7. Pasbar (sambungan)

45 10 10
                                    

Hah...

Hah....

Suara napas tersenggal-senggal. Dengan langkah besar keduanya berlari. Sesekali menegok kearah belakang dan

Aaaaaaaaaaaaaaaa.......

Bandung, Otista. 02.15 WIB

"Sudah sadar??" tanya seseorang pada Raka yang perlahan membuka matanya.

"Siapa? Anda siapa??" jawab Raka dengan sedikit menutup wajah ketakutan dan suara bergetar.

"Maaf tadi saya nambrak kalian. Saya bawa kalian kesini. Saya Rahmat!" mengusap pundak Raka yang masih ketakutan.

"Oh.. Begitu ya. Maaf ya pa jadi merepotkan"

"Ade ini kenapa semalam lari kocar-kacir??" tanya si bapa dengan mengerutkan dahi.

"Saya sama sahabat saya di teror pa" jelas Raka sedikit lebih tegas.

"Dimana ini??" suara lirih Fiko memotong obrolan keduanya.

"Udah sadar?? Kita dirumah pa Rahmat" jelas Raka menyandarkan tubuh Fiko ketembok.

"Mau diambilkan minum??"

"Gausah pa, gapapa"

"Jadi semalam kenapa? Ada apa?"

"Jadi semalam saya sama sahabat saya diteror arwah tukang bakso gitu pa. Serem kepalanya putus gitu. Kita dikejar kepala pa" jelas Raka sedikit mengusap tengkuk lehernya.

"Bakso saya juga berubah jadi mata melotot, ada telinga sama urat manusia pa!" sambung Fiko ikut dalam pembicaraaan.

"Warung bakso dipojok pasbar?? Kenapa makan disana?"

"Emang kenapa??"

"Itu udah lama juga ga dibuka. Orang 13 taun lalu udah ditutup sama polisi" jelas si bapa sembari menyulut roko putih.

"13 taun lalu?? Berarti waktu saya SMA dong pa."

"Iya mungkin seperti itu den, warung itu sudah lama ga dibuka"

"Kenapa??"

"Begini ceritanya...

Bandung, Januari 2005.

Hiruk pikuk kota kuliner Bandung memang tak pernah sepi dan padam. Kota dengan segudang kuliner slalu menarik perhatian warga asing maupun lokal untuk berwisata berburu makanan enak dan sedap.

Bakso Kikil Sapi mang Jojo. Warung bakso yang tak pernah sepi pelanggan tempatnya dipojok pasbar. Walau begitu tetap ramai pengunjung.

Kuah gurih dari rebusan kaki sapi berpadu dengan segarnya perasan air jeruk juga dinginnya es batu membuat banyak pelanggan ketagihan makan ditempat ini.

Lambat laun, terjadi sedikit perselisihan dan keserakahan. Dimana warung bakso tak lagi bekerja sama dengan pedagang es jeruk lagi. Karna adanya produk olahan yang lebih praktis. Timbul rasa dendam dalam hati pedagang es jeruk yang tak lain dan tak bukan adalah mamang Agus. Adik dari pemilik warung Jojo.

28 Januari. Tepat pukul 12 malam. Hujan mengguyur kota Bandung. Namun warung bakso tak pernah sepi pengunjung.

"Ojo!!" suara teriakan srorang pria sontak mengagetkan seluruh ruangan. Hening sejenak.

Mata merah, pakaian lusuh. Dua kampak dikedua genggamannya.
"Aaaarrrrggggg......!!"

Dengan hawa nafsu, pria berkampak itu memenggal seluruh pengunjung yang ada. Rapi, semua dilakukan secara rapi.

"Mamang??"

Suara gadis muda mengagetkan pria yang tengah menggusur mayat-mayat kepojok ruangan.

"Ayu mau apa kamu kesini??"

"Ada apa ini mamang?? Kenapa banyak darah??!"

"Diam kamu Ayu!" berlari kearah Ayu dan dengan sigap tangan kekar itu memenggal kepala Ayu. Kepala dengan rambut panjang itu tergeletak tepat dipintu masuk warung bakso.

Suasana ngeri lantai penuh darah dan potongan kepala manusia membuat hati Agus bergidik sendiri.

Dan Agus juga tergorok. Begitu den ceritanya" jelas Rahmat menatap wajah Raka dan Fiko dengan senyum sedikit haru.

"Agus tergorok juga, siapa yang membunuhnya??" tanya Raka semakin penasaran.

"Tak ada yang tau,"

"Tapi Agus mati kan pa??"

"Ada yang bilang sih mati den ada yang bilang idup Infonya simpang siur!"

"Wah bahaya ya pa kalo pembunuhnya masih idup" Raka sedikit mengusap dagunya menatap wajah Rahmat.

"Ya pasti den, tapi sipembunuh katanya masih suka datang ke warung sekedar buat cek keadaan!"

"Kenapa ga ditangkap polisi??"

"Bagaimana bisa ditangkap jelas Agus tergorok"

"Memang tak ada tersangka lain??"

"Katanya sipembunuh punya tanda bekas gorokan dilehernya. Dan ada yang bilang

"Ko bapa tau betul??" tanya Fiko masih melamun menatap sesuatu aneh terjadi diantara Raka dan Rahmat.

"Ya saya kan tinggal disini.." jawab Rahmat dengan sedikit senyuman.

"Kalo saya boleh tau luka gorokannya seperti apa??" tanya Fiko memperhatikan Rahmat dengan sedikit gugup.

"Iya seperti emmm...." menggaruk lehernya dengan senyuman.

"Jadi???"

Jadi apa yang terjadi selanjutnya??? Coba pikirkan ya... Kira-kira apa yang akan terjadi sama mereka??.

⛔⛔

Pesan dalam cerita...
1. Duh.. Jangan suka ngambil hak orang.
2. Rezeki diatur Tuhan.
3. Hati2 cari tempat makan ya gais....

Budayakan vomennt😊

Note : Cerita dari mulut ke mulut.

PREDATORS | THE WAY YOU SEE THE WAY YOU DO❗ | [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang