengan mata miliknya,kutatap wajah Bix,aku hampir saja melupakan wajah itu,wajah yang dulu membiusku menyerahkan bangsa ku untuk di bantai oleh nya.

ORABLE - KISAH YANG HILANG DARI PLANET MARS & ATLANTISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang