ATLANTIA

157 15 0
                                    

 Aku melangkah hati-hati dibelakang Nox,kami memasuki sebuah tempat dimana sangat ramai penuh dengan kerumunan manusia-manusia yang sedang berpesta di tangan mereka tergenggam botol-botol minuman,mataku berkeliling mengawasi peradaban yang ada di sekelilingku,suasana ini tampak tak asing bagiku,aku seperti pernah melihat hal ini sebelumnya,Nox terus melangkah menggiringku mengikutinya.

" Mereka sedang merayakan bakal calon pewaris tahta yang akan segera lahir." Aku membuka pembicaraan ke Nox,aku yakin Nox mendengarnya namun ia sama sekali tak berpaling ia terus melangkah dan menggiringku masuk ke salah satu kedai,seorang manusia muda cantik menghampiri Nox sesaat ia terpatung aku memutar bola mataku,dan apakah Nox berfikir manusia tak akan terpesona dengan tampilan manusianya.

" Apakah anda membutuhkan sesuatu?"wanita muda itu tampak gugup menghadapi Nox,dan tentu saja dia Nox jangan kan manusia bahkan aku yang sudah mengenalnya berjuta juta abad lama nya tetap terintimidasi olehnya.

"Berikan kami meja itu!" suara dominan Nox menguasai wanita itu,tanpa berbicara dua kali pelayan itu menunju meja yang ditunjuk Nox membisikan sesuatu pada sepasang manusia yang sedang berada di meja tersebut.

Pria di meja tersebut tampak tidak senang dengan apa yang di ucapkan oleh si pelayan,matanya melebar lalu berdiri dengan kasar berjalan ke arah Nox sang pelayan mengikuti di belakang.

Pria itu tampak saat marah,aku yakin ia tak senang meja yang sudah terlebih dahulu ia tempati diminta oleh Nox,kemarahan jelas tergambar di wajah nya.

" Kau siapa seenaknya meminta meja yang sudah terlebih dahulu aku tempati!" Pria itu berbicara dengan lantang dan keras ke arah Nox,namun Nox diam satu satu nya reaksi yang dikeluarkan oleh Nox adalah dengan keanggunan megah khas Nox ia menurunkan tudungnya membuat manusia di depannya mempunyai akses jelas untuk bisa menatap tampian manusiawi Nox,manusia itu mundur beberapa langkah saat dapat melihat Nox dengan jelas,mematung sesaat dan lalu berpaling dan menggiring wanitanya yang juga terpaku menatap Nox mencari meja lainnya.

Dan disinilah kami ,duduk di sebuah kedai di tengah-tengah pusat peradaban Atlantis,meja kami dipenuhi dengan minuman minuman dengan aroma khas yang memabukkan,makan-makanan yang tampaknya adalah makanan lezat bagi manusia,Nox belum mengeluarkan suara apapun.

" Dan mengapa kita disini?" aku mulai merindukan suara Nox

" Melihat.." sebuah jawaban yang membimbingku ke pertanyaan selanjutnya

" Melihat apa?" aku tak sanggup menahan lidahku

" Melihat cacat sebuah peradaban dari mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna." Nox kembali memberi jawaban yang menimbulkan pertanyaan lainnya

" Mereka tampak sempurna,mereka sebuah peradaban sempurna,maju,makmur dan indah." Aku mendebat

" Lihatlah dengan mata dan Jiwamu jangan dengan kesombonganmu." Nox mengeluarkan suara dominannya

" Doria tak memiliki sifat sombong,Tuanku." Aku tak tahan untuk berdebat

" Ohhh,kau memilikinya Orable!"

" Kesombongan apa yang kumiliki tuanku,kesombongan apa yang mungkin dimiliki oleh seorang Doria yang karena kelalaiannya mengantarkan kaumnya sendiri pada kepunahan." Nox menatapku

" banyak hal yang kau lakukan berdasar pada kesombonganmu,Orable."

" Terangkan satu atau dua diantaranya."

ORABLE - KISAH YANG HILANG DARI PLANET MARS & ATLANTISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang