Suara gemerincik hujan membasahi lantai terdengar sangat jelas. Hingga membuat bulu kuduk merinding. Udara yang dingin terasa menusuk ke dalam lapisan kulit dan menembus tulang saking dinginnya hawa malam ini. Decit suara lantai yang terlintasi roda mengantar makan makan, suara angin mendesau tirai-tirai penutup jendela kaca juga making membuat suasana begitu terasa mencekam.
Sebuah ruangan khusus Ibu melahirkan di salah satu Rumah Sakit di Bandung ( nama dilindungi ) itu sangat sepi hanya ada tiga sampai empat pasien rawat-inap sebelum lahiran. Begitu juga suster dan petugas jaga malam, tak terlalu banyak mondar-mandir. Karena bawa dingin dan seram, mereka lebih memilih diam di meja khusus penerimaan tamu, yang terletak di seberang depan kamar inap. Dua sampai lima orang jaga disana. Terlebih pars pasien juga tak memencet tombol darurat atau sebagainya. Jadi, mereka lebih memilih diam sambil mengawasi juga sesekali mengecek ke dalam kamar.
Jam menunjukkan pukul 23 lewat 45 menit, dan keadaan Rumah Sakit sudah sangat sepi sekali. Seperti tak ada tanda-tanda kehidupan.
Suara serine ...
Suara serine dari mobil ambulance terdengar nyaring menggema ke seluruh penjuru rumah sakit termasuk kamar inap ibu melahirkan. Diiringi suara kelagapan orang-orang mendorong kasur roda pembawa pasien entah itu pasien kecelakaan atau melahirkan atau bahkan pasien meninggalkan dunia.
"Kira-kira itu pasien apa ya?" Tanya seorang perawat wanita sambil menulis sesuatu di buku tamu.
Tak ada yang menjawab, mereka hanya mengangkat bahu tanda tak tau. Mereka hanya saling menatap satu sama lain sambil memeluk tubuh masing-masing.
Dari kejauhan terdengar sebuah suara lari gusar dan getir mendekat ke arah meja tamu. Sontak mereka mendekat ke arah tembok, "Sstt.., denger enggak ? Apa ya?" Bisik seorang lainnya yang berdiri di depan meja menatap ke arah koridor yang luas dan remang-remang.
"Apa? Suara apa?" Tanya yang lainnya sambil mendekat. "kayanya ada yang lari kesini deh?" Sambungnya bersembunyi belakang sang perawat lainnya.
"Eh, iya iya." Jawabnya seraya mundur, ketakutan.
Sebuah bayangan hitam besar, dan agak aneh mendekat ke arah mereka berlima. Bayangan itu makin lama making besar namun semakin pudar. Mereka berlima kembali saling menatap ketakutan.
"Hah... hah... hah... "
Suara napas terengah-engah mendekat kearyab mereka semua dan sontak mereka bangkit dari duduk mereka. "Astaga, Arman, ngagetin!" Sentak perawat wanita.
"Iya, kenapa sih kamu?!" Timpal perawat pria, mendekat sambil mengusap-ucap pundak Arman. "Duduk, duduk!" Sambungnya menarik bangku plastik untuk Arman.
"I--tu ... hah... i--tu, ada yang kelindes kereta. Merinding, aku liat pas kain penutupnya ketiup angin. Ihh..." Ucapnya sambil bergidig ketakutan.
"Masa sih? Sengeri itu ya?"
"Bukan lagi, kepalanya pecah, udah gak ada bentuknya." Ucapnya dengan masih bergidig heran dan nyaris jijik.
"Langsung masuk ke kamar belakang, loh!"
Salah seorang perawat pria berkacamata, berbadan jangkung yang duduk di dekat tembok berdiri dan meregangkan tangannya.
Semilir aroma pengharum lantai khas bau rumah sakit tercium amat pekat, malam suntuk dengan hawa dan bau dingin semakin mempertegas suasana mistis malam ini.
"Pak Sudar belum datang ya? Padahal sudah lewat jam dua belas loh, kok belum datang bawa makan malem buat staf."
Timpal Ardam celingukkan, "Iya, kemana ya? Mana bau aroma pel-an, makin sakit perut karena lapar."

KAMU SEDANG MEMBACA
PREDATORS | THE WAY YOU SEE THE WAY YOU DO❗ | [On Going]
Horror[ SEDANG DALAM MASA VAKUM + SLOW UPDATE!] #3 on Gosh [26-8-2018] #2 ceritaserem [05-06-2019] [DON'T COPY MY BOOK!] & [CREATE YOUR OWN STORIES] Cover: Oleh Snnaaappe via Photogrid&PicsArt Story Genre : Horror [Nonfiction+True experience] Berisi cerit...